Apakah Peran Akutansi akan Tergantikan oleh Teknologi?

Peran Akutansi
Ilustrasi Peran Akuntansi (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Banyak yang menyebarkan berita bahwa peran akuntansi di masa depan akan digantikan dengan peran teknologi yang semakin canggih.

Hal ini mungkin bisa saja terjadi di semua sektor kegiatan, bukan hanya dari sektor akuntansi yang akan mengalami perubahan atau penggantian dengan teknologi yang semakin canggih tetapi, banyak sektor kegiatan di pusat pemerintahan ataupun perusahaan akan tergantikan oleh teknologi.

Mengingat semakin pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan kebutuhan pada pasar bergerak secara dinamis dan perkembangan teknologi yang sudah mencapai Era Revolusi 4.0.

Hal ini menyebabkan semua sektor industri mengalami perubahan yang secara signifikan terhadap proses kegiatannya dan pengambilan keputusannya. Karena semua sektor industri menginginkan hasil yang baik dengan proses yang lebih cepat.

Bacaan Lainnya

Era revolusi 4.0 merupakan suatu era di mana teknologi berkembang dengan sangat pesat di berbagai lini kehidupan manusia.

Istilah industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Hannover Fair, pada tanggal 4 sampai 8 April 2011. Era revolusi industri 4.0 memberikan sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk berinovasi tetapi, juga menimbulkan perubahan yang signifikan di berbagai industri di Indonesia.

Jika sebelumnya sebuah pekerjaan membutuhkan tenaga manusia tetapi di era sekarang ini tenaga manusia banyak di gantikan oleh tenaga mesin ataupun teknologi yang semakin canggih.

Sumber daya manusia pada era saat ini harus memiliki sikil yang berbeda dari 10 tahun yang lalu karena semakin meningkatnya teknologi maka manusia di tuntut untuk bisa mengoperasikan teknologi yang sudah canggih tersebut.

Sesudah diselenggarakannya pemeriksaan ada 700 pekerjaan yang berada dalam lingkup zaman teknologi, ada kira-kira 30% pekerjaan mempunyai efek tergantikan oleh zaman yang semakin berkembang.

Keadaan itu bisa berlaku disebabkan adanya modifikasi dari pola yang pertama dilakukan secara tradisional berubah secara modern.

Hal ini yang membuat kekhawatiran terhadap para akuntan karena terdapat isu bahwa akuntan yang awalnya tenaga manusia akan digantikan dengan komputer atau produk digital lainya. Walaupun sampai sekarang tidak ada kepastian apakah akuntan akan digantikan dengan teknologi.

Sebaliknya, malah sekarang banyak bukti nyatanya bahwa akuntan dan teknologi bekerja sama untuk menyelesaikan kegiatan akuntansinya dengan mudah dan cepat.

Buktinya bahwa akuntan malah dipermudah dengan adanya teknologi yang dapat membantu akuntan dalam menyelesaikan semua kasus akuntansi.

Hal ini terbukti dengan adanya atau bermunculannya aplikasi akuntansi yang semakin canggih yang hanya dengan memasukkan laporan yang ingin diselesaikan maka, pekerjaan akuntan akan diproses oleh teknologi dengan cepat dan hasil yang memuaskan.

Padahal dahulu akuntan masih menggunakan kertas untuk mencatat kegiatan akuntansinya hal itu mempersulit akuntan dalam membuat laporan.

Teknologi tidak akan menggantikan peran akuntan dalam pembuatan laporan keuangan, tetapi teknologi dan akuntan akan berevolusi bersama-sama menjadi sebuah kolaborasi yang penting untuk sektor industri di Indonesia.

Karena di zaman sekarang akuntan dan teknologi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sebab akuntan dan teknologi bekerja saling melengkapi.

Padahal menurut masa itu, bidang pekerjaan orang akuntansi hanya melingkupi pada bagian pelaporan keuangan, pengurangan pajak dan auditing.

Sedangkan pada zaman sekarang , bidang pekerjaan orang akuntansi mengalami peralihan, yaitu Pengendalian internal, manajemen kinerja, dan manajemen risiko.

Sedangkan saat masa modern nanti , diperkirakan terdapat bidang baru untuk orang akuntansi, yaitu pada bidang manajemen kinerja, penganggaran dan penetapan biaya.

Seorang akuntan harus memiliki sikil yang dibutuhkan pada era teknologi seperti ini. Sikil akuntan yang dibutuhkan berbeda dari 10 tahun yang lalu dan akan berubah dengan cepat karena perubahan zaman yang semakin maju akan teknologi.

Skill yang akan di bubuhkan oleh seorang akuntan adalah: Emotional intelligence, vision, dan experience. Akuntan harus mulai melakukan peningkatan kompetensi bidang akuntansi dan informasi teknologi agar dapat bersaing di era 4.0 ataupun nanti di era 5.0.

Seorang akuntan harus mampu berpikir kritis dan analitis. Selain skill dan kompetensi hal seperti itu, sorang akuntan harus memiliki perilaku etis dari tahun ke tahun. Untuk menunjukkan kualitas akuntan tersebut.

Akuntan merupakan profesi strategis yang memerlukan long range vision yang tidak hanya menjadi andalan mengolah data dari masa lalu namun juga memiliki pandangan jauh ke depannya.

Hal ini memaksa para akuntan untuk dapat menganalisis data dari tahun ke tahun berikutnya bagi sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan yang pasti membutuhkan seorang akuntan.

Syarat menjadi akuntan yang profesional haruslah memiliki sertifikat dan lulus ujian CA, experience, Pendidikan profesi berkelanjutan, standar profesi, mempunyai ethics, dan terlibat atau berkontribusi dalam anggota asosiasi profesi.

Kesanggupan teknologi akan membentuk inovasi yang terbarukan terhadap sistem akuntansi yang lebih modern. Inovasi teknologi akuntansi berfungsi untuk kemajuan teknik akuntansi yang lebih elastis serta mudah dilakukan, sehingga tidak akan ada pemikiran bahwa peran akuntan akan digantikan oleh teknologi.

Sebaliknya, akuntan harus memiliki pemikiran yang luas dan ahli dalam pengoperasian komputer atau teknologi.

Meskipun, para akuntan juga harus memiliki pemikiran yang modern dan kemampuan penyesuaian diri terhadap masa yang semakin modern. Dengan hal ini maka peran akuntan tidak akan digantikan dengan teknologi tetapi malah akan berkolaborasi dengan teknologi.

Hal itu mampu diamati, sebenarnya pekerjaan orang akuntansi tidak dapat tergantikan oleh teknologi yang semakin maju, tetapi Para akuntan harus memajukan pemikirannya atau meninggikan skill sebab keinginan melambung tinggi searah dengan kompetisi di kancah Internasional dan teknologi yang semakin meningkat dengan pesat.

Penulis: Mara Regita Cahya Handoyo
Mahasiswi Akutansi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses