Belajar Bahasa Arab melalui Lagu pada Anak Usia Dini

Anak
Ilustrasi: istockphoto

Bahasa merupakan suatu sistem simbol lisan arbiter yang menjadi alat komunikasi dan interaksi antar individu dalam suatu masyarakat berdasarkan pada konteks budaya yang ada (Dardjowidjojo, ). Dalam bidang ilmu linguistik, bahasa pertama diidentifikasi sebagai bahasa ibu, sementara bahasa asing dianggap sebagai bahasa kedua.

Perkayaan kosa kata menjadi tantangan mendasar dalam pembelajaran bahasa asing, termasuk dalam konteks pembelajaran bahasa Arab. Pentingnya menanamkan pembelajaran bahasa asing, atau bahasa kedua, pada peserta didik sejak usia dini dengan pendekatan alami yang difokuskan pada peningkatan kosa kata menjadi suatu keharusan (Depdiknas).

Proses pengenalan bahasa asing pada anak usia dini memiliki implikasi positif terhadap pengembangan kognitif mereka, seiring dengan anjuran untuk memperkenalkan bahasa asing pada fase perkembangan ini. Penguasaan kosa kata memiliki dampak signifikan terhadap kemampuan peserta didik dalam menangkap dan memahami teks bahasa asing yang diajarkan.

Khususnya dalam konteks Indonesia, pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing dimulai sejak usia dini, dipengaruhi oleh religiusitas masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Faktanya, sebagian besar ritual keagamaan, seperti sholat dan haji, dilakukan dengan menggunakan bahasa Arab.

Bacaan Lainnya

Oleh karena itu, anak-anak yang beragama Islam di Indonesia secara tidak langsung sudah terlibat dalam pembelajaran bahasa Arab sejak dini.

Keterkaitan pembelajaran bahasa Arab untuk anak usia dini dengan tujuan ibadah menegaskan bahwa pembelajaran ini tidak hanya memiliki dimensi linguistik, tetapi juga dimaksudkan untuk memastikan pemahaman dan penguasaan bahasa Arab itu sendiri.

Pada intinya, pembelajaran bahasa Arab pada anak usia dini melibatkan pendekatan berbasis tujuan ibadah, menciptakan kesejajaran antara aspek keagamaan dan kebahasaan.

Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari pembelajaran bahasa Arab pada anak usia dini mencakup pemahaman dan penguasaan bahasa tersebut. Pada konteks ini, guru bertanggung jawab memberikan kosa kata berserta maknanya sehingga mudah dipahami oleh murid melalui proses terjemahan.

Dengan demikian, pendekatan ini memastikan bahwa pembelajaran bahasa Arab pada anak usia dini tidak hanya berfokus pada aspek formal, tetapi juga memberikan pemahaman yang mendalam terkait dengan konteks agama dan kebudayaan.

Dalam usaha untuk meningkatkan keberagaman bahasa dan keterampilan kognitif anak usia dini, pendekatan pengenalan bahasa Arab melalui lagu telah dianggap sebagai opsi pendidikan yang menarik dan efektif.

Lagu-lagu berbahasa Arab tidak hanya berperan dalam menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan, tetapi juga berfungsi sebagai alat bantu bagi anak-anak dalam memahami dan menginternalisasi kosakata dengan lebih sederhana.

Lebih dari itu, pengenalan bahasa Arab melalui media lagu juga memberikan keuntungan dan manfaat dalam memperkenalkan kekayaan budaya Arab. Lirik-lirik yang merefleksikan nilai-nilai budaya, tradisi, dan sejarah memberikan perspektif yang lebih luas kepada anak-anak.

Hal ini tidak hanya membantu membentuk pemahaman mereka tentang keanekaragaman dunia, tetapi juga merangsang rasa keingintahuan terhadap budaya yang berbeda.

Peran orang tua dalam memperkenalkan bahasa Arab melalui lagu kepada anak usia dini juga memiliki dampak yang signifikan. Keterlibatan orang tua dalam bernyanyi bersama anak-anak tidak hanya menguatkan ikatan keluarga, tetapi juga membentuk lingkungan positif di tempat tinggal yang mendukung proses pembelajaran.

Dengan menggunakan pendekatan lagu, sosialisasi bahasa Arab melalui lagu tidak lagi dianggap sebagai aktivitas pembelajaran yang kaku, melainkan sebagai petualangan yang menyenangkan dan bermakna bagi anak-anak usia dini.

Melalui melodi yang ceria, anak-anak dapat membawa bahasa Arab ke dalam kehidupan sehari-hari mereka, membuka pintu pemahaman terhadap dunia, serta merangkul keberagaman budaya dengan penuh kegembiraan.

Pengenalan bahasa asing, khususnya bahasa Arab, sebaiknya dimulai pada usia dini, yakni saat pra sekolah, tanpa menerapkan unsur paksaan. Rationale dari pendekatan ini dapat ditemukan dalam hasil penelitian otak terkini, di mana perkembangan otak sebanyak 95% terjadi pada fase usia dini, khususnya di bawah usia 7 tahun.

Masa tiga tahun pertama dalam rentang waktu tersebut menjadi periode krusial dalam pembentukan fondasi struktur otak yang memiliki dampak permanen. Jaringan komunikasi antar sel otak berkembang karena adanya rangsangan atau stimulasi eksternal.

Semakin beragam pengalaman dan rangsangan yang diterima, semakin kompleks jaringan sel otak tersebut menjadi. Prinsip ini mencerminkan bahwa ketika seorang anak menunjukkan minat pada suatu hal dan belajar tentangnya, jaringan sel otaknya menjadi semakin kompleks.

Salah satu karakteristik utama pada anak usia dini adalah kecenderungan mereka untuk senang bermain. Dengan memahami karakteristik ini, metode pembelajaran bahasa Arab yang relevan untuk anak-anak adalah melalui pendekatan bermain dengan berbagai tekniknya.

Di antara teknik yang sesuai adalah menggunakan nyanyian sebagai sarana pembelajaran. Melalui nyanyian, anak dapat belajar sambil bermain melalui lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Nyanyian diartikan sebagai aktivitas menghasilkan suara dalam bentuk tertentu dengan tujuan menciptakan nada dan melodi yang menarik hati.

Kegiatan ini dianggap sebagai salah satu cabang seni yang memerlukan daya kreativitas manusia. Oleh karena itu, metode pembelajaran bahasa Arab melalui nyanyian dapat menjadi pendekatan yang efektif dan berdaya tarik dalam pengenalan bahasa pada anak usia dini.

Dalam konteks pembelajaran, tujuan memiliki peran yang sangat krusial, termasuk dalam pembelajaran bahasa Arab. Tujuan pembelajaran tidak hanya menjadi elemen esensial dalam proses edukasi, tetapi juga menentukan pendekatan, metode, dan teknik yang akan diadopsi dalam pelaksanaan pengajaran.

Penetapan tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat mengacu pada konsep domain dalam teori Taksonomi, yang melibatkan tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Aspek kognitif mencakup ingatan, pemahaman, penerapan, sintesis, dan evaluasi, sementara aspek afektif mencakup penerimaan, respon, penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi. Sementara itu, aspek psikomotorik mencakup peniruan, manipulasi, ketepatan, artikulasi, dan pengalaman.

Dengan demikian, tujuan pembelajaran bahasa Arab pada anak usia dini dirancang untuk bersifat pengenalan dan pembentukan pemahaman. Pada konteks ini, peran seorang guru menjadi penting, di mana mereka memberikan kosa kata kepada murid beserta maknanya. Tujuannya adalah agar materi tersebut mudah dipahami dan dimengerti oleh murid melalui proses terjemahan.

Pemanfaatan lagu dalam pembelajaran bahasa Arab juga memiliki tujuan tertentu. Di antaranya adalah menumbuhkan sensitivitas anak terhadap bunyi, irama, dan nada dalam bahasa Arab, melatih pengucapan ungkapan sederhana dalam bahasa Arab, mengasah penggunaan kosakata bahasa Arab melalui lagu, mengembangkan permainan dengan bunyi-bunyi dalam bahasa Arab, mengajarkan peragaan lagu yang dihafalkan, dan memperkenalkan aspek ejaan, kalimat berita, kalimat tanya, dan perintah.

Proses pembelajaran ini melibatkan metode-metode seperti bernyanyi sambil bermain, bernyanyi dengan gerakan, dan menggunakan media pembelajaran sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran.

Kegiatan ini berhasil meningkatkan minat partisipatif para peserta didik terhadap bahasa Arab, sebagaimana tercermin dari tingkat antusiasme yang tinggi ketika mereka aktif mengikuti kegiatan dan dengan penuh semangat mendemonstrasikannya secara individu di depan seluruh kelas.

Demikian pula, ketika mereka dihadapkan pada beberapa pertanyaan terkait kosa kata dalam bahasa Arab, dapat diamati bahwa mayoritas peserta didik dengan antusias dan bersemangat mengangkat tangan untuk berkompetisi memberikan jawaban.

Fenomena ini secara signifikan menambah kapasitas pengetahuan peserta didik mengenai kosa kata bahasa Arab, sekaligus menunjukkan cinta dan kecintaan yang lebih mendalam terhadap bahasa Arab sebagai medium belajar yang mereka ikuti.

Penggunaan lagu sebagai alat dan media pembelajaran membuktikan efektivitasnya. Melalui musik, anak-anak dapat memperoleh kemampuan untuk mendengarkan, mengingat, dan menghafal informasi bahasa Arab.

Musik juga berperan dalam integrasi dan produksi suara bahasa, mendukung peningkatan kemampuan berbicara, termasuk perluasan perbendaharaan kata, pengembangan keterampilan ekspresi, dan peningkatan kelancaran komunikasi.

Selain itu, musik dapat berkontribusi dalam perbaikan pengucapan kata, membentuk landasan yang kuat untuk perkembangan kompetensi berbahasa pada anak-anak usia dini.

Penulis: Siti Mutiara Hamiidah
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses