Kasus korupsi yang semakin merajarela di Negara Republik Indonesia merupakan contoh fenomena pudarnya semangat bela negara.
Korupsi merupakan contoh pencurian hak warga negara yang menunjukkan adanya ketidakberpihakan terhadap warga negaranya dan ketidakcintaan terhadap negaranya.
Fenomena seperti ini, perlu diberantas dan diantisipasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam rangka mengantisipasi kasus korupsi adalah menanamkan pendidikan bela negara dalam pembelajaran.
Pembelajaran puisi merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam rangka menanamkan nilai bela negara. Sebagai karya realisme sosialis, puisi sering menggambarkan peristiwa sejarah yang pernah dialami oleh tanah pertiwi Indonesia.
Dengan penggambaran sejarah seperti itu, puisi menjadi sarana dalam mengedukasi pembaca tentang semangat membela negara, sebagai contoh puisi Di Bawah Kibaran Merah Putih karya Taufik Affandi dan Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini karya Taufik Ismail.
Kedua puisi tersebut mengedukasi pembaca tentang perjuangan pahlawan, nasionalisme dan semangat perjuangan membela negara.
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang menunjukkan kecintaan terhadap Negara Republik Indonesia. Dalam pembelajaran sastra Indonesia, nilai bela negara mempunyai peran penting dalam membentuk sikap peserta didik yang menunjukkan sikap kecintaan terhadap negara.
Peserta didik sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki sikap bela negara. Sebagai generasi penerus bangsa maka kepribadian atau watak bangsa perlu dibentuk dan dikembangkan guna menumbuhkan kesadaran bela negara (Kristiono, 2018).
Dalam modul Implementasi Bela Negara yang diterbitkan oleh Dewan Ketahanan Nasional (2018) penggenapan nilai-nilai bela negara meliputi: cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban bagi bangsa dan negara, mempunyai kemampuan awal bela negara, semangat untuk mewujudkan yang berdaulat adil dan makmur.
Penelitian Suwandoko (2018) mengatakan bahwa penguatan kesadaran bela negara bagi peserta didik dapat dilakukan melalui internalisasi dalam pembelajaran.
Sebagai wujud penanaman nilai bela negara dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia maka pendidik dapat memasukan konsep bela negara dalam materi puisi dan modul ajar pembelajaran puisi. Salah satu materi puisi yang sangat relevan untuk menanamkan nilai-nilai bela negara adalah materi pembacaan puisi.
Pendidik dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca puisi yang bertema: cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban bagi bangsa dan negara, mempunyai kemampuan awal bela negara, semangat untuk mewujudkan yang berdaulat adil dan makmur.
Pembelajaran membaca puisi terdapat beberapa langkah, antara lain: penyampaian materi teknik pembacaan puisi, interprestasi puisi dan praktik pembacaan puisi. Penyampaian materi teknik pembacaan puisi disampaikan oleh pendidik, seperti pernafaasan, ekspresi, gestur, lafal, jeda, dan vokal.
Dalam penyampaian materi tersebut, pendidik hendaknya memberikan contoh penerapan dan memanfaatkan media puisi bermuatan bela negara. Dengan cara demikian maka peserta didik tidak hanya mendapatkan materi dari pendidik, tetapi juga pendidik dapat menanamkam nilai-nilai bela negara melalui media puisi yang digunakan.
Interprestasi puisi merupakan langkah kedua dalam pembelajaran membaca puisi. Kegiatan interprestasi bertujuan untuk memahami puisi yang akan dibacanya sehingga peserta didik mampu menyampaikan apa yang telah ditulis oleh penyair.
Dengan memanfaatkan puisi bertema nilai-nilai bela negara maka peserta didik akan tertanam sikap-sikap bela negara yang terkandung dalam puisi yang dibacanya.
Setelah memahami puisi melalui kegiatan interprestasi puisi barulah peserta didik membacakan puisinya kepada peserta didik lainya. Pemabacaan puisi yang sesuai dengan kaidah, maka pembacaan puisi harus mampu menggugah pengalaman pendengarnya.
Pembacaan puisi tersebut akan sekaligus menanamkan nilai-nilai bela negara kepada peserta didik lainnya yang secara serius menyimak dan menghayatinya.
Selanjutnya, modul ajar pembelajaran puisi yang disusun oleh pendidik harus memuat konsep-konsep bela negara dalam penyesuaian profil pelajar Pancasila dan penyusunan capaian pembelajaran. Penyesuaian konsep-konsep bela negara pada profil pelajar Pancasila adalah mengidentifikasi dan memilih konsep bela negara yang sesuai dengan sub dimensi profil pelajar Pancasila.
Selanjutnya, pendidik dapat menanamkan nilai bela negara pada capaian pembelajaran puisi. Pembelajaran puisi di kelas X adalah mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
Berdasarkan capaian pembelajaran tersebut dalam rangka menanamkan nilai-nilai bela negara maka capaian pembelajaran akan berubah menjadi mengidentifikasi suasana, tema, dan makna puisi dalam antologi puisi Kemerdekaan Indonesia Maju karya Komunitas Muda Bersejarah yang diperdengarkan atau dibaca.
Menanamkan nilai-nilai bela negara pada pembelajaran membaca puisi sangat relevan dengan program Kementerian Pertahanan sebagai upaya membangun sikap yang mengedepankan kepentingan negara.Â
Dengan adanya penanaman nilai-nilai bela negara dalam pembelajaran membaca puisi, peserta didik dapat memperoleh sikap dan tingkah laku sesuai nilai-nilai bela negara dan menjadi modal dasar dalam konteks bangsa dan negara agar selalu mengedepankan kepentingan negara.
Penulis:Â Nurul Setyorini
Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Editor: Ika Ayuni Lestari    Â
Bahasa: Rahmat Al Kafi