Membangun Ekonomi melalui Proses Bertani

Membangun Ekonomi melalui Proses Bertani
Sumber: pixabay.com

Dalam pertanian, bertani adalah salah satu mata pencaharian masyarakat yang dapat mendukung tingkat perekonomian, khususnya didaerah pedesaan. Para petani memulai bertani dengan menanam dan merawat hasil tanaman disawah atau dikebun.

Setiap pagi, para petani memeriksa tanah dengan memastikan kelembapan tanah tersebut cukup serta membersihkan hama yang sering menyerang tanaman petani sehingga menghambat kegiatan bertani. Dalam proses bertani, kondisi cuaca dan teknik yang dilakukan juga sangat berpengaruh terhadap tanaman yang petani hasilkan.

Tanaman yang petani hasilkan terdiri dari berbagai jenis tanaman, seperti padi, sayuran, dan buah-buahan, sesuai dengan musimnya. berbagai jenis tanaman tersebut petani lakukan dengan menggunakan alat-alat tradisional. Bagi para petani, tanaman memerlukan alat-alat tradisional karena masih menjadi andalan dalam kegiatan bertani sehari-hari.

Alat yang digunakan pada tanaman seperti cangkul, yang dapat membantu petani menggemburkan tanah agar siap ditanami, bajak, yang terbuat dari kayu dan ditarik oleh kerbau untuk mempermudah dalam mencangkul lahan dan sabit yang digunakan petani untuk memetik padi secara satu per satu. Dengan menggunakan alat-alat ini, petani dapat lebih teliti dalam merawat tanaman dan menjaga kualitas panen.

Bacaan Lainnya

Untuk menjaga kualitas panen, tanaman tidak hanya bergantung terhadap tanah. Hasil panen juga dipengaruh i oleh pencahayaan yang tepat dari sinar matahari dalam proses pertumbuhan tanaman.

Tanaman juga memerlukan air yang cukup dan teratur, pemberian pupuk organik atau anorganik sebagai nutrisi untuk meningkatkan kandungan gizi dalam tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal, serta perlindungan dari hama dan penyakit agar tanaman tidak rusak sebelum masa panen. Dengan memenuhi kebutuhan tanaman tersebut kualitas hasil panen dapat meningkat, sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi petani.

Penggunaan pupuk yang tepat merupakan kunci dari hasil panen. agar pupuk memberikan hasil yang optimal, maka petani harus memperhatikan penggunaan pupuk pada tanaman, dengan memahami apa saja jenis jenis pupuk dan kebutuhan nutrisi pada tanaman.

Selain itu, waktu aplikasi pupuk pada tanaman juga perlu diperhatikan, penggunaan pupuk tidak bisa diberikan hanya sekali pada tanaman, sebaliknya penggunaan pupuk secara berlebihan juga tidak dianjurkan. oleh sebab itu, petani harus menyesuaikan jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman.

Penggunaan pupuk yang berlebihan dapat merusak kesuburan tanaman dan menambah biaya produksi. Dengan demikian, penggunaan pupuk yang baik pada tanaman dapat membantu petani meningkatkan hasil panen yang berkelanjutan.

Baca Juga: Mendukung UKM untuk Ekonomi yang Lebih Baik

Saat musim panen tiba, berbagai kegiatan petani saat memanen yaitu memotong jerami, merontok, mengangkut, membersihkan serta mengumpulkan. Selain itu, petani juga harus memperhatikan proses dalam memanen hasil tanaman, dengan menyiapkan alat alat yang digunakan untuk memotong tanaman.

Memastikan alat yang digunakan untuk memanen seperti alat potong sudah dalam kondisi tajam atau tidak tumpul agar mempercepat proses pekerjaan dan mengurangi kerusakan pada tanaman. Petani juga harus memperhatikan bagian dari tanaman yang akan dipanen serta menyiapkan alas atau wadah untuk melakukan proses panen.

Setelah proses panen selesai, hasil tanamannya harus ditangani dengan baik agar menjaga kesegaran tanamannya. Pada tahap ini para petani mengeringkan, membersihkan, dan melakukan penyortiran serta mengemas hasil panen sesuai dengan jenis dan kualitasnya.

Penyortiran ini penting dilakukan karena hasil panen yang berkualitas tinggi akan mendapatkan harga yang lebih baik dibandingkan hasil panen yang rusak atau tidak memenuhi standar pasar. Hal tersebut dilakukan agar mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan terhadap hasil panen.

Tahap selanjutnya petani menjual hasil panen tersebut ke pasar. Di beberapa daerah, petani dapat menjual hasil panen dengan bekerja sama dengan koperasi atau toke di pasar. Namun, kebanyakan para petani juga menjualnya dengan langsung berinteraksi dipasar dengan para pembeli atau konsumen.

Dalam kegiatan ini petani harus memastikan produk yang akan dijual terlihat segar, bersih dan rapi agar menarik perhatian pembeli. Itu sebabnya banyak para petani menjual hasil panennya dengan berjualan pagi-pagi dipasar, karena kesegaran salah satu hal penting yang bisa menarik minat konsumen.

Di pasar, petani atau pedagang menjual produk dengan menentukan harga jual yang wajar berdasarkan permintaan pasar dan biaya produksi yang telah mereka keluarkan. Dalam proses ini, petani harus memiliki kemampuan negoisasi yang baik untuk mencapai kesepakatan harga yang menguntungkan.

Produsen biasanya menjual produk dengan menetapkan harga berdasarkan kualitas produk dan memperhatikan harga pasar yang berlaku. Bagi petani, negoisasi adalah hal yang penting agar mereka mendapatkan keuntungan yang layak tanpa merugikan pembeli, terutama terhadap produk yang dijual memiliki kualitas tinggi.

Baca Juga: Ekonomi Kreatif sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi

Para petani menjual produk  dengan cara menawarkan penjelasan atau informasi kepada konsumen. Informasi yang disampaikan seperti metode budidaya, asal usul produk bahkan manfaat bagi kesehatan. Ini menjadi nilai tambah bagi konsumen yang tertarik untuk membeli produk tersebut sebab adanya penjelasan atau informasi dari produsen.

Informasi tersebut penting bagi para petani yang menjual langsung ke konsumen, karena informasi tersebut meningkatkan minat pembeli dan mempermudah proses jual beli produk mereka.

Setelah proses jual beli produk di pasar selesai, petani biasanya melakukan pencatatan penjualan untuk mengetahui pendapatan yang mereka peroleh hari itu. Catatan ini penting untuk memantau hasil penjualan dan menilai efektivitas strategi pemasaran yang digunakan.

Selain itu, petani juga dapat memanfaatkan catatan ini untuk mengelola keuangan dan persiapan modal untuk musim tanam berikutnya. Melalui pencatatan dan evaluasi, petani dapat memperbaiki strategi penjualan dan menentukan waktu yang tepat untuk menjual.

Saat melakukan pencatatan hasil penjualan di pasar, petani biasanya akan mengevaluasi hasil penjualannya. evaluasi dilakukan dengan mencatat jumlah produk yang terjual, harga per satuan dan biaya operasional.

Evaluasi ini membantu petani memantau perkembangan usahanya serta menghitung keuntungan bersih yang diperoleh. Dari hasil evaluasi, petani juga dapat mengidentifikasi produk mana yang paling diminati di pasar dan produk mana yang mungkin membutuhkan perbaikan kualitas untuk musim tanam berikutnya.

Langkah selanjutnya setelah evaluasi adalah merencanakan kegiatan untuk musim tanam berikutnya. Berdasarkan data penjualan, petani bisa menentukan jenis tanaman yang lebih menguntungkan dan strategi untuk meningkatkan produksi atau kualitas.

Mereka akan menyesuaikan waktu tanam, metode budidaya, atau bahkan berinvestasi dalam teknologi pertanian yang lebih efisien. Petani juga harus mempersiapkan modal dan sumber daya untuk proses tanam berikutnya, seperti pupuk, benih, serta peralatan yang dibutuhkan. Dengan perencanaan yang matang berdasarkan data penjualan sebelumnya, petani memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan hasil dan pendapatan pada panen berikutnya.

 

Penulis: Martha Juwita Sipahutar
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Tidar

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses