Artificial Intelligence dan Masa Depan Pertanian

artificial inteligence pada pertanian

Saat ini, pertanian mulai mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning. Menurut riset pasar perusahaan Market and Markets, AI di pasar pertanian bernilai 600 juta USD atau setara dengan 8 triliun rupiah dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 2,6 milyar USD atau setara dengan 37 triliun rupiah.

Meningkatnya Pasar AI didorong dengan bertambahnya penerapan robot untuk menggantikan peran manusia. Meningkatnya kebutuhan pangan juga mendorong petani memperbesar usaha pertaniannya, dengan begitu membuka jalan untuk teknologi AI berkembang di bidang pertanian. Dengan pertumbahan pasar  tersebut, Orang-orang di bidang pertanian khususnya di Amerika Utara, berbondong-bondong mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI) di sektor pertanian.

AI Menjadi Solusi Masalah Pertanian

Pangan jadi perhatian dunia sekarang. Bagaimana tidak, beriringan dengan pesatnya pertumbuhan populasi dunia, Permintaan pangan terus meningkat. Hal itu menjadi tantangan bagi petani untuk memperbaharui sistem pertanian. Belum lagi, terdapat berberapa masalah internal seperti kurangnya hasil panen serta tidak efisiennya metode produksi dan penanganan hama.

Bacaan Lainnya

Dengan mengadopsi teknologi AI, robot dan drone, petani dapat meningkatkan hasil dan kualitas panen yang baik. Dengan  mengimplementasi teknik deep learning, memungkinkan petani mengetahui kondisi cuaca, temperature, harga dan kesehatan tumbuhan dengan menganalisa data yang didapat. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan AI menjadi solusi masalah di bidang pertanian.

Keuntungan AI di Bidang Pertanian

Dengan menggunakan internet of thing (IoT) dan tekonologi artificial intelligence (AI) memungkinkan mengumpulkan data dengan cepat dan relevan. Teknologi ini akan  mengumpulkan informasi kondisi tanaman dan menyediakan hasil data panen. Data dan informasi tersebut  digunakan untuk analitik prediktif menggunakan algoritma yang nantinya akan memberikan informasi tentang kesehatan dan kondisi-kondisi lainnya.

Dengan data-data yang terkumpul, AI mampu menangani masalah Hama dan penyakit pada tanaman. Dengan bantuan teknologi AI,  petani bisa mendeteksi penyakit serta hama lebih cepat dan akurat dibangdingkan  pekerja yang sudah terlatih. Dengan begitu dapat mengurangi rusaknya hasil panen dan meningkat mutu produk.

Menurut penelitian, 90% dari gagal panen disebabkan oleh cuaca. Oleh karena itu teknologi AI mengumpulkan data-data berupa kondisi cuaca seperti temperature, hujan, sinar matahari, kecepatan dan arah angin. Data tersebut digunakan untuk menganalisa dan memprediksi ramalan cuaca yang akurat  dan dapat mencegah 25% kemungkinan gagal panen.

Walupun akan memakan waktu, kita berharap agar teknologi AI dapat diadopsi dan diterapkan secara luas di sektor pertanian indonesia. 

Afrizal Bagaskara dan Ridwan Siskandar
Mahasiswa Prodi Teknik Komputer Sekolah Vokasi IPB

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI