Verbal bullying di sekolah didasarkan bentuk intimidasi yang terjadi melalui kata-kata yang yang mengakibatkan seorang anak mengalami trauma yang berkepanjangan anak yang mengalami bullying verbal mengalami tindakan yang merasa tertekan, cemas, dan kehilangan kepercayaan diri.
Situasi ini berdampak serius pada perkembangan emosional dan sosial mereka penting bagi orang tua dan guru serta teman-teman sebayanya untuk mengenali tanda-tanda anak yang menjadi korban verbal bullying dan memberikan dukungan kepada korban, serta menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, dan tenang disekolah, dirumah serta ditempat umum.
Upaya pencegahan dilalui Pendidikan dan komunikasi yang terbuka dan dapat membantu mengurangi kasus bullying verbal dikalangan anak-anak. Pendekatan yang lebih peka terhadap dampak verbal bullying sangatlah penting, baik dalam gejala-gejalanya maupun dalam memberikan dukungan untuk pemulihan anak-anak.
Verbal bullying disekolah dasar menjadi masalah yang serius yang memengaruhi banyak anak. Bentuk bullying ini meliputi ejekan, hinaan, nama panggilan yang merendahkan, ancaman bahkan mengalami kekerasan. Seringkali pelaku bullying menggunakan kata-kata yang ditunjukkan kepada korban untuk intimidasi atau mempermalukan korban di depan teman-temannya.
Dalam jangka panjang, trauma akibat verbal bullying bisa menimbulkan gangguan emosional yang serius seperti kecemasan, depresi, atau rasa tidak berharga anak-anak yang terus menerus dihina atau diejek dapat mulai meragukan kemampuan diri mereka sendiri, mereka merasa tidak diinginkan, atau bahkan mereka percaya bahwa layak diperlakukan dengan tidak adil.
Hal ini dapat mempengaruhi prestasi akademik dan hubungan sosial mereka, serta kemampuan untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan.
Anak-anak yang menjadi korban verbal bullying seringkali merasa tersaingi dan kehilangan rasa percaya diri, mereka mungkin mengalami dampak jangka panjang, seperti kecemasan, depresi, dan masalah dalam berinteraksi sosial.
Selain itu, performa mereka bisa menurun akibat tekanan emosional yang mereka alami. Adapun pengaruh dampak jangka seperti kehilangan rasa percaya diri.
Anak-anak yang terus dihina atau direndahkan dengan kata kata bisa mengalami penurunan harga diri yang signifikan. Mereka mulai merasa tidak berharga dan meragukan kemampuan pada diri mereka sendiri. Hal ini dapat membuat mereka merasa tidak cukup layak untuk diterima dalam kelompok sosial mereka.
Penting untuk mengenali tanda-tanda bullying verbal. Anak-anak yang mengalami verbal bullying mungkin mereka menunjukan perilaku, seperti menarik diri dari aktivitas sosial, menghindari diri dari lingkungan di sekolah, atau menunjukan gejala fisik seperti sakit.
Oleh karena itu peran orang tua dan guru sangat krusial, mereka mungkin perlu membangun komunikasi yang terbuka, sehingga anak merasa aman untuk berbagi cerita pengalaman mereka. Anak-anak yang menjadi korban verbal bullying sering menunjukan perilaku tertentu yang mencerminkan dampak emosional dan psikologis dari dampak yang mereka alami tersebut.
Sekolah juga mengambill lamgkah-langkah pro aktif untuk mencegah terjadinya kasus verbal bullying yang dialami oleh korban yang masih sekolah dasar yang dilakukan oleh teman teman korban.
Langkah-langkah tersebut seperti mengadakan program pendidikan tentang empati dan pentingnya menghormati perbedaan dan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung dan positif, kita dapat membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang tanpa takut terhadap intimidasi terhadap korban verbal bullying.
Selain membantu anak menghadapi kasus verbal bullying, orang tua juga harus mendukung pengembangan dan keterampilan sosial, mengajak anak-anak untuk berpatisipasi, dalam kegiatan kelompok dalam meningkatkan kepercayaan diri dan membuat mereka membangun hubungan positif dengan teman sebayanya.
Orang tua juga harus menemani anak pergi supaya tidak tertekan dengan rasa traumanya serta mengajak bermain kesubuah tempat dan juga mendengarkan keluh kesah yang dialami oleh anak yang menjadi korban verbal bullying.
Jika anak-anak menunjukan tanda tanda stress yang berkepanjangan atau kesulitan dalam menghadapi verbal bullying adalah dengan cara mencari bantuan psikolog atau ke konseling agar anak bisa menghilangkan rasa traumanya mungkin diperlukan.
Jika seorang anak masih mendapatkan perlakuan verbal bullying oleh teman-temannya, pelaku bisa ditindak secara kekeluargaan dengan cara mengundang orang tua korban serta orang tua pelaku dan juga guru yang bersangkutan serta kepala sekolah yang ada di sekolah tersebut untuk berunding mengenai masalah tentang kasus verbal bullying tersebut,
Kemudian sebuah solusi, dalam mencari jalan keluar sampai anak yang menjadi korban verbal bullying ini tidak mendapatkan gangguan oleh para pelaku verbal bullying tersebut, serta hidup tenang seperti sebelum mendapatkan intimidasi verbal bullying tersebut.
Dari banyaknya kasus verbal bullying yang marak pada akhir akhir ini yang terjadi pada anak-anak sekolah dasar, kebanyakan anak-anak tersebut yang mengalami kasus verbal bullying ini mengalami sebuah rasa trauma yang berkepanjangan sehingga banyak anak-anak yang menjadi korban verbal bullying ini tidak mau sekolah lagi atau bahkan beberapa anak yang menjadi korban verbal bullying ini meminta agar bisa pindah sekolah karena tidak kuat mengalami sebuah kasus bullying ini.
Maka dari itu pentingnya orang tua dan juga serta guru untuk memberikan edukasi terhadap maraknya sebuah kasus verbal bullying ini agar para calon korban yang belum terkena kasus verbal bullying ini agar tidak terkena juga kasus yang sama yang terjadi oleh sebelumnya, dan para pelaku verbal bullying harus diberikan edukasi dan peringatan tentang pentingnya menjaga sikap agar tidak terulang kasus yang sama serta diberikan jerat hukuman untuk tidak mengulang dan melakukan kasus verbal bullying tersebut.
Penulis:Â M. Nur Fadillah Mursyidin
Mahasiswa Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News