Menjaga Identitas bagi Masyarakat Indonesia di Tengah Globalisasi

Nasionalisme
Identitas Nasional.

Indonesia ialah negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 300 kelompok etnis, dan juga memiliki kekayaan kultur yang luar biasa. Sistem sosial budaya di Indonesia antara lain ialah seperti: nilai, norma, adat istiadat, dan tradisi adalah elemen inti dari identitas nasional.

Di tengah era globalisasi yang tidak terkendali ini, menjaga dan memperkuat sistem sosial budaya di Indonesia adalah tantangan yang dihadapi semua lapisan masyarakat Indonesia dari anak-anak muda hingga kalangan para orang dewasa.

Kebudayaan Indonesia adalah keberagaman yang menonjol dari sistem sosial budaya; setiap suku dan daerah memiliki budaya, bahasa, dan adat istiadat nya tersendiri. Tari kecak dan upacara Bali, tradisi adat Toraja, cerita rakyat dari Jawa, seni wayang, dan batik adalah sebagian kecil dari jejak kekayaan budaya yang ada pada negara tercinta kita yaitu Indonesia.

Bacaan Lainnya
DONASI

Keragaman ini menjadi bukti dari kekayaan kebudayaan nasional yang menjadi ciri khas persatuan dalam slogan negara “Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti ‘Meskipun berbeda-beda, namun tetap satu’.

Sistem sosial budaya Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial yang kuat. Seperti gotong royong, yang berarti bekerja bersama untuk kebaikan bersama, adalah salah satu contoh nilai inti yang diajarkan sejak dini. Nilai ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dari kegiatan membangun rumah hingga penyelenggaraan acara desa.

Gotong royong tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara warga. Selain gotong royong, nilai kekeluargaan juga sangat menonjol dan berdampak besar. Keluarga dianggap sebagai unit dasar dalam masyarakat, dan hubungan kekeluargaan yang erat sangat dijunjung tinggi.

Hormat kepada orang tua dan sesepuh, serta menjaga hubungan baik dengan sanak saudara, adalah bagian penting dari kehidupan sosial masyarakat di Indonesia.

Namun, struktur sosial dan budaya Indonesia menghadapi tantangan baru sebagai akibat dari globalisasi. Banyak budaya asing dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan informasi yang cepat, yang dapat merusak adat istiadat lokal.

Contohnya seperti generasi muda yang sering terpapar budaya global melalui media sosial, film dan musik, yang dapat mengganggu minat mereka pada budaya lokal. Pada zaman sekarang ini banyak terdapat perubahan budaya pada masyarakat di Indonesia khususnya pada anak mudanya yang mulai meniru budaya kebarat-baratan mulai dari genre lagu, fashion, dan sebagainya.

Baca Juga: Menjaga Kepribadian Bangsa di Tengah Arus Globalisasi: Strategi Memperkuat Identitas Nasional

Hal ini dipengaruhi oleh efek dari globalisasi yang membuat para anak-anak muda ini lupa akan identitasnya sebagai warga Indonesia yang kental akan budaya dan tradisinya.

Selain itu, peningkatan urbanisasi menyebabkan perubahan struktur sosial. Banyak anak-anak muda meninggalkan desa mereka untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar, yang sering mengakibatkan kehilangan ikatan dengan tradisi dan budaya lokal mereka.

Nilai kolektif dan gotong royong sering diganti oleh gaya hidup modern dan individualisme di kota-kota besar. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya pelestarian budaya telah dilakukan, seperti pencatatan warisan budaya dan penyelenggaraan festival budaya adalah contoh upaya pelestarian budaya yang terus didorong oleh pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Untuk memperkenalkan generasi muda pada kekayaan budaya Indonesia, sekolah dan banyak desa mulai mempertahankan tradisi dan upacara adat mereka, serta mengajarkan budaya dan tradisi Indonesia kepada generasi muda agar para generasi muda ini tidak kehilangan identitas asli mereka dan bangga untuk menjadi warga negara Indonesia.

Komunitas lokal juga memainkan peran penting dalam menjaga dan melestarikan budaya mereka. Pariwisata budaya sering mendukung upaya ini, yang membantu pelestarian budaya dan meningkatkan ekonomi lokal. Media juga memainkan peran penting dalam pelestarian budaya.

Baca Juga: Identitas Nasional sebagai Pembangun Karakter Bangsa

Film, musik, dan program televisi yang mengangkat tema budaya lokal dapat menjadi alat yang efektif untuk mengenalkan dan mempromosikan budaya Indonesia. Platform digital dan media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi dan cerita tentang budaya lokal kepada audiens yang lebih luas.

Dalam hal ini globalisasi memiliki efek yang positif dan negatif, dikarenakan adanya globalisasi juga mempengaruhi perkembangan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang lebih berkembang dan maju tapi di sisi lain efek globalisasi ini juga mempengaruhi masyarakat untuk mulai mengikuti tren-tren yang ada di dunia dan membuat para masyarakat ini menjadi kurang peduli terhadap budayanya sendiri.

Mencari keseimbangan antara mempertahankan identitas budaya dan menerima perubahan yang dibawa oleh globalisasi sangat penting. Pendidikan sangat penting untuk menjaga keseimbangan ini. Anak-anak dapat tumbuh dengan penghargaan dan cinta terhadap warisan budaya mereka dan tetap terbuka terhadap ide-ide baru dari luar dengan memberikan pendidikan yang baik tentang budaya lokal sejak dini.

Selain itu, pelestarian budaya dapat dimanfaatkan oleh teknologi. Digitalisasi artefak budaya, pembuatan aplikasi belajar tentang budaya lokal, dan penggunaan media sosial untuk kampanye budaya dapat menjadi cara yang efektif untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia kepada generasi muda.

Baca Juga: Identitas Nasional

Sistem sosial dan budaya Indonesia adalah harta yang tak ternilai. Di tengah arus globalisasi yang kuat, semua orang harus mempertahankan budaya lokal mereka. Pendidikan, komunitas, pemerintah, dan media adalah cara kita dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan memastikan warisan budaya Indonesia tetap hidup dan dihargai oleh generasi mendatang.

Upaya yang berkelanjutan adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dan mempertahankan kekayaan budaya Indonesia di tengah dunia yang terus berubah. Hanya dengan upaya yang berkelanjutan kita dapat menciptakan masyarakat yang bangga dengan identitas budayanya sekaligus adaptif terhadap perubahan global.

Penulis: Fatahilah Faletehan Fisabilillah
Mahasiswa Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.