Kemenristek Dikti mencanangkan sebuah program salah satunya adalah Program Kemitraan Masyarakat (PKM). PKM dijalankan oleh dosen yang bekerja sama dengan mitra yang dituju sebagai sarana kolaborasi antara pihak industri dengan perguruan tinggi untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran di luar kampus.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya jurusan Teknologi Pangan melakukan PKM DRTPM (Program Kemitraan Masyarakat Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat) dengan menggandeng CV. Excellent Service Agency (ESA) Malang sebagai mitra. Salah satu proker mahasiswa dalam melakukan PKM ini adalah melakukan pengenalan tepung porang di UMKM Kurnia dan Palmarum Bakery.
Palmarum Bakery merupakan sebuah UMKM yang bergerak di bidang pengolahan bakery. UMKM ini memproduksi berbagai produk bakery seperti roti tawar, roti manis aneka toping, pizza, roti burger, dan kue kering. Palmarum Bakery terletak di Jl. Palmerah V No.E5, Cemorokandang, Kec. Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur. Sedangkan UMKM Kurnia memproduksi rerotian, aneka stik, olahan gethuk, dan minuman tradisional. UMKM Kurnia berlokasi di Banjararum Asri AH-35 RT.06/RW.11 Banjararum, Kec. Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sebanyak empat mahasiswa yang mengikuti PKM DRTPM ini berasal dari Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik UPNVJT dan didampingi oleh Dr. drh. Ratna Yulistiani, MP. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen di Program Studi Teknologi Pangan.
Triza Mayasari salah satu mahasiswa yang mengikuti program ini merasa antusias karena mempelajari lebih dalam lagi mengenai dunia bakery, dimana ini merupakan passion nya.
(Foto: Triza M.)
Pemilik Palmarum Bakery, Ibu Esti dan Pak Amin juga sangat mendukung mahasiswa untuk melakukan sebuah riset agar menjadi masukan yang baik bagi usahanya.
“Saya orangnya terbuka untuk membuat produk bakery dengan bahan-bahan baru karena saya juga senang melakukan riset dan kita akan sama-sama belajar,” ungkap Ibu Esti saat diskusi bersama Mahasiswa Teknologi Pangan di Palmarum Bakery pada hari Senin (7/11/2022).
Umbi porang atau yang lebih dikenal dengan sebutan iles-iles merupakan tumbuhan monokotil yang umbinya dapat dikonsumsi. Pemanfaatan umbi porang yang masih minim di bidang pangan menjadikan tolak ukur bagi mahasiswa teknologi pangan ini untuk melakukan inovasi produk yang diminati masyarakat. Ia berhasil menyulap tepung dari umbi porang menjadi roti tawar, hal ini dilakukan untuk memanfaatkan bahan lokal yang melimpah dan minim pemanfaatan.
Roti tawar dari tepung porang ini merupakan solusi solutif dalam menekan impor terigu dan menekan biaya produksi yang tinggi. Dalam hal ini pemilihan roti tawar bukan tanpa alasan pasalnya roti tawar merupakan roti yang paling banyak peminat. Dimana roti tawar kerap dipilih sebagai menu sarapan karena mudah dikreasikan dengan berbagai olesan selai maupun toping.
Tak hanya mudah dikreasikan, roti tawar juga memiliki beberapa kandungan baik bagi kesehatan apalagi jika disubstitusikan dengan tepung porang. Dikutip pada jurnal berjudul “Keanekaragaman iles-iles (Amorphophallus spp.) dan potensinya untuk industri pangan fungsional, kosmetik, dan bioetanol” tepung porang memiliki kandungan glukomannan sehingga bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, menurunkan glukosa darah, menurunkan obesitas, dan mengatasi sembelit.
Triza Mahasiswa Teknologi Pangan UPN “Veteran” Jatim mengatakan, pembuatan roti tawar tepung porang ini sangat mudah dan hasilnya pun tidak jauh beda dengan roti tawar pada umumnya yaitu bertekstur lunak, berpori, dan lembut.
“Pembuatannya simple seperti roti tawar pada umumnya dengan mencampurkan bahan baku tepung terigu, gula, ragi, susu, pengembang, margarin, garam, air, dan tidak lupa disubstitusi dengan tepung porang,” ujarnya dalam ruang produksi di Palmarum Bakery Jl. Palmerah V No. E5, Malang.
Dalam praktik pembuatan roti tawar tepung porang dengan Bu Novi di UMKM Kurnia pada hari Sabtu (17/9/2022) juga dijelaskan jika sifat tepung porang dan tepung terigu berbeda.
“Pada roti tawar tepung porang ini, resep yang digunakan lebih banyak ditambahkan air dalam adonan agar kalis, karena tepung porang banyak menyerap air,” ujarnya di dapur produksi UMKM Kurnia.
Triza mengatakan, kegiatan pengenalan tepung porang ini akan menambah wawasan mengenai bahan baku baru pada bidang bakery. Tentunya sangat dibutuhkan bagi UMKM, ibu rumah tangga maupun PKK agar mereka dapat ikut serta dalam usaha menekan ketergantungan impor terigu, dapat mengembangkan produk diversifikasi pangan berbahan lokal yang memiliki manfaat lebih bagi kesehatan dan tentunya juga dapat membantu perekonomian baik lingkup keluarga maupun desa.
Penulis: Triza Mayasari
Mahasiswa Teknologi Pangan UPN “Veteran” Jawa Timur