Efektivitas Lidah Buaya (Aloe Vera) sebagai Obat Alami dalam Pengobatan Berbagai Penyakit

Lidah Buaya (Aloe Vera)
Lidah Buaya (Sumber: Penulis)

Lidah buaya (Aloe vera) adalah tanaman yang tumbuh di daerah tropis, tanaman ini salah satu tanaman obat (herbal) yang ada di Indonesia. Lidah buaya memiliki kandungan sekitar 75 jenis zat bermanfaat dan lebih dari 200 senyawa yang dapat digunakan dalam pengobatan herbal (Eko Yulianto, 2013).

Tanaman lidah buaya (Aloe vera) lebih dikenal sebagai tanaman hias dan banyak digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan dan kosmetika, baik secara langsung dalam keadaan segar atau diolah oleh perusahaan dan dipadukan dengan bahan-bahan yang lain.

Tanaman lidah buaya termasuk keluarga liliaceae yang memiliki sekitar 200 spesies. Dikenal tiga spesies lidah buaya yang dibudidayakan yakni Aloe sorocortin yang berasal dari Zanzibar (Zanzibar aloe), Aloe barbadansis miller dan Aloe vulgaris. Pada umumnya banyak ditanam di Indonesia adalah jenis barbadansis yang memiliki sinonim Aloe vera linn (Suryowidodo, 1988).

Jenis Aloe yang banyak dikenal hanya beberapa antara lain adalah Aloe nobilis, Aloe variegate Aloe vera (Aloe barbadansis), Aloe feerox miller, Aloe arborescens dan Aloe schimperi.

Bacaan Lainnya

Komposisi terbesar dari gel lidah buaya adalah air, yaitu 99,5 %. Sisanya adalah padatan yang terutama terdiri dari karbohidrat, yaitu mono dan polisakarida. Nutrien yang terkandung dalam gel lidah buaya terutama terdiri atas karbohidrat, vitamin dan kalsium.

Tanaman lidah buaya tidak hanya bermanfaat sebagai penutrisi rambut, tetapi juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit, seperti gangguan pencernaan. Salah satu gangguan pencernaan. Selain itu, lidah buaya (Aloe vera) juga dapat digunakan sebagai antiradang, antitumor, antibakteri, dan efektif dalam menurunkan kadar gula darah serta merangsang penyembuhan luka.

Berdasarkan penelitian mengenai daging daun lidah buaya (aloe vera) sebagai daun lidah buaya efektif sebagai laksansia yang meningkatkan frekuensi defekasi dan berat feses.

Konstipasi adalah keadaan dimana terjadi suatu penurunan frekuensi pergerakan usus yang disertai dengan perpanjangan waktu dan kesulitan defekasi. Konstipasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor organik (fungsi organ dan sistem syaraf serat), usia, kurang asupan cairan, kurang berolahraga, dan posisi saat buang air besar. Penanganan alternatif konstipasi yaitu dengan menggunakan lidah buaya (Aloe vera). 

Lidah buaya (Aloe vera) mengandung Aloe-emodin-anthrone yang berikatan dengan glukosa dan berkembang menjadi molekul Barbaloin. Molekul tersebut menyebabkan pelepasan air dan elektrolit ke lumen kolon sehingga absorpsi air dan elektrolit terhambat sehingga feses lebih cair dan volume di dalam rektum bertambah dan memacu tejadinya peristaltik.

Setelah dilakukan juga penelitian dari lidah buaya terhadap diabetes melitus, dari sebagian besar responden berusia 55-57 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan SD dan SLTP, bekerja sebagai petani, memiliki pola makan yang baik memliki riwayat diabetes mellitus tipe II > 3 tahun.

Rata-rata kadar gula darah sebelum pada kelompok intervensi 178,73 dan sesudah intervensi 173,45. Rata-rata kadar gula darah sebelum pada kelompok kontrol 166,82 dan sesudah 167,27. Tidak ada adanya perbedaan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II sebelum dan setelah intervensi pada kelompok control.

Ada perbedaan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi. Intervensi pemberian rebusan lidah buaya (aloe vera) efektif menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan rata-rata penurunan 2,363.

Lidah buaya sendiri juga memiliki kandungan zat aktif tanin, saponin, alkaloid, flavonoid, dan glikosida serta mineral yaitu natrium, kalium, magnesium, seng, tembaga, besi, mangan dan fosfat. Lidah buaya mempunyai banyak manfaat seperti antimikroba, penyembuh luka dan antiinflamasi.

Efek antimikroba lidah buaya berasal dari kandungan antrakuinon, saponin dan flavonoid. Saponin dan flavonoid dapat melarutkan lipoprotein pada membran sel bakteri sehingga mengganggu fungsi sel bakteri dan merusak membran sel bakteri. 

Kandungan lain seperti glukomanan dan acemannan berperan merangsang sistem imun seperti cara kerja antimikroba pada umumnya. Penelitian secara in vitro menunjukkan penurunan jumlah koloni S. mutans yang dibiakkan pada ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 18.75% .

Efektifitas kandungan lidah buaya ini juga dengan penelitian (Lestari, 2012) yang memberikan rebusan lidah buaya sebanyak 75 mg selama 14 hari pada kelompok intervesi dengan responden sebanyak 15 orang dan kelompok  kontrol tidak diberikan perlakuan sebanyak 15 orang dan menunjukan hasil reburan lidah buaya efektif menurunkan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe II.

Menurut (Herlambang S dan Murwani A., 2012), bahwa dengan mengonsumsi lidah buaya secara rutin dapat menurunkan kadar gula darah puasa.

Lidah buaya (Aloe vera) telah lama dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk dalam penyembuhan berbagai penyakit. Namun, penting untuk diingat bahwa sementara lidah buaya memiliki sifat antiinflamasi, antimikroba, dan penyembuhan luka yang terbukti secara ilmiah, bukan berarti itu bisa menyembuhkan semua penyakit.

Beberapa manfaat lidah buaya yang terbukti secara ilmiah termasuk penggunaannya dalam meredakan luka bakar ringan, luka sayatan, dan luka lainnya. Selain itu, lidah buaya juga dapat membantu meredakan peradangan pada kulit, seperti dermatitis atau psoriasis.

Beberapa penelitian juga menunjukkan potensi lidah buaya dalam mendukung kesehatan pencernaan dan meningkatkan penyerapan nutrisi. Meskipun begitu, untuk penyakit serius atau kronis, seperti kanker, diabetes, atau penyakit jantung, lidah buaya tidak dianggap sebagai pengobatan utama.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan sebelum menggunakan lidah buaya atau produk berbahan dasar lidah buaya sebagai bagian dari perawatan medis.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa lidah buaya sangat memiliki banyak manfaat dan bisa dijadikan obat alami untuk berbagai penyakit dan dapat memberikan manfaat kesehatan tertentu, terutama dalam perawatan kulit dan pencernaan, tetapi lidah buaya tidak bisa untuk semua penyakit. Tetaplah melakukan perawatan medis yang sesuai untuk mengelola dan menyembuhkan penyakit dengan efektif.

 

Penulis: Nelam Nastria Putri
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses