Anemia pada Wanita dan Pengaruhnya terhadap Anak

Opini
Ilustrasi: istockphoto

Anemia adalah penyakit darah atau gangguan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin (komponen utama sel darah merah yang mengikat oksigen) di bawah normal. Angka kejadian anemia pada ibu hamil semakin meningkat setiap tahunnya. Angka kejadian BBLR (berat badan lahir rendah) pada bayi juga meningkat. Anemia dapat menimbulkan masalah lain selain BBLR.

Efek yang terjadi pada bayi yang lahir dari ibu hamil dengan anemia: BBLR (berat lahir rendah), keguguran, berat lahir rendah atau prematur. Sejumlah faktor menyebabkan perbedaan kebutuhan fisiologis spesifik orang, termasuk usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan tahap kehamilan.

Anemia terdiri dari anemia defisiensi besi, anemia defisiensi (vitamin B12 dan B9), anemia inflamasi (kanker, HIV atau AIDS, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn), anemia aplastik (kelainan perdarahan), anemia yang berhubungan dengan penyakit sumsum tulang (leukemia dan myelofibrosis), anemia hemolitik (sel darah merah dihancurkan lebih cepat), dan anemia sel sabit (sel darah merah berbentuk sabit dan mati lebih cepat).

Baca Juga: Pengaruh Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Bacaan Lainnya

Setiap jenis anemia memiliki efek kekurangannya sendiri pada janin dan bayi. Anemia defisiensi besi adalah bentuk umum dari anemia selama kehamilan. Besi (Fe) digunakan selama kehamilan untuk membentuk plasenta dan sel darah merah. Ibu hamil mengalami peningkatan konsentrasi Fe, yaitu 200-300% atau berat badan diperkirakan mencapai 1040 mg.

Menurut hasil survei perawatan saat ini, tingkat prevalensi anemia kehamilan secara nasional adalah: 48,9 dan dengan demikian di atas nilai tahun sebelumnya sebesar 37,1.

Sementara itu, dari klasifikasi umur diketahui bahwa wanita usia 15-24 tahun memiliki prevalensi tertinggi dari kelompok usia lainnya di atas yaitu 84,6%, angka ini lebih tinggi dari prevalensi ibu hamil anemia pada usia 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ibu muda tidak menyadari pentingnya nutrisi yang tepat selama masa kehamilan.

Bayi memiliki beberapa penyakit atau kelainan yang disebabkan oleh semua jenis anemia pada ibu hamil. Misalnya, kekurangan B12 dapat menyebabkan cacat tabung saraf atau neural tube defect. Cacat tabung saraf terjadi ketika tabung saraf benar-benar tertutup.

Tabung saraf membentuk otak dan sumsum tulang belakang. Gangguan ini dimulai pada tahap awal kandungan, bahkan saat sang ibu tidak menyadari kehamilannya.

Selain itu, jenis cacat tabung saraf yang disebut spina bifida juga ditemukan pada ibu hamil yang kekurangan folat. Spina bifida adalah kondisi di mana tulang belakang dan saraf tidak terbentuk sempurna karena tabung saraf tidak tertutup sempurna.

Beberapa komplikasi dari tulang belakang itu sendiri adalah gangguan gerak dan gaya berjalan, komplikasi ortopedi dan penyakit otak.

Baca Juga: Benarkah Pola Tidur dapat Menyebabkan Anemia?

1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah kondisi bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500. Bayi BBLR saat lahir pada tahun 2019 menunjukkan kerentanan yang tinggi terhadap penyakit dan kegagalan organ vital.

Diketahui bahwa rata-rata jumlah bayi BBLR di Indonesia adalah 6,2%, namun angka tersebut telah mencapai target RPJMN sebesar 8% untuk tahun 2019. Perbedaan peningkatan yang kecil, peningkatan tersebut dapat dengan mudah terjadi di tahun-tahun berikutnya, sehingga BBLR harus diingat.

2. IUGR (Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin)

IUGR adalah suatu kondisi di mana janin tidak berkembang dengan baik karena faktor genetik atau lingkungan. Penyebab umum IUGR adalah disfungsi plasenta kronis, yang mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke janin dan menyebabkan perkembangan janin yang tidak normal.

Bayi dengan IUGR memiliki berat kurang dari persentil ke-10 untuk usia kehamilan dan bahkan jatuh di atas persentil tinggi badan dari waktu ke waktu.

Risiko seorang ibu anemia memiliki anak dengan IUGR adalah 2,8 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia lahir prematur atau prematuritas adalah bayi yang lahir lebih awal.

Penulis: Novalia Laia
Mahasiswa Kebidanan Universitas Binawan

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses