Pentingnya Kesadaran Manusia Menurut Prespektif Ibn Thufail dalam Karyanya Hayy Ibn Yaqzan

Kesadaran Manusia
Ilustrasi Kesadaran Manusia (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Abu Bakr Muhammad ibn Abd al-Malik ibn Muhammad ibn Tufail al-Qaisi al-Andalusi adalah nama lengkap seorang filsuf asal Andalusia, spanyol yakni Ibn Thufail yang sering dikenal juga sebagai Abubacer.

Beliau merupakan filosof islam terkemuka sekaligus khalifah hebat pada zamannya. Sayangnya sejarah islam tidak benar-benar merekam jejak perjuangan dan kehebatan beliau karena saat itu terlalu sibuk mengurusi pemerintahan, sehingga tidak begitu fokus menghasilkan karya-karyanya.

Sepanjang hidup Ibn Thufail mampu melahirkan karya menembus dunia dan sangat populer yakni karya filsafatnya yang berjudul Hayy Ibn Yaqzan.

Arti dari karyanya tersebut “Hidup, anak kesadaran”, yang mana karya tersebut menjelaskan bahwa akal dan jiwa yang saling menyatu dapat melahirkan kesadaran sebagai pemahaman tertinggi manusia.

Bacaan Lainnya

Kesadaran manusia itulah yang menjadi pijakan dalam berkehidupan menurut Ibn Thufail.[Pengenalan Tokoh dan Kehidupan Hayy

Ibn Thufail mengenalkan pemikiran filsafat yang begitu luar biasa melalui kisah seorang bayi laki-laki bernamakan Hayy Ibn Yaqzan.

Ketika sang ibu terpaksa membuang buah hatinya diantara sungai yang mengalir, ia lakukan sebagai bentuk cinta dan perlindungan nyawa anaknya yang tengah terancam.

Dari situlah kemudian bayi mungil Hayy ditemukan dan dibesarkan dalam asuhan seekor rusa betina di dalam hutan hingga kemudian tumbuh menjadi laki-laki dewasa. 

Hidup Hayy tidak pernah jauh dari kehidupan hewan-hewan dan alam liar, sehingga dalam proses tumbuh ia harus mengalami banyak kebingungan ketika merasa bahwa dirinya terlahir berbeda diantara hewan-hewan disekitarnya.

Melihat semua hewan-hewan tersebut dapat bertahan hidup dan melindungi diri dengan segala yang sudah melekat ketika hewan tersebut lahir.

Layaknya harimau mempunyai taringnya yang tajam, burung yang badannya tertutupi oleh bulu-bulu, rusa yang mempunyai tanduk, dan berbagai hewan lain yang memiliki ekor. Hal tersebut membuatnya berpikir mengapa ia tidak memilikinya?

Proses Pemerolehan Pemahaman Menuju Kesadaran

Melalui akal pikirnya tersebut membuat Hayy yang tadinya merasa sedih dan berputus asa karena tidak memiliki hal yang sama dengan para hewan membuatnya mulai mengembangkan cara berpikirnya.

Ketika melihat dedaunan hijau yang mengelilinginya, Hayy mengambil dedaunan hijau dengan kedua tangan kemudian menjadikannya penutup sekaligus pelindung badan telanjangnya.

Dari sinilah Hayy menyadari bahwa ia juga memiliki kedua tangan yang begitu kuat dan bisa melakukan banyak hal dengan tangannya itu.

Seiring berjalannya waktu Hayy melihat rusa betina yang selama ini mengasuhnya tengah terbaring lemah, tidak bergerak, dan tengah dikerumuni lalat.

Rasa penasaran kemudian menyelimuti pikirannya, dengan penuh rasa keingintahuan yang tinggi ia mulai mengobservasi dengan teliti melalui panca indranya mengapa bisa rusa tersebut tidak lagi bergerak.

Hingga Ia menemukan solusi dengan mencoba membelah bagian dada rusa layaknya seorang dokter bedah yang tengah mengoperasi pasiennya.

Ditemukannya bagian dalam rongga dada rusa terdapat kantung seperti hati yang tengah membusuk, membuatnya menerka-nerka mungkin hal tersebut yang membuat sang rusa tidak lagi hidup. 

Hayy menemukan banyak pengetahuan baru ketika mengobservasi hewan-hewan sekelilingnya tentang bagaimana hewan tersebut dapat bertahan hidup, mengamati keindahan benda-benda yang menghiasi langit seperti bintang, bulan dan matahari.

Hingga kemudian ia berada dititik pemahaman tertinggi atas dirinya sendiri yaitu eksistensi kehidupannya.

Hayy memang hidup dengan banyaknya hewan akan tetapi dia tetaplah manusia yang dibekali oleh akal sebagai alat berpikir.

Dia tidak pernah berhenti pada tahap berpikir saja, melalui akal pikir untuk memahami, dan intuisi yang tajam berupa hati yang bersih kemudian mengantarkan Hayy pada pemahaman tertinggi atas dirinya sendiri dan pengetahuan terhadap Tuhan yakni ma’rifatillah.

Pemahaman spiritual yang tinggi dilalui Hayy, dimana ia mulai mengerti bahwa alam semesta ini digerakan oleh Dzat yang Maha Penguasa atas segala-galanya, bahkan ketika ia mulai menyadari bahwa dirinya sangat terbatas sedangkan Tuhan Maha Dzat tidak terbatas.

Dipahaminya bahwa pergantian antara malam dan siang, hujan dan kemarau, segalanya bahkan daun yang jatuh sekalipun sudah diatur oleh sang pemilik alam semesta. Hayy begitu takjub terhadap Dzat yang begitu luar biasa tersebut.

Pentingnya Kesadaran dalam Kehidupan Manusia

Ketika Hayy benar-banar mencapai kesadaran mendalam terhadap eksistensi hidup dan alam semesta. Hayy mulai merasakan kekuatan dalam dirinya, ketenangan yang begitu luar biasa menyelimuti sanubarinya, kebahagiaan yang tidak lagi mampu digambarkan. Disitulah seorang Hayy menjadi seorang manusia yang sejati, ketika ia menjadi hamba Tuhan seutuhnya.

Ibn Thufail secara tidak langsung memberikan pemahaman pada seluruh manusia bahwa kesadaran tidak sebatas pemahaman tertinggi terhadap intelektualitas seseorang yang diperoleh melalui akal pikirnya, akan tetapi juga mencakup pemahaman tertinggi spiritualis dalam diri seseorang.

Dari karya tersebut Ibn Thufail tersebut memberikan pengetahuan akan pentingnya kesadaran dalam diri manusia.

Manusia akan mencapai tingkat kesadaran dalam dirinya ketika dia sendiri telah melakukan pengamatan kemudian merefleksikan melalui ketajaman intuisi karena hal tersebut adalah bagian dari proses mencapai kesadaran itu sendiri.

Kesadaran dapat datang dalam diri manusia ketika dia sudah benar-benar mengalami proses tersebut tanpa ada manusia lain yang mewakilinya.

Kesadaran juga tidak dengan mudah dipindahkan pada orang lain begitu saja, karena proses mencapai kesadaran merupakan proses panjang yang perlu ditempuh oleh seorang individu. Karenanya kesadaran merupakan salah satu bentuk anugrah Tuhan yang tidak semua manusia mendapatkannya.

Pemikiran filsafat Ibn Thufail dapat kita simpulkan bahwa kesadaran yang dimiliki manusia memiliki peran yang tidak kalah penting dalam kehidupan manusia itu sendiri di muka bumi.

Manusia dibekali oleh akal sehat sehingga ia mampu berpikir, dari sanalah jalan menuju pintu kesadaran terbuka didukung oleh intuisi yang kuat.

Manusia tidak sebatas diperintahkan memanfaatkan nikmat Ilahi berupa akal pikirnya tetapi juga merenungkan, merefleksikan, dan mensinkronkan pengetahuan dari proses berpikirnya dengan ketajaman intuisinya.

Sehingga lahirlah sebuah kesadaran, yang mana jika seseorang tersebut benar-benar mau berpikir dan merenungi apa yang telah tuhan berikan, maka sejatinya ia telah menemukan eksistensi Tuhan.

 

Penulis: Siti Maftukha
Mahasiswi Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

1 Komentar