Manuskrip Hikayat Sira Panji Citra dalam Manuskrip Jawi di Koleksi Perpustakaan Prancis

Manuskrip Indonesia tersebar di segala penjuru dunia akibat penjajahan yang terjadi selama beberapa abad. Bangsa Eropa yang menjajah Indonesia membawa manuskrip-manuskrip nusantara untuk diperjualbelikan dan merebut hak kekayaan intelektual pribumi.

Salah satu bangsa Eropa yang menjajah Indonesia adalah Perancis. Banyak manuskrip Melayu yang terhimpun di koleksi Perpustakaan Nasional Perancis, Gallica.

Tercatat bahwa koleksi manuskrip nusantara di Gallica hingga ratusan. Koleksi manuskrip tersebut berupa naskah-naskah keagamaan, kisah nabi, sejarah raja dan kerajaan di suatu pulau nusantara, ramuan, dan lain sebagainya.

Deskripsi Naskah

Manuskrip yang berjudul “Hikayat Sira Panji Citra” terdapat pada Bibliothèque Nationale de France atau Perpustakaan Nasional Prancis melalui penelusuran online (daring) dengan pranala https://gallica.bnf.fr.

Perpustakaan Nasional Prancis manuskrip ini diberi kode Malayo-polynésien 59 dan juga berada di katalog Catalogue sommaire des manuscrits indiens, indo-chinois et malayo-polynésiens de la Bibliothèque nationale (Katalog ringkasan manuskrip Perpustakaan Nasional India, Indo-Cina, dan Malay-Polinesia).

Manuskrip ini disalin oleh G.H Huttman dalam bukunya yang berjudul History Of The Kings Of Java pada tahun 1824, sementara naskah ditulis sekitar tahun 1818.

Manuskrip ini ditulis dengan aksara Arab berbahasa Melayu dari kanan ke kiri. Teks manuskrip ditulis dengan khat naskhi.

Jumlah total halaman manuskrip ini sebanyak 356 halaman, sementara jumlah halaman isi sebanyak 336 halaman dan terdapat beberapa halaman kosong. Jumlah baris pada setiap halaman manuskrip ini sebanyak 18 baris.

Seluruh tulisan manuskrip ini hanya satu tinta yaitu tinta hitam dan beralaskan kerta Eropa. Satu halaman manuskrip ini berukuran 250mm x 160 mm.

Banyak kata alihan pada manuskrip ini terletak pada bagian kiri bawah sebagai tanda bahwa halaman satu bersambung ke halaman selanjutnya.

Manuskrip “Hikayat Sira Panji Citra” tidak memiliki cap kertas, cap pembanding, garis tebal tipis, garis tebal pada setiap halaman, nomor halaman, dan iluminasi atau ilustrasi. Serta tidak terdapat nama pengarang, tahun pengarangan, atau tempat naskah ditemukan.

Hikayat Sira Panji Citra berbentuk prosa. Kondisi fisik manuskrip “Hikayat Sira Panji Citra” tidak ada korosi tinta atau tinta pudar, dapat dibaca dengan jelas, tidak ada kerusakan pada kertas, kertas berwarna coklat.
Transliterasi Naskah.

Bahwainicaritrahikayatakanolehorangyangapunyacitrainiadalahseorangperempuandenganterlalubagusdengancantiknyadisebelahtanahjawamakanbertambahpulabaikrupanyaradenkastumwijayamakaiapunmemakaiberlancingkarangsingwayang* (…)(….)kembangberkerislindainyapermataintanbertalilehertigapegikatberantinganting(…)(…)kembangUngukebayanyaasmara(…)bibirnyamerahmakaterlalulahbaikrupanyasepertibayangbayangasmaramakadiambilradenitubungakaindisambungdengancempakadiperuntukanpadakakandabangindaserayatersimaLalumenyembahpadasaudaranyatertawalahradenkastumwijayadipegangtangansaudaranyaberjalankeluardibarengankansegalakadayanyamasukkedalamistanatatkalaituradencaringatalahlagimenyambungDengansegala(…)telahdilihatnyakakandabagindakeduadatangditegurkatanyakakandakitamarikitamengadapiihandahbundanyamakatersimaradenitukeduakatanyabaiklahtuandimanasekarangbapaajidanIbusurimakaselamatradenjayaasmaradibalitengah(…)(…)makakenyatakanyasamadudukmenyembahdansembahannyamakansirahadapun…bagindamakatitahsapanahtuan(…)bundanyasembuhinihendakbertanyatuanberistriakanadindaputrisingasarijikatuansukasupayaIhandapinangkantuanmakaradenitupuntersimaserayamenyembah(…)(…)(…)ihandabagindaitukatanyamanatitahpatangjanjilahpakata…berkataitusembari(…)padakakandabagindalalusamatertawamakaterlalugembiradansukabagindakakandalagiistrimelihatanaknyabagindaberkasihanitumakahidanganpundiangkatoranglahmakasepatahpun(…)empatputrapemaisuritempatdenganpadakmahdi(…)(…)lagiradenkalaupundatanglahdudukdatangsekaliumurnyabahwanikatahunsirahdayangdayangLaludinegerinya

Analisis Singkat isi Naskah

Manuskrip Panji di Indonesia memiliki ragam cerita yang beragama dan banyak yang diterjemahkan ke berbagai bahasa, serta dikoleksi di perpustakaan dunia. Banyak di antara ragam tersebut yang terkenal salah satunya Carita Panji dan Hikayat Panji Semirang.

Carita Panji berhasil memenangkan penghargaan Memory Of The World pada 2017 dan menjadi koleksi berharga Perpustakaan Nasional RI atas pengajuan dari beberapa perpustakaan dunia seperti perpustakaan Kamboja, Belanda, Malaysia, dan juga Britania Raya ikut serta di dalamnya. Istilah Panji digunakan hingga masa kerajaan Singhasari dan Majapahit.

Manuskrip “Hikayat Sira Panji Citra” menceritakan kisah raja kastum wijaya dan kerajaannya. Naskah ini diriwayatkan oleh seseorang yang mendengar dari seseorang lain.

Hikayat ini berawal dari raja yang bernama kastum wijaya jatuh cinta ke pada seorang perempuan yang nantinya akan menjadi pasangannya kelak.

Betapa cantiknya perempuan yang disukai oleh raja kastum wijaya, hingga ia meminta izin ibu suri untuk menikahkannya dengan gadis yang disukai. Lalu Raja Kastum Wijaya memiliki keterunan empat orang anak yang akan menjadi penerusnya.

Hikayat ini menceritakan sejarah Raja Kastum Wijaya dan keturunannya dengan segala karakter yang dimiliki dan masalah yang dihadapi oleh keturunan Raja Kastum Wijaya.

Catatan: (…) kata tidak dapat dibaca.

Penulis:

1. Anna Khoirunnisa
2. Dr. Iin Suryaningsih, M.A

Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Arab, Universitas Al Azhar Indonesia

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b10027421g/f1.item.r=Malayo-polyn%C3%A9sien%2059 diakses pada 8 Juni 2023

Catalogue Sommaire Des Manuscrits Indiens, Indo-Chinois Et Malayo-Polynésiens De La Bibliothèque Nationale https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b10329763p/f383.item diakses pada 10 Mei 2023