Teknologi Blockchain: Kunci Keamanan dan Transparansi Data di Masa Depan

Teknologi Blockchain
Teknologi Blockchain (Sumber: Meta AI)

Teknologi blockchain telah mengubah cara bertransaksi, berkomunikasi dan menyimpan data. Dengan kemampuan desentralisasi, keamanan dan transparansi, teknologi ini memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai sektor kehidupan di masa yang akan datang. Selain bidang keuangan dan perbankan, sektor-sektor lain seperti keamanan, rantai pasokan, kesehatan dan pemerintahan juga berpeluang menggunakan teknologi ini.

Sejarah dan Perkembangan Blockchain

Dalam sejarah dan perkembangannya, cikal bakal blockchain diawali pada tahun 1983 di mana seorang ahli kriptografi sekaligus ilmuwan komputer asal Amerika Serikat bernama David Chaum, memperkenalkan konsep “eCash-(Electronic Cash)” sebagai system pembayaran online yang aman, anonim dan efisien.

Kemudian pada tahun 1991 dua orang ilmuwan dari negara yang sama dengan David Chaum yaitu Amerika Serikat bernama Stuart Haber dan Scott Stornetta mengembangkan sistem “timestamp” untuk dokumen digital. Selanjutnya Nick Szabo menawarkan konsep “BitGold”(1998) dan Hal Finney mengembangkan konsep “Reusable Proof of Work”(2004).

 

Bacaan Lainnya

Prinsip Kerja Blockchain

Prinsip kerja blockchain adalah melibatkan desentralisasi, kriptografi dan kontrak pintar. Desentralisasi artinya menggunakan jaringan komputer yang tidak dikendalikan oleh satu entitas. Setiap komputer dalam jaringan disebut node, yang berfungsi sebagai pengolah dan pengaman data. Node-node tersebut mencapai kesepakatan (konsensus) untuk memvalidasi transaksi dan memperbarui  blockchain.

Kriptografi antara lain: enkripsi, algoritma has, kunci publik dan privat dan digital signature. Enkripsi, dimana data tersebut akan disimpan secara terenskripsi, dan untuk menjaga keamanan maka digunakan Algoritma hash yang menghasilkan kode unik (hash) untuk setiap blok data.

Kunci public dan privat digunakan untuk mengamankan transaksi dan mengidentifikasi pengguna, sedangkan digital signature digunakan untuk memastikan keaslian transaksi.

Kontrak pintar (Smart Contract) digunakan untuk mengatur dan melaksanakan kesepakatan antara dua pihak atau lebih dalam blockchain. Di mana kontrak pintar ini memiliki kondisi dan aksi yang ditentukan sebelumnya, yang nantinya akan berjalan secara otomatis jika kondisi terpenuhi dan bisa memastikan transparansi dan keamanan dalam bertransaksi.

Baca juga: Peran Teknologi Blockchain dalam Rantai Pasok Pangan Pertanian di Era Industri 4.0

 

3. Aplikasi Blockchain

Dewasa ini blockchain sudah diaplikasikan di berbagai bidang antara lain: Keuangan (Bitcoin, Ethereum, Litedcoin). Kesehatan (Medibloc, Healthverity, Guardtime, IBM Watson Health, Philips healthsuite). Supply Chain (Walmart, Maersk, Unilever, DE beer, DHL). Pemerintahan (pengelolaan anggaran, pemilihan umum, transportasi dan lain-lainnya).

 

4. Blockchain di Masa Depan

Bagaimana dengan proyeksi pengembangan, inovasi dan dampak sosial blockchain di masa depan? Melihat perkembangannya, penggunaan aplikasi blockchain ini akan merambah di berbagai sektor di masa depan. Perusahaan dan pemerintah mungkin akan meningkatkan investasi untuk pengembangan aplikasi ini.

Dalam berinovasi, pengembangan teknologi blockchain generasi ketiga mungkin akan terus ditingkatkan guna mengatasi tantangan yang ada dalam skalabilitas, keamanan dan kolaborasi.

Sementara dampak sosial yang timbul seiring dengan meningkatnya transparansi dan akuntabilitas adalah meningkatnya kepercayaan dalam berbagai sektor, mengurangi resiko korupsi dan penipuan, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya, membuka peluang baru bagi pelaku ekonomi serta meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan layanan publik.

 

Simpulan

Teknologi blockchain memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek dan sendi kehidupan. Dengan memahami prinsip kerja, aplikasi dan tantangan, kita dapat mempersiapkan diri untuk masa depan yang aman, transparan dan efisien.

 

Penulis: Supriyo
Mahasiswa S1 Akuntansi, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta

 

Referensi:

  1. Blockchain Council
  2. Wikipedia
  3. Investopedia
  4. “Blockchain Revolution” oleh Don dan Alex Tapscott
  5. Coindesk
  6. Healthcare IT News
  7. Supply Chain Drive
  8. World Economic Forum
  9. Havard Business Review
  10. Forbes
  11. Gartner
  12. McKinsey
  13. CoinMarketCap
  14. CryptoSlate

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses