Pernahkah kalian merasa bahwa kemampuan adalah sesuatu yang tetap dan tidak dapat diubah? atau apakah kalian percaya bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan dengan terus belajar?
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, ketelampilan, sikap, nilai, dan perilaku baru. Di mana dalam proses belajar itu ada interaksi aktif dengan lingkungan dan perubahan tersebut bersifat permanen (Setiawati, 2018).
Jika kalian percaya bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan dengan dengan cara terus belajar bererti kalian termasuk kedalam golongan growth mindset.
Sementara fixed mindset merupakan pola pikir yang membuat kalian percaya bahwa kecerdasan itu tetap. Jadi jika ada suatu bidang yang tidak bisa kalian kuasai, kalian percaya bahwa hal itu tidak akan pernah bisa kalian kuasai (Perbedaan Growth Mindset & Fixed Mindset untuk Tingkatkan Kualitas Hidup, t.t.).
Istilah fixed mindset dan growth mindset pertama kali dicetuskan oleh peneliti di Universitas Stanford yaitu Carol Dweck seorang penulis buku psikologi terkenal.
Dalam penelitian tersebut beliau mencoba menjelaskan bahwa manusia memiliki memiliki keyakinan berbeda dan percaya pada karakter sendiri (FIXED MINDSET DAN GROWTH MINDSET DALAM DUNIA PENDIDIKAN | Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Website Resmi, t.t.)
Carol Dweck, Psikologi Stanford menuangkan pemikirannya dalam buku ‘Mindset: The New Psychology Of Success’ tentang kekuatan mindset baik secara sadar maupun tidak sadar (Fixed vs Growth, t.t.)
Mindset fixed mengacu pada keyakinan bahwa kemampuan atau bakat adalah sifat tetap yang tidak berubah seiring waktu (O’Keefe dkk., 2018).
Mindset ini menganggap usaha sebagai hal yang buruk karena seseorang tidak perlu bekerja keras jika mereka memiliki bakat atau keterampilan. Mereka yang memiliki pola pikir seperti itu khawatir dengan penampilan yang cerdas untuk membuktikan kemampuan mereka.
Individu yang diajarkan untuk memiliki perilaku ini berfokus pada bagaimana mereka dinilai. Akibatnya, rasa takut tidak memenuhi harapan berkembang selama masa kanak-kanak. Lebih jauh lagi, mereka melihat ketidakberdayaan sebagai tanda kegagalan, yang berarti sudah waktunya untuk menyerah (Fixed vs. Growth Mindset, 2022)
Contoh Mindset fixed, seorang siswa kelas 10 yang selalu meraih nilai bagus, menghadapi tantangan ketika ia mulai belajar fisika. Dengan mindset fixednya, siswa tersebut percaya bahwa kecerdasannya adalah sesuatu yang tetap, sehingga ketika dia mendapatkan kesulitan, dia langsung menyerah dan berkata, “Aku tidak bisa fisika. Aku tidak punya bakat untuk itu.”
Meskipun sebelumnya Ia selalu sukses, ketakutannya akan kegagalan membuatnya menghindari tantangan dan enggan berusaha lebih keras. Akibatnya, siswa tersebut tidak hanya kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya, tetapi juga mengalami tekanan dan kecemasan saat menghadapi ujian.
Orang yang memiliki growth mindset menganggap kemampuan sebagai sesuatu yang dapat dibentuk. Karena itu, mereka percaya bahwa bakat berkembang seiring waktu melalui latihan, studi, dan usaha lainnya. Mereka menikmati tantangan dan lebih cenderung mengeksplorasi dan menerima pengalaman baru.
Alih-alih menganggap kesalahan sebagai akhir, mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk mencoba pendekatan baru. Mereka terbuka untuk membuat kesalahan demi pembelajaran. Ini berarti mereka mengembangkan ketahanan dan kegigihan selama tahun-tahun pembentukan diri mereka.
Siswa dengan pola pikir berkembang memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dalam banyak situasi yang menantang. Misalnya, mahasiswa perguruan tinggi daring dengan pola pikir berkembang akan secara aktif mencari peluang untuk bersosialisasi dan berteman terlepas dari latar belakang akademis mereka yang unik (Fixed vs. Growth Mindset, 2022).
Baca juga:Â Membangun Kesadaran Diri tentang Kesehatan Mental dengan Mindset yang Baik
Dalam konteks pembelajaran, growth mindset terbukti jauh lebih efektif daripada fixed mindset. Growth mindset memandang kemampuan sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan melalui usaha dan pembelajaran, mendorong motivasi, ketekunan, ketahanan terhadap kegagalan, dan kreativitas.
Sebaliknya, fixed mindset, yang menganggap kemampuan sebagai bawaan dan tak berubah, justru dapat menyebabkan kurangnya motivasi, mudah menyerah, dan kurangnya daya tahan menghadapi tantangan.
Oleh karena itu, mengadopsi dan mengembangkan growth mindset sangat penting untuk mencapai kesuksesan belajar, karena hal tersebut akan menciptakan landasan mental yang kuat dalam menghadapi tantangan, terus belajar, dan memaksimalkan potensi diri (Kiger, 2017).
Mengadopsi growth mindset menghasilkan dampak positif jangka panjang yang signifikan, melampaui peningkatan performa kerja instan seperti yang ditunjukkan studi Wiguna & Netra (2020). Ia mendorong learning throughout life, membangun ketahanan terhadap kegagalan sehingga meningkatkan kepercayaan diri dan resiliensi dalam menghadapi tantangan.
Lebih jauh, growth mindset berkontribusi pada kompetensi pengembangan diri dan orang lain, memberikan manfaat tidak hanya bagi individu, tetapi juga organisasi dan masyarakat. Seperti yang ditekankan Josh Waitzkin, growth mindset mendorong proses pembelajaran jangka panjang yang berkelanjutan, menghindari kepuasan diri yang statis dan mengarah pada pencapaian keunggulan.
Singkatnya, growth mindset membangun fondasi untuk kesuksesan berkelanjutan dalam berbagai aspek kehidupan, baik profesional maupun personal (Artikel: Peran Growth Mindset vs. Fixed Mindset pada Pengembangan Diri dan Orang Lain, t.t.).
Untuk meningkatkan prestasi belajar, dimulai dengan mengubah pola pikir tetap (fixed mindset) menjadi pola pikir berkembang (growth mindset). Mulai dari mengenali dan menantang pikiran-pikiran negatif (“Aku tidak bisa”), dan menggantinya dengan pernyataan positif yang berfokus pada usaha (“Aku perlu berlatih lebih”).
Lalu kembangkan growth mindset dengan fokus pada proses belajar, bukan hanya hasil akhir, cari tantangan untuk mendorong pertumbuhan, belajar dari kesalahan sebagai peluang perbaikan, terbuka terhadap masukan, berlatih secara konsisten, dan cari dukungan dari orang sekitar. Perubahan pada mindset ini membutuhkan waktu dan kesabaran, tetapi hasilnya akan meningkatkan potensi belajar secara maksimal (Ph.D, 2021)
Dalam hal ini orang tua juga dapat mendungkung setiap proses perkembangan anak. Peran orang tua dan lingkungan sangat krusial dalam menanamkan growth mindset pada anak ini juga perlu di lakukan (Mnpadmin, 2022). Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara:
- Berikan penghargaan atas usaha dan proses belajar, bukan hanya pada hasil akhir. Akui setiap upaya, walau hasilnya belum sempurna.
- Tunjukkan kepercayaan pada kemampuan anak untuk berkembang. Ucapkan kata-kata motivasi yang membangun kepercayaan diri, seperti, “Aku yakin kamu bisa!”
- Ubah persepsi terhadap kegagalan dan jadikan kegagalan sebagai peluang belajar dan pertumbuhan, bukan sebagai tanda ketidakmampuan.
- Dorong anak untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru. Belajar hal baru memperkuat koneksi neuron dan meningkatkan kemampuan kognitif.
- Tekankan pentingnya motivasi internal. Dorong anak untuk belajar dan berkembang karena keinginan untuk tumbuh, bukan untuk mencari pengakuan dari orang lain.
Penulis:Â Zakia Annisa
Mahasiswa Psikologi Islam, Institut Agama Islam Negeri Langsa
Referensi:
Artikel: Peran Growth Mindset vs. Fixed Mindset pada Pengembangan Diri dan Orang Lain. (t.t.). Diambil 29 Desember 2024, dari https://bppk.kemenkeu.go.id/pusdiklat-kepemimpinan-dan-manajerial/artikel/peran-growth-mindset-vs-fixed-mindset-pada-pengembangan-diri-dan-orang-lain-986174
FIXED MINDSET DAN GROWTH MINDSET DALAM DUNIA PENDIDIKAN | Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Website Resmi. (t.t.). Diambil 27 Desember 2024, dari https://www.uinjkt.ac.id/id/fixed-mindset-dan-growth-mindset-dalam-dunia-pendidikan
Fixed vs Growth. (t.t.). Diambil 27 Desember 2024, dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-makassar/baca-artikel/15297/Fixed-vs-Growth.html
Fixed vs. Growth Mindset: The Two Basic Types That Shape Our Lives in 2024. (2022, Maret 29). Research.com. https://research.com/education/fixed-mindset-vs-growth-mindset
Kiger, L. L. (2017). Growth Mindset in the Classroom. 1(1).
mnpadmin. (2022, Oktober 10). Tinggalkan Pola Pikir Lama, Implementasikan Growth Mindset dari Sekarang! Multimedia Nusantara Polytechnic. https://mnp.ac.id/growth-mindset/
O’Keefe, P. A., Dweck, C. S., & Walton, G. M. (2018). Implicit Theories of Interest: Finding Your Passion or Developing It? Psychological Science, 29(10), 1653–1664. https://doi.org/10.1177/0956797618780643
Perbedaan Growth Mindset & Fixed Mindset untuk Tingkatkan Kualitas Hidup. (t.t.). kumparan. Diambil 27 Desember 2024, dari https://kumparan.com/kumparanwoman/perbedaan-growth-mindset-and-fixed-mindset-untuk-tingkatkan-kualitas-hidup-1ykL5MIKxj8
Ph.D, J. S. (2021, Oktober 27). 18 Best Growth Mindset Activities, Worksheets, and Questions. PositivePsychology.com. https://positivepsychology.com/growth-mindset/
Setiawati, S. M. (2018). TELAAH TEORITIS: APA ITU BELAJAR ? HELPER : Jurnal Bimbingan dan Konseling, 35(1), 31–46. https://doi.org/10.36456/helper.vol35.no1.a1458
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News