Saat menghadapi klien dengan keterbatasan komunikasi karena gangguan penglihatan dan pendengaran yang disebabkan faktor usia atau masalah kesehatan.
Perawat dituntut untuk menjadi komunikator yang baik sehingga terjalin hubungan terapeutik yang efektif antara perawat dengan klien. Pertama kita harus memahami dulu apa itu komunikasi terapeutik.
Komunikasi Teraeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003 48).
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang dan direncanakan untuk tujuan terapi, dalam rangka membina hubungan antara perawat dengan klien agar dapat memiliki kegunaan untuk berbagi informasi, pemikiran, perasaan, mengidentifikasi, mengkaji masalah, dan evaluasi tindakan untuk mempercepat proses kesembuhan klien.
Jenis-jenis Komunikasi
Komunikasi Verbal
Komunikasi ini yang paling sering digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit (melalui tatap muka), biasanya komunikasi ini lebih akurat dan tepat waktu karena memungkinkan klien merespon secara langsung.
Komunikasi Tertulis
Komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang digunakan sebagai pembuat laporan. contohnya sebagai tanda. bukti otentik, dokumentasi historis, jaminan keamanan, dsb.
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi ini merupakan pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. seperti kinesik (bahasa tubuh), proksemik ( individu dengan objek), haptik (menepuk, meraba, mengelus, memegang), paralinguistik ( penggunaan suara), artifak (menggunakan benda disekitar), logo dan warna, dan tampilan fisik tubuh.
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra penglihatan dan pendengaran mempunyai andil terhadap kelancaran dalam komunikasi.
Agar komunikasi dengan klien lansia/masalah kesehatan berjalan dengan efektf, perawat perlu memperhatikan terciptanya suasana komunikasi yang mendukung tercapainya tujuan komunikasi.
Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang sering digunakan adalah media visual.
Klien menangkap pesan bukan dari suara yang dikeluarkan orang lain, tetapi mempelajari gerak bibir lawan bicaranya.
Berikut adalah teknik-teknik komunikasi yang dapat digunakan untuk klien dengan gangguan pendengaran:
- Orientasikan kehadiran perawat dengan cara menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien
- Gunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan agar gerak bibir perawat mudah terbaca
- Usahakan berbicara dengan mempertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim
- Bila mungkin gunakan bahasa pantomim, bahasa isyarat, bahasa jari bila perawat bisa dan diperlukan
- Cobalah sampaikan pesan dalam bentuk tulisan, gambar, atau simbol
Pada klien dengan gangguan penglihatan, media komunikasi yang digunakan biasanya pendengaran dan sentuhan. berikut teknik-teknik yang dapat digunakan untuk klien dengan gangguan penglihatan:
- Perlu adanya ide yang jelas sebelum komunikasi
- Komunikasikan secara singkat dan jelas
- Konsultasikan dengan pihak lain agar mendapatkan dukungan
- Pertimbangkan isi dan nada suara
- Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan/kehadirab perawat
- Identifikasi diri perawat dengan sebutkan nama dan peran
- Berbicaralah dengan suara normal
- Terangkan alasan perawat menyentuh atau mengucapkan kata-kata sebelum melakukan sentuhan pada klien
- Informasikan pada klien ketika anda akan memutus komunikasi/ meninggalkannya
- Orientasikan klien dengan suara dan lingkungan bila klein dipindahkan ke lingkungan/ruangan yang baru.
Dalam melakukan komunikasi dengan klien dengan gangguan penglihatan dan pendengaran perawat memiliki beberapa persyaratan yang harus dimiliki, yaitu;
- Adanya kesiapan, pesan/informasi dan cara penyampaian sudah dipersiapkan dengan matang
- Kesungguhan, penyampaian harus dengan bersungguh-sungguh
- Ketulusan, pemberi informasi harus yakin bahwa apa yang disampaikan merupakan sesuatu yang baik dan memang perlu disampaikan untuk kesembuhan klien
- Kepercayaan diri, percaya diri sangat penting dengan cara penyampaian informasi
- Ketenangan, perawat harus tenang, tidak emosi dan tidak memancing emosi klien
- Keramahan, merupakan kunci sukses dari komunikasi
- Kesederhanaan, penyampaian informasi dibuat sederhana baik bahasa, pengungkapan, dan penyampaian
Penulis: Elsya Putri Zahra
Mahasiswi Keperawatan, Universitas Binawan
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi