Angkatan 2000an Disebut Sebagai Sastra Indonesia Mutakhir, Mengapa?

sastra Indonesia mutakhir

Berbicara tentang sastra Indonesia mutakhir, sebagai tema utama, tentu bukan masalah tanpa resiko. Selain luasnya cakupan definisi “sastra Indonesia” itu sendiri. Hal ini juga disebabkan ketidakjelasan istilah “mutakhir” yang digunakan dalam judul artikel ini, yang cenderung memberikan arti yang bias.

Dengan demikian, istilah “sastra Indonesia” dalam konteks ini, sebagai penyederhanaan konsep, hanya akan merujuk pada karya sastra yang ditulis dalam bahasa Indonesia; Sedangkan istilah “diperbarui” lebih dimaksudkan untuk merujuk pada perkembangan sastra Indonesia dalam satu dekade terakhir ini, dari tahun 2000 hingga sekarang.

Dengan keterbatasan tersebut, bukan berarti perkembangan sastra Indonesia pada masa sekarang akan kehilangan relevansi praktisnya. Sebenarnya untuk melakukan pembahasan ini, saya akan banyak bercerita tentang perkembangan sastra Indonesia di akhir abad ke-20. Bagaimanapun, perjalanan sejarah adalah mata rantai yang terus menerus dan selalu dialektis.

Bacaan Lainnya
DONASI

Sastra Indonesia mutakhir tidak akan ada tanpa melalui proses sejarah yang panjang sejak lahirnya karya-karya sastra klasik Nusantara yang hidup dan berkembang dalam tradisi lisan pada abad terakhir. Sastra Indonesia masa kini adalah anak-anak yang dibesarkan oleh tradisi sastra sebelumnya. Sastra Indonesia abad ke-21 merupakan warisan langsung dari tradisi sastra Indonesia abad ke-20.

Angkatan 2000 adalah nama yang dicetuskan oleh Korrie Layun Rampan. Angkatan ini sering disebut sebagai sastra Indonesia Mutakhir Pada tahun 90-an hingga 2000-an, rencana lahirnya Reformasi banyak terdengar, namun gagal memiliki juru bicara. Sekitar seratus penyair, cerpen, novelis, esai, dan bahkan kritikus diikutsertakan oleh Korrie pada angkatan 2000.

Pada awal tahun 2000-an, beberapa fenomena menarik dapat dicermati dari perkembangan fiksi Indonesia, salah satunya adalah muncul istilah yang sering disebut ‘Sastra Wangi’. Munculnya sastra wangi yang kontroversial ini rupanya dipicu oleh terbitnya fiksi berlatar belakang seksual dari tangan segelintir penulis perempuan muda.

Sastra Wangi lahir di awal tahun 2000an dengan sifat yang penuh dengan kebebasan dan kehati-hatian, terutama dalam mengungkap hal-hal tabu yang awalnya tidak layak untuk dibicarakan sehingga layak untuk dipublikasikan.

Para penulis Sastra wangi menghadirkan kehidupan yang selalu tampil sebagai sisi gelap atau negatif dengan kemasan menarik yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, sastra wangi ini menimbulkan banyak kelebihan dan kekurangan.

Selain munculnya sastra wangi, ada pula fenomena lain yang tampaknya mulai muncul di dunia fiksi Indonesia belakangan ini, yaitu munculnya ikon-ikon teknologi informasi terkini seperti Internet dan telepon genggam, yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam membentuk makna. dari sebuah karya sastra.

Adapun ciri atau karakteristik dari karya sastra Angkatan 2000, yaitu: 1) kata-kata bermakna konotatif 2) menyindir tentang kehidupan 3) revolusi tipografi dalam sosial 4) muncul fiksi islami 5) kritik sosial 6) lebih condong pada hal yang berbau vulgar dan pergaulan bebas 7) lahirnya sastra cyber.

Di antara penulis generasi 2000 adalah Ahmad Fuadi. Ahmad Faudi lahir di Bayur Maninjau, Sumatera Barat, 30 Desember 1973. Ia adalah seorang novelis, pekerja sosial dan juga pernah menjadi jurnalis. Novel pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara.

Selanjutnya adalah Andrea Hirata. Andrea Hirata lahir pada tanggal 24 Oktober 1967 di Belitung Timur, Bangka Belitung. Andrea menjadi novelis dengan karya pertamanya, Laskar Pelangi. Dan novel itu diadaptasi untuk layar lebar.

Habiburrahman El-Shirazy. Habiburrahman El-Shirazy lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976. Habiburrahman adalah seorang novelis, sutradara dan penyair. Karyanya yang paling terkenal berupa novel yang juga muncul di layar lebar adalah Ayat-Ayat Cinta.

Selain sastrawan pria ada juga sastrawan wanita Indonesia angkatan 2000-an seperti, Justina Ayu Utami lahir di Bogor, Jawa Barat pada 21 November 1968. Aktivis jurnalis dan sastrawan wanita yang terkenal pada angkatan 2000. Karya sastranya yang pertama novel Saman.

Kemudian ada Dewi Lestari atau yang lebih akrab dipanggil Dee. Dee lahir  di Bandung, Jawa Barat 20 Januari 1976. Novel nya yang populer adalah Perahu Kertas dan Supernova.

Fiksi Indonesia modern juga berarti dunia yang kompleks, seperti taman yang luas dan ditumbuhi berbagai dan warna bunga yang berbeda-beda. Kompleksitas tersebut tidak hanya terlihat pada keragaman tema yang ditawarkan, tetapi juga pada gaya bahasa, teknik cerita, dan gaya ekspresi. Selanjutnya, seperti yang terjadi di dunia puisi, karya-karya fikmin terbaru Indonesia ternyata tidak hanya dihasilkan oleh penulis muda atau pendatang baru.

Perkembangan puisi pada masa ini muncul puisi kontemporer, istilah kontemporer ini mengacu pada waktu lain untuk model puisi tertentu, karena di era sekarang sudah banyak model puisi konvensional. Adapun perkembangan prosa, angkatan ini bertujuan untuk menandai pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke masa pasca Reformasi hingga sekarang.

Penulis: Sri Yundiani
Mahassiwa Prodi Pedidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI