Ancaman Keamanan di Israel: Faktor Meningkatnya Risiko Perang

Perang
Ilustrasi Perang (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Israel saat ini menghadapi tantangan serius dalam bentuk meningkatnya gelombang teror dan ancaman perang yang mengintai.

Situasinya semakin kompleks karena peristiwa-peristiwa terkoordinasi yang tampaknya berhubungan dengan Iran. Israel berupaya menjauhi pertempuran skala besar, namun ada empat faktor yang meningkatkan potensi konflik.

Pertama, isu internasional melibatkan kekuatan besar seperti Rusia, Iran, Tiongkok, dan Korea Utara. Pendekatan mereka telah memungkinkan Iran untuk mengembangkan program nuklir dan mendukung terorisme.

Di sisi lain, proses perdamaian dengan Arab Saudi, meskipun belum pasti, memiliki dampak regional dan global yang signifikan. Namun, hal ini juga memicu aktivitas yang mengganggu dan merugikan Israel.

Bacaan Lainnya

Faktor kedua adalah ancaman dari organisasi teroris, baik dari luar maupun dalam Israel. Mereka melihat Israel melemah dalam beberapa tahun terakhir dan mencoba memanfaatkan situasi ini.

Faktor ketiga adalah situasi internal Israel, termasuk perdebatan politik yang melibatkan militer, yang telah mengganggu keamanan dan stabilitas negara.

Faktor keempat adalah masalah internal yang melibatkan komunitas Arab-Israel di Negev dan Galilea.

Saat ini, peralatan militer berkumpul di wilayah tengah, dan Israel harus selalu siap menghadapi potensi ancaman dari berbagai arah.

Ini menjadi lebih penting ketika israel merayakan 50 tahun Perang Yom Kippur, yang mengajarkan kepada israel pentingnya inisiatif, semangat, dan peningkatan pasukan darat.

Namun, pertanyaan muncul tentang apakah ukuran pasukan darat saat ini sudah cukup untuk menghadapi perang multi-front yang besar.

Karena Di Timur Tengah, kekuatan adalah bahasa yang dipahami semua pihak, dan tindakan nyata akan menguji kekuatan kita.

Situasi ini menuntut Israel untuk bijaksana dan waspada dalam menghadapi kompleksitas konflik di seluruh front. Israel berharap dapat menghindari perang menyeluruh, tetapi peristiwa-peristiwa yang terjadi harus dihadapi dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko eskalasi konflik.

Berita ini diulas dari jaridah al-quds al aroby, Brigadir Jenderal Cadangan Moshe Meidam (Maariv 10/2/2023).

Penulis: Wardah Azizah
Mahasiswi Bahasa dan Sastra Arab, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses