Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa transformasi signifikan dalam sistem pembayaran, termasuk di kalangan mahasiswa yang dikenal sebagai generasi digital native.
Mahasiswa dengan cepat mengadopsi metode pembayaran non-tunai seperti QRIS, e-wallet, dan aplikasi pembayaran digital lainnya dalam aktivitas sehari-hari, termasuk transaksi pembelian jajanan di lingkungan kampus. Hal ini menciptakan peluang dan tantangan baru bagi para pedagang kecil di sekitar kampus.
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak penggunaan sistem pembayaran digital terhadap peningkatan keuntungan penjualan jajanan, faktor-faktor penentu efektivitasnya, serta kontribusinya terhadap efisiensi pengelolaan keuangan baik dari sisi pedagang maupun mahasiswa sebagai konsumen.
Penggunaan QRIS dan dompet digital terbukti memudahkan transaksi, meningkatkan volume pembelian, mencatat transaksi secara otomatis, dan mengurangi risiko kehilangan uang tunai, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap omzet penjualan.
Baca juga:QRIS: Solusi Pembayaran Anti Ribet untuk Kaum Milenial
Diperkuat oleh berbagai studi, di antaranya menyatakan bahwa adopsi QRIS oleh UMKM dan Kopma Store meningkatkan pendapatan secara signifikan, serta bahwa mahasiswa dengan literasi keuangan yang baik lebih cenderung menggunakan metode pembayaran digital karena kenyamanan, efisiensi, dan keamanannya. Bahkan, pandemi COVID-19 turut mempercepat peralihan dari pembayaran tunai ke digital karena adanya pembatasan fisik.
Kampus juga mendukung transformasi ini dengan mengintegrasikan sistem digital untuk kebutuhan administrasi dan layanan sehari-hari. Mahasiswa semakin terbiasa melakukan semua jenis pembayaran secara digital, mulai dari membayar makanan, tiket acara kampus, hingga biaya administrasi perkuliahan.
Selain itu, metode digital dinilai lebih praktis karena mahasiswa tidak perlu membawa uang tunai, cukup menggunakan ponsel untuk menyelesaikan transaksi.
Bagi pedagang, manfaatnya juga sangat jelas. Pencatatan keuangan yang terotomatisasi membantu mereka memahami alur kas secara lebih rinci, merencanakan stok barang, dan menyesuaikan strategi pemasaran. Keamanan dana pun meningkat karena tidak lagi menyimpan uang tunai dalam jumlah besar, sehingga risiko pencurian atau kehilangan dapat diminimalkan.
Namun, tantangan tetap ada terutama dalam bentuk rendahnya literasi digital dan finansial di kalangan pelaku usaha kecil. Masih banyak pedagang jajanan yang belum sepenuhnya memahami fitur-fitur pembayaran digital seperti biaya transaksi, waktu penyelesaian dana, dan strategi promosi yang dapat meningkatkan daya saing.
Kurangnya pelatihan dan edukasi membuat beberapa pelaku usaha merasa enggan atau tidak percaya diri untuk mengadopsi teknologi ini. Beberapa di antaranya juga mengeluhkan kendala teknis seperti sinyal internet yang tidak stabil atau kurangnya perangkat seperti smartphone yang kompatibel.
Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dan edukasi berkelanjutan agar mereka dapat memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Penelitian menunjukkan bahwa pelaku usaha yang mendapatkan pelatihan digital memiliki tingkat keuntungan lebih tinggi dibandingkan yang tidak, bahkan mencapai selisih hingga 30%.
Maka dari itu, peran institusi pendidikan dan pemerintah daerah sangat penting dalam memberikan dukungan berupa pelatihan teknis, penyediaan infrastruktur, serta insentif penggunaan sistem digital.
Selain berdampak pada sisi penjualan, sistem pembayaran digital juga mempermudah pengelolaan keuangan pedagang karena semua transaksi tercatat otomatis dan rapi, sehingga mempermudah laporan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis.
Mahasiswa juga merasa lebih terbantu karena dapat mengontrol pengeluaran secara lebih efektif, bahkan beberapa aplikasi pembayaran menyediakan fitur manajemen anggaran yang membantu pengguna memantau dan membatasi pengeluaran bulanan.
Dalam konteks ini, teknologi menjadi alat strategis yang mampu menciptakan sistem transaksi yang efisien, praktis, dan aman bagi kedua belah pihak.
Dengan memahami dan memaksimalkan potensi dari digitalisasi pembayaran, para pelaku usaha kecil di lingkungan kampus berpeluang untuk meningkatkan daya saing serta mendukung keberlanjutan usahanya. Maka dari itu, digitalisasi pembayaran bukan hanya sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi UMKM kampus untuk tetap relevan dan berkembang.
Selain itu, sistem pembayaran digital juga membuka peluang untuk integrasi layanan lainnya seperti sistem loyalitas pelanggan, promosi berbasis data, hingga kolaborasi dengan platform digital besar untuk meningkatkan eksposur produk mereka.
Baca juga:Â Pengaruh Teknologi QRIS bagi Aktivitas Masyarakat Indonesia
Para pedagang yang mampu menyesuaikan diri dengan transformasi digital akan lebih mudah berkembang dan bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Pemerintah dan institusi pendidikan juga diharapkan berperan lebih aktif dalam memberikan dukungan, baik dalam bentuk pelatihan kewirausahaan berbasis digital maupun fasilitas seperti akses internet dan perangkat digital yang terjangkau.
Secara keseluruhan, penggunaan pembayaran digital memberikan dampak nyata terhadap peningkatan keuntungan penjualan jajanan mahasiswa dengan cara meningkatkan efisiensi, memperluas akses pasar, dan menarik konsumen yang lebih melek teknologi.
Namun, untuk memaksimalkan manfaat tersebut, perlu ada sinergi antara pelaku usaha, institusi pendidikan, dan penyedia layanan keuangan untuk memberikan edukasi, akses, dan pendampingan yang memadai.
Karya tulis ini diharapkan menjadi referensi akademik maupun praktis dalam pengembangan usaha mikro di lingkungan kampus berbasis teknologi finansial.
Dengan meningkatnya penggunaan pembayaran digital dan dukungan dari ekosistem kampus, para pedagang kecil memiliki kesempatan besar untuk berkembang, meningkatkan penjualan, dan mengelola keuangan secara lebih modern dan terstruktur, sehingga dapat menciptakan lingkungan ekonomi kampus yang lebih adaptif, inovatif, dan berkelanjutan dalam era digital saat ini, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi mikro yang berbasis pada pemanfaatan teknologi finansial modern.
Penulis: Elyza Putri Dea Silva (202410180110032)
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pembimbing: Robby Cahydi, M.Pd
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News