Pengelasan merupakan teknik utama dalam penyambungan logam, terutama di sektor konstruksi baja yang terus berkembang. Shielded Metal Arc Welding (SMAW), metode pengelasan yang menggunakan panas listrik untuk melelehkan elektroda, menjadi pilihan dominan di Indonesia. Meskipun demikian, proses ini sering menghasilkan cacat seperti retakan, yang dapat memengaruhi kekuatan dan kualitas sambungan.
Metode Penelitian
Untuk mengatasi masalah kegagalan sambungan las, penelitian ini menggunakan pendekatan Six Sigma dengan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Pendekatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengurangi cacat pada proses pengelasan, sehingga meningkatkan kualitas produk.
- Define: Tahap ini berfokus pada identifikasi masalah utama, yaitu tingginya tingkat kegagalan sambungan las pada proses SMAW.
- Measure: Mengumpulkan data kegagalan sambungan las melalui inspeksi visual dan pengujian non-destruktif seperti uji ultrasonik.
- Analyze: Analisis akar penyebab dilakukan dengan diagram Pareto dan Ishikawa untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan.
- Improve: Implementasi solusi meliputi optimasi parameter pengelasan, seperti pengaturan arus dan kecepatan, serta penerapan standar prosedur operasional (SOP) yang lebih baik.
- Control: Pengawasan berkelanjutan melalui kontrol kualitas dan pelatihan operator untuk menjaga konsistensi hasil.
Baca juga:Penerapan Lean Six Sigma untuk Mengurangi Pemborosan pada Proses Produksi Susu Pasteurisasi
Faktor Penyebab Kegagalan Sambungan Las
Beberapa faktor utama penyebab kegagalan sambungan las pada SMAW meliputi:
- Kualitas Elektroda: Penggunaan elektroda yang tidak sesuai spesifikasi material.
- Parameter Pengelasan: Kecepatan, arus, dan sudut elektroda yang tidak tepat.
- Teknik Pengelasan: Kesalahan dalam posisi elektroda atau suhu las.
- Kondisi Lingkungan: Kelembapan dan angin yang memengaruhi kestabilan busur las.
Manfaat Penerapan Six Sigma
Implementasi Six Sigma dalam pengelasan dapat memberikan berbagai manfaat, seperti:
- Peningkatan Kualitas Produk: Mengurangi cacat dan kegagalan, meningkatkan daya tahan sambungan.
- Efisiensi Biaya: Mengurangi biaya perbaikan dan limbah produk cacat.
- Kepuasan Pelanggan: Produk berkualitas tinggi meningkatkan kepercayaan konsumen.
 Â
Simpulan
Melalui penerapan metode Six Sigma, penelitian ini bertujuan untuk menurunkan tingkat kegagalan sambungan pada pengelasan SMAW dengan mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengimplementasikan solusi. Hasilnya diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengendalian kualitas pengelasan di industri manufaktur dan sektor terkait.
Penulis: Ilham Zaky Zanuar
Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News