Pergantian presiden yang belum lama ini dilaksanakan membawa euforia tersendiri bagi rakyat Indonesia. Dengan dilantiknya pemimpin baru, masyarakat juga mengharapkan kehidupan yang lebih baik dari berbagai aspek, salah satunya pendidikan.
Pendidikan menjadi aspek yang cukup disorot, terutama tentang bagaimana sepak terjang pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia pada era presiden baru sekarang ini.
Sebelumnya, dapat dilihat bahwa banyak sekali sekolah di Indonesia dari berbagai jenjang yang dalam pembelajarannya hanya terpacu pada buku, dengan minim praktik. Yang mana kita tahu bahwa di zaman sekarang ini, kemampuan praktik lebih diandalkan. Jika hanya mengacu pada buku, kemampuan problem solving dan critical thinking siswa tidak akan berjalan dengan baik.
Dua hal tersebut sangat penting untuk kehidupan di masa depan. Ini juga menjadikan siswa mampu berpikir kreatif serta inovatif untuk memecahkan suatu masalah. Karena yang diharapkan pada generasi muda saat ini adalah bagaimana cara mereka dapat berkembang dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka dengan kondisi persaingan saat ini yang sangat ketat.
Dengan ini diharapkan bahwa sekolah-sekolah di Indonesia dapat menerapkan praktik problem solving dan critical thinking dengan mengeksplor lebih banyak lagi diluar buku yang sudah ada.
Satu hal yang menurut saya juga patut disorot adalah pendidikan moral dan etika di sekolah. Sudah banyak kasus yang berkaitan dengan moral dan etika terjadi di sekolah, dan yang paling sering adalah antara murid dan guru.
Jika dilihat, nilai moral dan etika ini sudah mulai tergerus. Kedua hal tersebut sebenarnya dapat dipelajari di luar sekolah, namun saya harap pembelajaran ini dapat masuk di kurikulum. Karena pada dasarnya, lingkungan sangat berpengaruh dengan apa yang kita pelajari dan implementasikan. Dan sekolah dapat menjadi salah satu opsi untuk mengembangkan moral dan etika yang baik.
Yang terpenting dalam pembelajaran ini yaitu siswa dapat lebih menghargai tenaga pendidik. Banyak berita tentang siswa yang merasa tersinggung dan tidak terima saat ditegur oleh guru, padahal itu merupakan hal biasa yang terjadi pada saat proses pembelajaran.
Dapat dilihat dari kasus tersebut bahwa banyak siswa masih memiliki etika minus. Disini pembelajaran moral dan etika sangat dibutuhkan dalam pembentukan karakter siswa yang berakhlak mulia.
Penulis:Â Syifa Amalia Istighfarani
Mahasiswa S1 Akuntansi, Universitas Tidar
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News