Apa itu Proyek 2025?
Project 2025 merupakan Proyek Transisi Kepresidenan tahun 2025, proyek ini merupakan inisiatif dari Heritage Foundation untuk mempersiapkan potensi masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden.
Dalam proyek ini, mereka membuat rencana untuk membentuk kembali pemerintahan Federal AS melalui serangkaian kebijakan dan strategi yang sangat konservatif jika Trump memenangkan pemilihan presiden tahun 2024.
Proyek 2025 pertama dikeluarkan pada bulan April 2023, namun setelah Trump memperbesar keunggulannya dalam polling, oposisi liberal terhadap dokumen tersebut semakin meningkat. Beberapa kali di media sosial Trump terlihat menentang ide proyek ini dan mengaku tidak tahu siapa dalang di balik proyek ini.
Namun kenyataannya, tim di belakang proyek 2025 terdiri dari beberapa mantan penasihat Trump, misalnya direktur Paul Dans, yang ketika Trump masih menjadi presiden menjabat sebagai kepala di Office of Personnel Management (Wendling, 2024).
Proyek ini memiliki berbagai macam proposal dan beberapa di antaranya merupakan proposal yang cukup radikal. Proyek ini menyarankan terdiri dari panduan kebijakan komprehensif yang disebut “Mandat untuk Kepemimpinan 2025”, di dalam panduan ini mencakup pengklasifikasian ulang sejumlah posisi pegawai negeri sipil federal menjadi orang yang ditunjuk secara politik, perubahan ini dikhawatirkan akan menciptakan persaingan tidak sehat untuk diisi oleh pemerintahan republik di masa depan.
Dengan orang-orang yang sejalan dengan agenda konservatifnya, menghilangkan berbagai lembaga federal untuk merestrukturisasi atau bahkan menghapuskan yang dianggap bagian dari “deep state” lembaga-lembaga ini termasuk Departemen Pendidikan dan Departemen Kehakiman.
Proyek ini mengusulkan tindakan anti-aborsi yang agresif , larangan pornografi, dan penghapusan propaganda “woke agenda” dalam pendidikan Amerika Serikat. Proposal lainnya adalah proyek ini menekankan penegakan imigrasi yang lebih ketat dan pembentukan departemen setingkat kabinet yang berfokus pada keamanan perbatasan.
Dalam proposal tercantum rencana aksi 180 hari pertama, rencana Aksi 180 Hari pertama adalah salah satu komponen penting dalam proyek 2025, yang menguraikan tindakan spesifik yang akan diambil dalam enam bulan pertama pemerintahan Trump.
Rencananya adalah menerapkan kebijakan segera untuk memberikan apa yang disebut “bantuan cepat” bagi masyarakat Amerika yang terkena dampak kebijakan pemerintahan sebelumnya, hal ini menekankan penerapan cepat kebijakan konservatif untuk membentuk kembali pemerintahan federal.
Setelah itu, setiap lembaga federal akan ditugaskan dengan rencana transisi komprehensif yang mencakup tindakan spesifik yang telah disesuaikan dengan kesempurnaan operasinya, pendekatan terperinci ini digunakan untuk memastikan pemerintahan generasi berikutnya dapat melaksanakan agendanya tanpa penundaan. Proyek ini mendapat banyak kritik hingga muncul gerakan #StopProject2025 di media sosial.
Baca Juga: Dampak Kebijakan “America First” Trump di Tengah Pusaran Ekonomi Global
Gerakan #StopProject2025
Proyek 2025 telah menghadapi banyak kritik dan kontroversi dari masyarakat luas, orang-orang yang menentang gagasan ini dan usulannya berpendapat bahwa proyek ini dapat mengarah pada pemerintahan yang otoriter, dapat melemahkan kebebasan sipil, dan mengikis pemisahan mulai dari lingkup gereja sampai dengan negara, bahkan beberapa individu dari kalangan konservatif khawatir dan prihatin terhadap proyek ini, mereka menyatakan proyek ini adalah ancaman terhadap prinsip-prinsip demokrasi AS, dan proyek ini dapat menyebabkan supremasi hukum.
Para kalangan konservatif yang tidak setuju berpendapat bahwa proyek ini dapat mengubah pemerintahan federal menjadi radikal.
Gerakan #StopProject2025 mulai mendapatkan perhatian di platform X pada bulan Mei 2024 silam, mereka berpendapat bahwa proyek ini merugikan untuk lingkungan dan masyarakat, para individu yang menolak proyek ini bukan hanya indvidu yang berasal dari Amerika Serikat tetapi juga seluruh dunia.
Tagar ini banyak juga digunakan oleh para pengguna sosial media untuk melakukan pengedukasian dan meningkatkan kesadaran masyarakat awam lainnya terhadap proyek 2025. isu yang banyak diserukan oleh warga sosial media adalah penolakan mengenai proyek ini dikarenakan isu-isu atau peraturan didalamnya yang dianggap konservatif dan melanggar HAM para warga negara Amerika Serikat.
Proyek ini mengancam hak-hak sipil seperti diskriminasi terhadap hak asasi manusia LGBTQ+, perawatan kesehatan reproduksi, kesetaraan ras, dan di dalam proyek ini terdapat dorongan untuk mengganti sistem pendidikan dengan agenda nasionalis kristen dan diberlakukannya “Janji Kesetiaan” untuk menyesuaikan pegawai pemerintah dengan ideologi sayap kanan yang ekstrem.
Gerakan ini berpendapat bahwa kebijakan didalam proyek 2025 dapat mengancam hak asasi manusia para individu di dalam komunitas LGBTQ+.
Kebijakan ini membuat keberadaan LGBTQ+ menjadi ilegal di bawah undang-undang baru yang sangat konservatif, mereka berpendapat bahwa undang-undang ini akan melucuti perlindungan hukum yang sebelumnya telah ditetapkan untuk hak-hak LGBTQ+ di Amerika Serikat.
Selain dari itu, dalam aspek kebijakan anti aborsi para aktivis yang menyerukan tagar ini di sosial media menyoroti bahwa dengan adanya anti aborsi, proyek ini memberikan ancaman untuk kesehatan produksi para warga negara Amerika.
Kebijakan anti aborsi dinilai merusak dan melanggar hak-hak perempuan dalam membuat pilihan mengenai tubuh mereka sendiri, selain itu diilegalkannya aborsi juga mengancam maraknya kegiatan aborsi yang lebih berbahaya.
Gerakan ini juga menitikberatkan konsekuensi kebijakan-kebijakan proyek 2025 terhadap komunitas rentan seperti individu dengan penghasilan rendah atau indivdu dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan. Hal ini diargumenkan bahwa dapat memperparah ketidaksetaraan sistemik.
Baca Juga: Fighting Injustice: Why Racism is Always Targeted at Black People?
Berbagai upaya telah dilakukan oleh para kelompok dan individu untuk menghentikan berjalannya proyek 2025 ini, seperti upaya pengedukasian untuk masyarakat luas, pernyataan penolakan secara frontal terhadap proyek ini, dan juga dibangunnya petisi di laman change.org dan stopthecoup2025.org, petisi ini sudah mencapai hampir 10.000 tanda tangan.
Di dalam laman keduanya terdapat beberapa informasi mengenai proyek 2025 dan mengapa proyek ini merupakan proyek yang harus ditentang dengan keras, hal ini tentunya sangat membantu para masyarakat awam untuk memberikan kesadaran dan pengedukasian atas apa yang ditandatangani.
Tokoh-tokoh politik terkenal seperti Jared Huffman dan Suzanne Bonamici telah menyuarakan penolakan kuatnya terhadap proyek 2025. Di media sosial X nya, Huffman bersama dengan Bonamici menyebut proyek ini sebagai perebutan kekuasaan yang dapat berdampak pada berbagai aspek penting di masyarakat Amerika Serikat.
Mereka menegaskan dampak potensi proyek 2025 yang dapat membentuk kembali undang-undang dengan cara yang mengancam norma-norma demokratis dan perlindungan hak-hak sipil.
Kesimpulan
Proyek 2025 dipandang sebagai ancaman serius terhadap hak-hak sipil masyarakat Amerika Serikat. Proyek 2025 dikhawatirkan akan mengancam kesehatan reproduksi,diskriminasi terhadap hak asasi manusia LGBTQ+, kesetaraan ras, dan penggantian sistem pendidikan menjadi agenda nasionalis kristen.
Selain mengancam hak-hak, diberlakukannya kebijakan di dalam proyek ini berpotensi dapat memperburuk supremasi hukum dan menghasilkan kompetisi yang tidak adil di pekerjaan politik AS.
Berbagai upaya telah dilakukan dengan harapan memberhentikan proyek ini, upaya tersebut meliputi upaya melakukan petisi online di laman change.org atau stopthecoup2025.org, gerakan tagar #StopProject2025 yang dipopulerkan di media sosial, pengedukasian terhadap masyarakat awam terhadap proyek 2025 berserta dampaknya.
Gerakan #StopProject2025 telah berhasil meraih audiens baru, dan petisi penolakan proyek di laman change.org telah mencapai hampir 10.000 tanda tangan.
Penulis: Thalita Azaria Wibowo
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
References
AFSCME Staff. (2024, July 19). Trump’s ‘Project 2025’ would take away many of our
hard-won rights and freedoms. AFSCME. Retrieved July 26, 2024, from
https://www.afscme.org/blog/trumps-project-2025-would-take-away-many-of-our-hard
won-rights-and-freedoms
Cohen, M. (2024, July 9). What is Project 2025 And Why Is It Alarming? Democracy Docket. Retrieved July 26, 2024, from
https://www.democracydocket.com/analysis/what-is-project-2025-and-why-is-it-alarming/
Huffman, J. (2024, July 12). What is Project 2025? Wish list for a Trump presidency,
explained. BBC. Retrieved July 26, 2024, from
https://www.bbc.com/news/articles/c977njnvq2do
Huffman, R. J. (2024, July 12). [I’m so glad to have you beside me doing this important work to protect democracy, defend our freedoms, and stop Trump’s Project 2025.]. @RepHuffman. Retrieved July 24, 2024, https://twitter.com/RepHuffman/status/1811762861456154782
Project2025. (n.d.). About Project 2025. Project 2025. Retrieved July 26, 2024, from https://www.project2025.org/about/about-project-2025/
Project2025. (n.d.). 180-Day Playbook. Project 2025. Retrieved July 26, 2024, from https://www.project2025.org/playbook/
Smith, I. (n.d.). Petition · Stop Project 2025: Protect Our Rights and Choices! – United States · Change.org. Change.org. Retrieved July 26, 2024, from https://www.change.org/p/stop-project-2025-protect-our-rights-and-choices
stopthecoup2025. (n.d.). Stop The Coup 2025. Retrieved July 26, 2024, from https://www.stopthecoup2025.org/