Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di bidang kefarmasian. Banyak orang beranggapan bahwa pekerjaan seorang apoteker hanya meracik obat saja. Namun, pekerjaan seorang apoteker lebih dari sekedar itu.
Apoteker memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Artikel ini akan membahas peran seorang apoteker khususnya peran apoteker di apotek.
Secara garis besar, seorang apoteker yang bekerja di apotek bertugas untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Komunikasi yang baik menjadi salah satu hal yang diperlukan dalam menjalankan pekerjaan seorang apoteker agar dapat terjadi komunikasi dua arah dengan pasien. Apoteker melakukan asesmen terhadap pasien dengan menerapkan prinsip 5W+1H agar dapat diketahui dengan jelas apa yang dibutuhkan oleh pasien.
Nah biasanya, pasien yang datang ke apotek terbagi menjadi dua kategori yaitu pasien dengan swamedikasi dan pasien dengan resep dokter. Swamedikasi merupakan upaya individu untuk memilih dan menggunakan obat berdasarkan gejala yang dikenali diri sendiri.
Pasien swamedikasi biasanya datang ke apotek untuk membeli obat yang mereka butuhkan. Peran apoteker dalam hal ini adalah melakukan asesmen terhadap pasien mengenai keluhan dan gejala yang dialami kemudian memberikan obat yang sesuai.
Pada pasien dengan resep dokter, apoteker melakukan screening resep berdasarkan tiga aspek yaitu administratif, klinis, dan farmakologis. Tiga aspek screening ini memuat pengecekan SIP dokter, tanggal resep, dosis, efek samping, dan interaksi obat-obatan yang sesuai. Setelah melakukan screening, apoteker memberikan rincian harga obat kepada pasien. Kemudian, pasien dapat mengambil obat setelah melakukan pembayaran.
Baca Juga: Peran Apoteker di Apotek
Dalam melaksanakan tugasnya, apoteker bekerja sama dengan Tenaga Kerja Kefarmasian (TTK). Secara garis besar, tugas TTK yaitu di bagian administrasi, sedangkan apoteker lebih banyak melakukan pelayanan ke pasien. Salah satu bentuk kolaborasi antara apoteker dan TTK adalah dalam mengatur persediaan obat. Proses pemesanan barang dilakukan secara teknis oleh TTK, sementara persetujuan akhir diberikan oleh apoteker.
Berinteraksi dengan pasien untuk memberikan pelayanan yang optimal bukanlah hal yang mudah. Apoteker menghadapi banyak tantangan yang membutuhkan komunikasi, ketelitian, serta pengetahuan mendalam. Salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah penyalahgunaan obat. Seringkali didapati pasien yang menggunakan resep palsu untuk memperoleh obat-obatan.
Kemampuan apoteker untuk cermat dalam mengidentifikasi resep sangat diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam praktiknya, apoteker biasanya mengonfirmasi terlebih dahulu kepada dokter yang bersangkutan setelah melakukan screening terhadap resep tersebut.
Penulis: Gendis Gitapati
Mahasiswa Jurusan Farmasi, Universitas Airlangga
Referensi
Aswad, P. A., Kharisma, Y., Andriane, Y., Respati, T., & Nurhayati, E. (2019). Pengetahuan dan perilaku swamedikasi oleh ibu-ibu di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 1(2), 107-113.
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News