Maulid Nabi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan sebagai peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Peringatan ini jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam penanggalan hijriyah. Acara perayaan ini dianggap sebagai bentuk ibadah yang akan membawakan keberkahan dan meningkatkan keimanan pada diri kita.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Pemalang bukan sekedar agenda rutin keagamaan, melainkan sebuah perayaan komunal yang merangkai jalinan spiritualitas, ekspresi budaya lokal, dan nilai-nilai sosial yang mendalam.
Di tengah lanskap pesisir utara Jawa Tengah yang kaya akan tradisi, Maulid menjelma menjadi momentum istimewa yang dihayati dengan kekhusyukan dan kegembiraan oleh segenap lapisan masyarakat.
Baca juga: Peran Remaja Masjid dalam Membentuk Karakter Pemuda yang Beriman
Keunikan tradisi Maulid di Pemalang semakin terpancar melalui beragam ekspresi budaya yang menyatu dalam perayaan.
Salah satu tradisi yang paling mencolok adalah arak-arakan. Pada malam atau siang hari menjelang puncak peringatan, masyarakat dari berbagai usia turun ke jalan membawa obor bambu yang menyala terang.
Cahaya obor yang berarak-arakan melambangkan penerangan jiwa dan penyebaran ajaran Islam. Lantunan shalawat yang mengiringi langkah kaki peserta pawai menciptakan suasana syahdu dan membangkitkan semangat kebersamaan.
Menurut Wahyuni & Santoso (2019), rute arak-arakan seringkali melewati jalan-jalan utama desa atau kota, menjadi tontonan menarik bagi seluruh masyarakat.
Selain arak-arakan, tradisi berjanjen memiliki akar yang kuat dalam masyarakat Pemalang. Pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dalam bentuk prosa dan puisi berbahasa Jawa ini dilakukan dengan langgam dan intonasi khas yang diwariskan secara turun-temurun.
Kekuatan berjanjen terletak pada kemampuannya menyampaikan kisah-kisah inspiratif tentang kehidupan Nabi dengan cara yang menyentuh hati dan mudah dipahami oleh Masyarakat awam.
Acara berjanjen seringkali diadakan di rumah-rumah warga, masjid, atau balai desa, mengundang partisipasi aktif dari tetangga dan sanak saudara.
Baca juga: Kampung Kerukunan sebagai Implementasi Kebijakan Moderasi Beragama di Tingkat Desa
Menurut Pratiwi (2020), kehangatan dan keakraban yang terjalin selama acara ini memperkuat kohesi sosial.
Tradisi Maulid di Pemalang kaya akan nilai-nilai luhur yang relevan sepanjang zaman. Nilai religiusitas menjadi fondasi utama, di mana kecintaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW menjadi motivasi utama dalam setiap kegiatan.
Nilai sosial tercermin dalam semangat gotong royong (rewangan), kebersamaan, dan kepedulian sosial yang tampak dalam persiapan acara, pelaksanaan kegiatan, hingga berbagi makanan.
Nilai budaya terwujud dalam pelestarian bahasa Jawa melalui berjanjen, seni dalam lantunan shalawat, serta simbolisme dalam arak-arakan dan hidangan selamatan.
Di era modern yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan arus globalisasi, tradisi Maulid di Pemalang menghadapi tantangan sekaligus peluang.
Kemudian pada bidang pendidikan memberikan makna dan nilai-nilai Maulid kepada generasi muda menjadi sangat krusial.
Melalui kegiatan yang dilaksanakan pada tempat-tempat yang biasa mereka jadikan sebagai sarana menimba ilmu seperti sekolah, pemahaman tentang sejarah dapat ditanamkan.
Pelestarian Maulid di Pemalang adalah perayaan yang unik dan mendalam, menggabungkan aspek spiritual, budaya, dan sosial.
Tradisi arak-arakan obor dan berjanjen menjadi ciri khasnya, dengan variasi lokal yang menambah kekayaan.
Nityali-nilai luhur yang terkandung di dalamnya terus dilestarikan, dan pendidikan memegang peran penting dalam memastikan tradisi ini tetap hidup dan bermakna bagi generasi mendatang.
Baca juga: Esensi Silaturahmi di Era Milenial melalui Media Sosial dalam Perspektif Hadis Nabi
Penulis:Â Nabila Zahra Oktaviani
Mahasiswa Jurusan Matematika, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Daftar Pustaka
Hakim, A. R., & Lestari, S. (2021). Transformasi Makna Tradisi Maulid Nabi di Era Digital: Studi Kasus di Kabupaten Pemalang. Jurnal Studi Islam dan Sosial, 15(1), 78-92.
Pratiwi, M. (2020). Peran Tradisi Berjanjen dalam Pembentukan Karakter Religius Masyarakat Pemalang. Tesis tidak diterbitkan, Universitas Islam Negeri X.
Wahyuni, D., Santoso, B. (2019). Simbolisme dan Makna Sosial dalam Arak-Arakan Maulid Nabi di Pemalang. Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya, 10(2), 155-168.
Setiyaningsih, S. I., & Muthohar, A. (2023). Bodo Mulud Tradisional Unique Celebration for The Muslim Community of Demak. EJEDL (Emergent: Journal of Educational Discoveries and Lifelong Learning), 4(5), 77-89. Academia Science.
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News