Kuliah Politik Bareng “WAWALI CAK JI” Administrasi Publik UNTAG Surabaya di Gedung Pemkot Surabaya

Kuliah Politik Bareng "WAWALI CAK JI" Administrasi Publik UNTAG Surabaya di Gedung Pemkot Surabaya
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Surabaya – Keseruan praktikum yang berbentuk kuliah politik di gedung pemkot membawa banyak kesan dan keseruan bagi mahasiswa UNTAG Surabaya (23/6/2025).

Berinteraksi langsung dengan Wakil Walikota Surabaya membuat mahasiwa lebih memahami tentang apa itu “Logika Berpikir Dalam Proses Koalisi Maupun Oposisi Partai-Partai Politik Dalam Pemerintahan” yang di angkat sebagai tema dalam praktikum kali ini.

Yang didampingi oleh Ibu Rizkya Dwijayanti S.IP., M.IP selaku dosen pengampu praktikum, lalu juga ada Bapak Yusuf Haryoko S.AP., M.AP selaku Kepala Program Studi Administrasi Publik UNTAG Surabaya, beserta dengan Ibu Dida Rahmadanik S.AP., M.AP selaku ketua LAB Otonomi.

Dengan dibahasnya Logical Fallacy Menuju Pragmatisme Politik dan Authority Fallacy membuat terbukanya pemikiran mahasiwa mengenai politik pemerintahan.

Bacaan Lainnya

Dalam dunia politik, tidak semua argumen atau keputusan itu dibuat dengan logika yang sehat.

Kadang, justru yang terjadi adalah kesalahan cara berpikir, atau dalam istilah kerennya, logical fallacy.

Dua kesalahan logika yang sering banget muncul di dunia politik adalah yang kita bahas bersama cak ji kemarin.

Yang pertama pragmatisme, artinya bersikap praktis—realistis—dan itu sebenarnya tidak salah.

Tetapi, dalam politik sikap ini kadang jadi alasan buat menghalalkan segala cara.

Misalnya, sebuah partai awalnya galak banget mengkritik pemerintah, eh tiba-tiba masuk ke koalisi dengan alasan, “Kami ingin berkontribusi dari dalam.”

Nah, ini kadang bukan karena mereka berubah pikiran soal kebijakan, tapi karena mau dapat jabatan atau kekuasaan.

Logika seperti ini termasuk fallacy karena argumennya tidak berdiri di atas benar atau salahnya suatu tindakan, tapi hanya melihat “hasil akhirnya”.

Bahasa lainnya: “Selama hasilnya menguntungkan saya, berarti itu benar.” Padahal, dalam politik yang sehat, yang dilihat bukan cuma hasil, tapi juga proses.

Yang kedua ada authority fallacy, yang artinya menganggap suatu pendapat pasti benar hanya karena omongan dari tokoh itu penting atau punya jabatan tinggi.

Padahal, nggak semua yang punya jabatan itu pasti bener. Misalnya:

“Presiden pasti tahu lebih baik, karena dia punya semua data.”

“Kalau menteri bilang begitu, ya sudah, ikut saja.”

Padahal, jabatan tinggi tidak otomatis membuat semua pendapat jadi benar. Bahkan orang besar sekalipun bisa keliru.

Tapi karena budaya politik kita sering kali masih sarat dengan feodalisme dan kultus individu, banyak yang malas berpikir kritis.

Akibatnya, ruang diskusi publik jadi dangkal, yang penting siapa yang ngomong, bukan apa yang dikatakan.

Kegiatan sore itu membawa banyak ilmu untuk para mahasiswa UNTAG pada pengetahuan politiknya.

Kami jadi tahu perkembangan politik dengan berinteraksi langsung dengan politisi dan terjawab sudah pertanyaan pertanyaan pada dunia politik yang diajukan oleh beberapa mahasiswa.

Kegiatan ini tak hanya berdampak secara umum tetapi juga menyentuh sisi politik yang lebih dalam. Seluruh mahasiswa yang mengikuti acara menyambut positif kegiatan ini.

Mengacu pada nilai-nilai demokrasi dan pelayanan, kegiatan ini juga menjadi sarana pembentukan karakter bagi para mahasiswa.

Dengan pendampingan dari Ibu Rizkya Dwijayanti S.IP., M.IP. sebagai dosen pengampu dan penyelenggara acara ini. para peserta diajak untuk berpikir kritis perihal politik di jaman sekarang.

 

Penulis:
1. Deniswa Qomarsha A.
2. Aurelliya Fadilah H. P.
3. Olivia Salsabilla
4. Dio Sabri Maulana
5. Nadia Ayu Ardi W.
Mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Dosen Pengampu: Rizkya Dwijayanti, S.IP., M.IP.

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses