Aku Milikmu

aku milikmu

Hanya Allah Yang Mengetahui Kemampuan Manusia !

Bila kita bertanya siapakah yang paling mengetahui kemampuan kita?

Jawabannya bukan diri kita sendiri, bukan orang tua kita, bukan guru kita, namun yang paling mengetahui adalah Sang Pencipta manusia.

Bacaan Lainnya
DONASI

Sebagai Pencipta, Dia-lah yang mengatur semua undang-undang dan hukum untuk manusia, karena Dia-lah yang benar-benar mengetahui apa yang terbaik untuk manusia.

Semua perintah dan larangannya tidak keluar dari satu tujuan yaitu mengantarkan manusia menuju kondisi yang terbaik, yang paling sempurna dan meraih kebahagiaan yang sebenarnya.

Nah, salah satu poin yang tidak boleh terlewatkan adalah bahwa semua perintah Allah swt itu mampu dilakukan oleh manusia. Allah swt tidak akan memerintahkan atau melarang sesuatu yang manusia tidak mampu untuk melaksanakannya.

Apabila ada seseorang menganggap bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan sebuah perintah Allah swt atau tidak mampu menghindari larangannya, berarti ia sedang membohongi dirinya sendiri dan mendustakan ayat-ayat Allah swt. Allah swt berfirman :

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡ

“Allah tidak membebani seorang hambanya melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya.” (QS.Al-Baqarah:286)

Allah swt mengetahui berbagai kelemahan manusia, maka ada pengecualian-pengecualian dalam hukum-hukum tersebut. Misalnya orang yang musafir bepergian jauh boleh tidak melakukan puasa. Yang tidak mampu berdiri, diperbolehkannya  untuk shalat sambil duduk. Dan seterusnya.

Allah swt berfirman,

يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمۡۚ وَخُلِقَ ٱلۡإِنسَٰنُ ضَعِيفٗا

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS.An-Nisa’:28)

Karena itu suatu bohong besar jika seseorang mengatakan ia tidak mampu menjalankan perintah dan hukum-hukum Allah swt, karena Allah swr tidak pernah memberikan perintah atau larangan di luar kemampuan manusia.

Menjalani ketaatan kepada Allah memang tidak mudah, ada banyak rintangan, rayuan dan godaan untuk tidak menjalankannya.

Namun ketika ada niat dan usaha untuk menjalankan ketaatan kepada Allah swt, maka disitu Allah swt akan memberikan bantuan kepada kita untuk mampu melewati semuanya.

Sebagaimana ketika Allah swt mewajibkan haji, maka haji itu menjadi wajib ketika Allah swt telah memberikan kecukupan dalam harta dan kemampuan kesehatan bagi yang hendak menjalankannya. Begitu juga zakat menjadi wajib ketika orang itu telah diberi kemampuan oleh Allah swt untuk menjalankannya.

Allah suka mendahulukan yg lebih mudah baru yg lebih sulit.

Setelah syahadat, kewajiban pertama yg diwajibkannya adalah ibadah badan (خلقية), bukan ibadah harta krn nafsu manusia lebih pelit mengeluarkan harta.

Kewajiban shalat didahulukannya daripada puasa karena menahan lapar dan haus seharian lebih susah daripada shalat.

Allah swt baru mewajibkan zakat setelah manusia terlatih kepekaan sosialnya lewat puasa. 

Kewajiban zakat didahulukannya daripada haji karena orang yg naik haji tak hanya harus mengeluarkan biaya yg besar, tapi juga kepayahan selama perjalanan.

Nabi Saw Bersabda : 

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهاَدَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنْ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقاَمِ الصَّلاَةِ وَإِيْتاَءِ الزَّكَاةِ وَصَومِ رَمَضَانَ وَحَجِّ البَيْتِ لِمَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلأ (متفق عليه)

Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada Tuhan yang haq selain Allah swt dan bahwa Muhammad Saw adalah utusan Allah swt, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang mampu. (Muttafaqun alaihi)

Ada kekuatan didalam kesetiaan. Orang yang setia adalah orang yang kuat karena dia mau mengalahkan nafsu dan keinginan pribadinya demi kesetiaannya kepada Allah swt dan orang lain. Wujud ketaqwaan kita kepada Allah swt adalah menunaikan segala perintahnya dengan istoqomah atas dasar ketaqwaan kita kepada Allah swt. Salah satunya dengan zakat akan menolong kita di akhirat dengan keberkahan juga pahala yang berlipat. Kepadanyalah kita Akan kembali.

Penulis: Anurotur Rosyidah
Peserta beasiswa Cendekia Baznas Ma’had aly hasyim Asy’ari Tebuireng

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI