Macam-Macam Jenis Dosis Obat yang Perlu Diketahui

Macam Jenis Dosis Obat

Dosis obat adalah banyaknya suatu obat yang bisa dipergunakan atau diberikan pada pasien, yang digunakan untuk pemakaian dalam dan luar. Dosis obat yang diberikan pada pasien harus menghasilkan efek yang diharapkan dan ditentukan banyak faktor seperti umur, berat badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, kondisi penyakit, dan kondisi lainnya. Di Indonesia pedoman menentukan dosis obat mengacu pada Farmakope Indonesia (FI).

Jenis Dosis Obat menurut Farmakope Indonesia

Terdapat 2 jenis dosis obat menurut Farmakope Indonesia (FI) Adalah Dosis Maksimum dan Dosis Lazim. Dosis Maksimum yaitu digunakan untuk pemakaian sekali dalam satu hari. Pemberian obat yang dosisnya melebihi dosis maksimum masih dibenarkan, dengan syarat membubuhkan tanda seru (!) dan paraf dokter penulis resep, memberi garis bawah nama obat, dan menuliskan banyak obat dengan huruf secara lengkap.

Sedangkan  Dosis Lazim yaitu merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi digunakan sebagai pedoman umum. Dosis lazim biasanya ditentukan dalam bentuk range minimum-maksimum/hari.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Pelayanan Informasi Obat yang Baik pada Pasien

Macam-macam dosis obat

Macam-macam dosis obat yang perlu diketahui oleh seorang farmasi. Berikut penjelasannya:

1. Dosis Terapi

Adalah takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan pasien pengguna obat. Untuk mendapatkan ukuran dosis terapi yang bisa memerikan efek yang efektif, perlu dilakukan pengukuran presentasi efek terapi yang diharapkan pada hewan uji. Misalnya, untuk mengukur dosis obat B, maka obat tersebut diberikan pada sejumlah hewan percobaan dengan berbagai ukuran dosis. Kemudian dihitung jumlah hewan yang tertidur setelah setengah jam obat diberikan.

2. Dosis minimum

Ialah takaran obat terkecil yang diberikan dan masih dapat menyembuhkan, serta tidak menimbulkan resistensi obat. Untuk mengukur dosis minimum obat, perlu dilakukan pengukuran persentase efek terapi. ukuran dosis yang terkecil masih dapat memberikan efek terapi yang diharapkan, tidak menimbulkan resistensi.

3. Dosis maksimum

Takaran obat terbesar yang diberikan dan masih dapat menyembuhkan . Tidak menimbulkan toksisitas atau keracunan pada penderita. Menurut FI edisi III, daftar dosis maksimum digunakan untuk orang dewasa 20-60 tahun dengan berat badan 58 – 60 tahun. Orang lanjut usia: 60-70 tahun (4/5 dosis dewasa), 70 – 80 tahun (3/4 dosis dewasa), 80 – 90 tahun (2/3 dosis dewasa), 90 tahun ke atas (1/2 dosis dewasa).

Wanita hamil sebaiknya diberikan obat dalam jumlah kecil. Bahkan beberapa obat dapat menyebabkan keguguran ataupun kelainan janin. Wanita menyusui juga membutuhkan perhatian terhadap obat yang digunakan.

Anak-anak (di bawah 20 tahun) membutuhkan perhitungan khusus, karena respons tubuhnya tidak dapat disamakan dengan dosis orang dewasa.

4. Dosis toksik

Takaran obat dalam keadaan biasa yang menyebabkan keracunan pada pasien. Untuk dapat mengukur ukuran dosis toksis suatu obat, perlu dilakukan pengukuran persentase efek keracunan pada penderita atau hewan percobaan. Dalam hal ini diukur adalah gejala keracunan pada hewan uji. Dosis yang dapat menyebabkan keracunan 50% hewan uji disebut TD50.

Baca Juga: Cara Minum Obat Maag yang Benar agar Efektif

5. Dosis letal

Adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang menyebabkan kematian pada penderita. Terdapat 2 kategori dosis letal yakni:

  • Dosis letal50: takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 50% hewan percobaan
  • Dosis letal100: takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 100% hewan percobaan

Setiap obat memiliki efek kerja berbeda serta respons pada penderita. Seorang apoteker dituntut untuk mampu mengenali dan mengatasi masalah penggunaan obat, agar setiap pengobatan yang diberikan menjadi efektif.

Cara Pemberian Obat kepada Penderita

Oral (diminum secara langsung)

Pada umumnya obat secara oral ditujukan ke obat cair, kapsul, tablet. Mekanisme obat dalam tubuh manusia setelah di minum obat akan di serap oleh usus kemudian di uraikan oleh hati sebelum akhirnya di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

Parenteral (suntikan)

Cara pemerian obat melalui suntikan ada beberapa cara yaitu Subkutan ialah Obat ini disuntikkan ke jaringan lemak tepat di bawah kulit. Obat ini kemudian masuk ke pembuluh darah kecil (kapiler) menuju aliran darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh contohnya terdapat pada insulin. Intramuskular ialah Metode yang ditujukan untuk pasien yang membutuhkan obat dengan dosis yang lebih besar, disuntikkan  langsung ke jaringan otot lengan atas dan paha dengan menggunakan jarum berukuran besar.

Baca Juga: Pentingnya Memperhatikan Kedaluwarsa Obat

Intravena atau infus yaitu melalui intravena dilakukan dengan menyuntikkan cairan mengandung obat langsung ke pembuluh vena. rektal, vaginal, uretral, lokal, topikal, transdermal, sublingual, intrabukal. Intratekal yaitu Cara untuk mengobat penyakit pada otak, tulang belakang, serta lapisan pelindungnya. Obat ini disuntikkan melalui jarum yang dimasukkan ke celah antara dua tulang belakang bagian pinggang.

Topikal

Pemberian obat topikal merupakan jenis obat yang di serap langsung oleh permukaan kulit . contohnya pemakaian topikal yaitu salep, krim, bedak, gel, dan lation.

Daftar Pustaka

Samir Jalali S.Farm.,Apt. Macam-macam Jenis Dosis Obat dalam Ilmu Farmasi.Retrieved from https://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/02/macam-macam-dosis.html

Tita Nurfadillah Abriani
Mahasiswa Universitas Binawan

Editor: Diana Pratiwi

Anda juga dapat Menulis di Media Mahasiswa Indonesia, caranya:
Cara Mengirim Artikel, Berita dan Tulisan ke Media Online: 100% Terbit!

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI