Kyai Mojo: Ulama Pejuang yang Membangun Peradaban di Pengasingan
Kyai Mojo, seorang ulama kharismatik dan menantu Pangeran Diponegoro, memainkan peran penting dalam Perang Jawa (1825–1830) melawan kolonial Belanda. Setelah ditangkap pada 17 November 1828, Kyai Mojo bersama 63 pengikutnya diasingkan ke Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.
Di pengasingan, beliau tidak hanya melanjutkan dakwah Islam, tetapi juga mendirikan komunitas Jawa Tondano (Jaton) yang memadukan nilai-nilai Islam dan budaya Jawa dalam harmoni dengan masyarakat lokal (Sejarah Kyai Mojo, Ulama Besar di Perang Jawa – Harapan Rakyat, (PDF) NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI LEBARAN KETUPAT MASYARAKAT SUKU JAWA TONDANO DI GORONTALO | Dr. H. Muh. Arif, M. Ag. – Academia.edu).
Lebaran Ketupat: Tradisi Islam-Jawa yang Terus Hidup
Lebaran Ketupat, atau Ba’do Katupat, dirayakan pada hari ketujuh bulan Syawal, seminggu setelah Idulfitri. Tradisi ini merupakan ungkapan syukur setelah menjalankan puasa Ramadan dan puasa enam hari di bulan Syawal.
Ketupat, sebagai simbol “ngaku lepat” (mengakui kesalahan), menjadi ikon dalam perayaan ini, melambangkan pembersihan diri dan permohonan maaf (Ikon Tradisi Ba’do Katupat sebagai Refleksi Kebudayaan Masyarakat Jaton di Sulawesi Utara | Djojosuroto | el Harakah: Jurnal Budaya Islam, Tradisi Lebaran Ketupat Masyarakat Jawa Tondano Gorontalo – Komparasi.id, MAKNA SIMBOLIK DAN KULTURAL TRADISI LEBARAN KETUPAT BAGI MASYARAKAT JAWA | JURNAL SOCIOPOLITICO).
Baca Juga: Tradisi Ketupat sebagai Simbol Persatuan dan Keberagaman dalam Momen Hari Raya Idul Fitri 1445 H
Praktik Lebaran Ketupat di Tondano
Di Tondano, perayaan Lebaran Ketupat oleh komunitas Jaton mencerminkan perpaduan nilai-nilai Islam dan budaya lokal.
Kegiatan dimulai dengan ziarah ke makam Kyai Mojo, diikuti dengan pengajian, ceramah agama, dan silaturahmi antarwarga. Hidangan khas seperti ketupat, opor ayam, dan lemang disajikan sebagai simbol kebersamaan dan syukur.
Pengaruh Sosial dan Nilai Pendidikan
Tradisi Lebaran Ketupat di Tondano tidak hanya memperkuat identitas budaya Jaton, tetapi juga menjadi sarana pendidikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, gotong royong, dan kerukunan antar umat beragama.
Perayaan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk non-Muslim, dalam semangat kebersamaan dan saling menghargai (Nilai-Nilai Kerukunan Umat Beragama dalam Tradisi Hari Raya Ketupat Masyarakat Kampung Gorontalo Di Kota Tondano | Jurnal Multidisiplin Ukita).
Kesimpulan
Warisan Kyai Mojo melalui tradisi Lebaran Ketupat di Tondano menunjukkan bagaimana nilai-nilai Islam dan budaya Jawa dapat beradaptasi dan berkembang dalam konteks lokal. Tradisi ini tidak hanya memperkaya khazanah budaya Indonesia, tetapi juga menjadi contoh nyata harmonisasi antar budaya dan agama.
Penulis:
1. Lintang Respati Satria Tama (2023011070)
2. Qadri Azizi (2023011034)
3. Agil Pramudya wira (2023011016)
4. Rian Saputra (202311038)
Mahasiswa Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Dosen Pengampu: Hartonosujono, S.E., S.Psi., M.S.
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Referensi
- Tewu, M. A., & Kalalo, J. (2023). Nilai-Nilai Kerukunan Umat Beragama dalam Tradisi Hari Raya Ketupat Masyarakat Kampung Gorontalo Di Kota Tondano. Jurnal Multidisiplin Ukita, 1(2), 152–158.
- Katuuk, K. A. (2020). Kecerdasan Budaya Kiai Mojo dalam Mendirikan Kampung Jawa Tondano. Al-Qalam, 26(2), 151–163.
- Sriyana, S., & Suprapti, W. (2024). Makna Simbolik dan Kultural Tradisi Lebaran Ketupat bagi Masyarakat Jawa. Jurnal Sociopolitico, 6(2), 120–132.
- Djojosuroto, K. (2013). Ikon Tradisi Ba’do Katupat sebagai Refleksi Kebudayaan Masyarakat Jaton di Sulawesi Utara. El Harakah: Jurnal Budaya Islam, 15(2), 45–58.
- Arif, M., & Lasantu, M. Y. (2019). Nilai Pendidikan dalam Tradisi Lebaran Ketupat Masyarakat Suku Jawa Tondano di Gorontalo. Madani, 1(2), 144–159. (Nilai-Nilai Kerukunan Umat Beragama dalam Tradisi Hari Raya Ketupat Masyarakat Kampung Gorontalo Di Kota Tondano | Jurnal Multidisiplin Ukita, KECERDASAN BUDAYA KIAI MOJO DALAM MENDIRIKAN KAMPUNG JAWA TONDANO (KIAI MOJO’S CULTURE INTELLIGENCE IN ESTABLISHING KAMPUNG JAWA TONDANO) | Al-Qalam, MAKNA SIMBOLIK DAN KULTURAL TRADISI LEBARAN KETUPAT BAGI MASYARAKAT JAWA | JURNAL SOCIOPOLITICO, Ikon Tradisi Ba’do Katupat sebagai Refleksi Kebudayaan Masyarakat Jaton di Sulawesi Utara | Djojosuroto | el Harakah: Jurnal Budaya Islam, (PDF) NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI LEBARAN KETUPAT MASYARAKAT SUKU JAWA TONDANO DI GORONTALO | Dr. H. Muh. Arif, M. Ag. – Academia.edu
- https://sl.bing.net/bZni9qPoAfc(diakses pada tanggal 15 mei 2025)
- https://sl.bing.net/hWAfuD9AQE0(diakses pada tanggal 15 mei 2025)
- https://sl.bing.net/dRIXgRnv4IC(diakses pada tanggal 15 mei 2025)
Ikuti berita terbaru di Google News