Surabaya, MMI — Sebagai upaya menumbuhkan semangat toleransi di kalangan generasi muda, sekelompok mahasiswa dari UPN “Veteran” Jawa Timur menginisiasi sebuah kegiatan kreatif berupa podcast singkat yang menghadirkan narasumber dari latar belakang agama dan budaya pada podcast yang digelar pada 10 Juni 2025.
Podcast ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat, dengan mengangkat judul:
“Harmoni Toleransi Di Tengah Ragam Tradisi dan Budaya .”
Narasumber yang dihadirkan dalam podcast adalah mahasiswa aktif dari Program Studi Akuntansi dan Hubungan Internasional, yang berasal dari dua daerah dengan kekayaan budaya yang berbeda, yaitu Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam dialog tersebut, para mahasiswa berbagi pengalaman serta pandangan mengenai pentingnya membangun toleransi di tengah perbedaan. Salah satu topik yang diangkat adalah apakah mereka pernah merasa identitas keagamaan atau budaya bertentangan dengan lingkungan sekitar.
“Menurutku, makan daging babi itu memang hal yang cukup sensitif dan bertentangan bagi sebagian orang. Tapi aku pribadi menghargai itu. Misalnya, kalau teman Muslim main ke rumah, aku pisahkan piringnya agar tetap nyaman. Bahkan ada peralatan makan khusus yang tidak dipakai untuk makanan haram. Kalau bawa bekal pun aku beri tahu dulu, supaya tidak ada yang salah ambil,” ujar Joana, mahasiswa Hubungan Internasional asal NTT.
Baca juga: Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur Gelar Sosialisasi Moderasi Beragama di Lingkungan Kampus
Pertanyaan lain yang dibahas adalah bagaimana mereka menyelaraskan ketika nilai budaya dan agama saling bertabrakan. Joana mengungkapkan bahwa di NTT, masih ada tradisi yang melibatkan peran dukun dan pemberian sesajen saat tahun baru sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur. Walaupun ajaran agamanya menekankan penyembahan hanya kepada Tuhan, ia memahami bahwa praktik tersebut merupakan bagian dari adat dan bukan bentuk penyembahan. Ia memilih untuk tetap menghormati tradisi tersebut tanpa mengabaikan nilai-nilai kepercayaannya.
Sementara itu, dari sisi budaya Jawa, Tantri, mahasiswa Akuntansi, menyinggung tradisi malam Suro yang tidak ditemukan dalam ajaran Hindu, tetapi tetap dijalani oleh masyarakat. Ia menyikapinya secara bijak dengan mengambil sisi positif dari tradisi tersebut selama tidak mengganggu ajaran yang ia yakini.
Baca juga: Mahasiswa UPNVJT Wujudkan Bela Negara di Desa Lebo untuk Pemberdayaan Masyarakat
Topik terakhir dalam podcast membahas tentang tradisi yang dapat disesuaikan agar lebih inklusif dan tidak membebani. Joana menyoroti tradisi di NTT dalam memperingati kematian, di mana keluarga yang ditinggalkan kerap mengeluarkan biaya besar untuk menyelenggarakan ritual selama 1.000 hari. Meskipun bertujuan untuk menghormati almarhum, menurutnya tradisi ini sebaiknya disederhanakan agar tidak menjadi beban ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan.
Setuju dengan Joana, Tantri juga menyampaikan pendapat bahwa nilai-nilai penghormatan kepada orang yang telah meninggal bisa tetap dijaga tanpa harus menyulitkan secara finansial. “Tradisi tetap penting, tapi kita juga harus realistis melihat kondisi masyarakat saat ini,” tuturnya.
Podcast ini mendapat sambutan hangat dari mahasiswa lain dan pendengar di media sosial. Dengan mengangkat tema keberagaman secara terbuka dan reflektif, kegiatan ini menjadi ruang aman bagi generasi muda untuk menyuarakan pentingnya toleransi dan saling memahami di tengah ragam identitas dan keyakinan.
Berikut Rekaman Podcastnya di Youtube:
Laporan oleh:
1. Setiyo Budi
2. Intan Aprilia P.
3. Affan Satrio R.
4. Siti Nurhaliza Bahar
5. Khilmiyana Mar’atus S.
Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur
Editor: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News