Berani Mencoba atau Tidak Sama Sekali

Berani Mencoba atau Tidak Sama Sekali
Sumber: freepik.com

Caren Erianwie atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Caren adalah seorang mahasiswa Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Angkatan 24.

Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk kuliah dia sempat bimbang dengan pilihannya, yaitu dengan mendaftar sebagai angkatan polisi atau melanjutkan untuk kuliah.

Pada saat dia duduk di bangku SMA, dia sangat ingin menjadi bagian dari abdi negara. Dengan tekad dan keinginan yang tinggi menjadi semangatnya dalam mengejar cita-citanya.

Hampir setiap hari, baik pagi sampai malam dia berlatih demi mencapai impiannya, Dengan semangatnya yang tinggi dia tidak kenal lelah dan pantang menyerah.

Bacaan Lainnya

Hal itu yang tentunya membuat temannya merasa bangga dengan perjuangannya.

Tidak hanya berlari saja, Caren juga sering kali pergi ke gym untuk berlatih fisik juga, dan itu dilakukan selama 3 tahun.

Semua itu dia lakukan demi mencapai semua impiannya.

Padahal di balik semua itu, dia juga memiliki banyak tanggung jawab yang harus dia kerjakan seperti mengerjakan tugas sekolah dan membantu orang tua berjualan di terminal bus.

Hal itu yang kadang menjadi beban kepala bagi Caren. Selain itu, Caren juga mengembangkan bakat dirinya yaitu berlari marathon, dikarenakan dia memiliki fisik serta napas yang kuat.

Dia sampai dipanggil dengan sebutan “Jaran” oleh teman-temannya.

Jaran sendiri itu artinya kuda. Kuda memiliki tenaga yang kuat serta napas yang panjang sehingga ada istilah “tenaga kuda”.

Saking kuatnya, napas Caren sampai mendapatkan level 13,8 pada ujian beep test, yang mana angka normal untuk laki-laki yaitu hanya 6,2.

Angka yang diperoleh Caren bukanlah angka yang biasa, maka dari itu dia sangat bersemangat untuk mengejar impiannya dan membanggakan orang tuanya.

Pada saat Caren duduk di bangku SMA kelas 11, dia merupakan anak yang ceria dan selalu tertawa.

Karena sifat dia yang lucu dan kocak, maka dari situlah dia mendapat banyak teman. Tidak sedikit orang yang ikut tertawa karena kekocakannya dalam bercanda.

Namun di balik semua bakatnya itu, dia memiliki kekurangan, yang mana dia kurang pintar dalam akademik.

Hal ini yang terkadang dipandang sebelah mata oleh guru.

Tidak sedikit guru yang kerap membanding-bandingkan murid satu dan lainnya, contohnya seperti Caren yang selalu dipandang sebelah mata karena kurang pintar dalam pelajarannya.

Singkat cerita, Caren pun lulus dari sekolahnya. Dari situlah dia mulai mencoba untuk mendaftar sebagai angkatan polisi.

Namun, selang sekian lama kabar buruk menimpanya, dia tidak lolos pada seleksinya untuk menjadi Polri.

Akan tetapi dengan kegagalannya, dia tidak menyerah sampai disitu, Dia mencoba mengikuti seleksi itu sampai tiga kali.

Namun, sangat disayangkan dia gagal lagi dalam seleksi kedu, begitupun juga seleksi selanjutnya. Hal ini membuat Caren pusing, bahkan sempat stres dan depresi karena kegagalannya.

Namun, di sisi lain Caren masih memiliki seorang ibu yang menjadi penyemangat bagi hidupnya.

Dari situlah Caren mulai bangkit lagi, tetapi pada suatu hal yang berbeda, yaitu dia akhirnya memutuskan untuk melanjutkan dirinya ke perguruan tinggi.

Walau gagal dalam seleksi angkatan polisi, dia masih mempunyai harapan untuk masa depannya yaitu dengan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.

Semua itu terjadi karena nasehat dari ibunya dan semangat Caren yang mulai bangkit.

Dari situ dia mulai belajar untuk mengikuti seleksi mandiri karena dia sudah telat dari yang lainnya.

Dengan semangatnya, Caren pun akhirnya dinyatakan lolos dari seleksi mandiri tersebut.

Hal ini yang tentunya membuat orang tuanya bangga, apalagi ibunya yang menaruh harapan kepada anaknya.

Dari cerita hidup Caren dalam melanjutkan pilihan hidup, kita belajar kalau sifat pantang menyerah itu penting.

Pada dasarnya, kita bisa karena terbiasa. Jadi, biasakan diri kita dulu dalam berusaha dan pantang menyerah sampai kita berhasil mencapai impian kita.

Dengan semua yang sudah dilakukan Caren, akhirnya dia pun memutuskan untuk kuliah di Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto.

Lampiran

Pertanyaan:

  1. Apa cita-cita kamu semasa SMA?
  2. Kapan waktu kamu latihan setiap hari?
  3. Hal apa yang membuat kamu ingin mewujudkan semuanya?
  4. Bagaimana kamu bisa bangkit dari keterpurukanmu?
  5. Hal apa yang membuatmu akhirnya memutuskan untuk kuliah?

 

Penulis: Haikal Setiawan
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses