Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa?

bolehkah ibu hamil berpuasa

Puasa merupakan rukun Islam yang keempat yang mana tiap-tiap muslim diwajibkan untuk menahan lapar dan dahaga sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Dalam Al-Qur’an, Allah sudah menjelaskan bahwa ada keringanan untuk tidak berpuasa bagi sebagian orang, terutama ibu hamil yang khawatir akan keselamatan janinnya jika ia berpuasa. Namun, ternyata dalam praktiknya masih banyak ibu hamil yang tetap berpuasa.

Lalu bagaimana penjelasan medis mengenai hal ini?

Studi mengenai manfaat puasa bagi ibu hamil masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan studi yang membahas efek dan risikonya. Beberapa menyebutkan bahwa puasa tidak terlalu memengaruhi berat kelahiran bayi. Namun, beberapa studi juga menyebutkan bahwa pada ibu hamil yang berpuasa, ia diatkutkan akan kekurangan nutrisi bagi janin yang dapat menghambat perkembangannya dalam rahim.

Selama berpuasa, tubuh membutuhkan cukup glukosa untuk diubah menjadi ATP sebagai satu-satunya molekul yang digunakan tubuh sebagai sumber energi. Dalam mengatur sirkulasinya, tubuh menghasilkan hormon kortisol untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.

Bacaan Lainnya

Pembatasan nutrisi selama puasa menyebabkan meningkatnya kadar hormon kortisol dalam tubuh. Dalam dunia kebidanan dan kedokteran, peningkatan hormon ini selama kehamilan sangat diwaspadai karena banyak sekali komplikasi yang bisa ditimbulkan, seperti kelahiran prematur, risiko infeksi kehamilan, dan terhambatnya tumbuh kembang janin. Hal ini dikarenakan peningkatan hormon kortisol dapat memengaruhi aktivitas fisiologis tubuh, bahkan sampai tingkat biomolekuler sekali pun.

Dalam beberapa studi juga menyebutkan bahwa kurangnya pengetahuan dan keengganan mencari informasi menjadi salah satu faktor ibu hamil menjalani puasa. Dalam sebuah studi disebutkan bahwa mayoritas responden dalam studi tersebut merupakan wanita berpendidikan, tetapi 80% menyatakan tidak perlu berkonsultasi mengenai hukum Islam tentang puasa selama kehamilan kepada pemuka agama. Hanya 27% wanita yang berpikir bahwa puasa selama kehamilan dapat membahayakan janin mereka.

Walaupun begitu, saya tetap ingin puasa, lantas bagaimana?

Tenang ibu-ibu! Walaupun masih banyak pro dan kontra mengenai topik bahasan ini, ibu hamil masih diperbolehkan berpuasa selama ia memenuhi beberapa kondisi, seperti:

  1. Ibu mengetahui betul tentang tubuhnya. Ada ibu yang benar-benar keukeuh berpuasa dan merasa dirinya baik-baik saja, tetapi organ-organ dalam tubuhnya sedang berteriak;
  2. Ibu harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada tenaga ahli, baik itu kepada bidan, dokter kandungan, maupun kepada dietisien; dan
  3. Ibu bersedia menghentikan puasa jika menemukan gejala-gejala patologis maupun tanda-tanda bahaya kehamilan.

Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan ibu hamil yang ingin berpuasa, antara lain:

  1. Mencukupi kebutuhan air putih. Ibu hamil disarankan untuk meminum 8 gelas air putih atau setara dengan 2 liter sehari untuk memenuhi kebutuhan cairan selama kehamilan. Jika ibu hamil berpuasa bisa minum air putih dengan 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka, dan 4 gelas pada malam hari;
  2. Mengonsumsi suplementasi asam folat dan tablet tambah darah. Suplementasi-suplementasi tersebut dapat menghindarkan ibu dari gejala anemia;
  3. Mengonsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks dan berserat tinggi, seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Tubuh akan kenyang lebih lama jika mengonsumsi karbohidrat kompleks karena memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencernanya;
  4. Mengurangi makanan manis. Makanan manis dapat menyebabkan gula darah berlebih yang justru bisa menyebabkan pusing;
  5. Menghindari makanan tinggi lemak. Alangkah baiknya memilih opsi yang lebih sehat, seperti kentang, sayur-sayuran, dan buah-buahan; dan
  6. Mengonsumsi makanan tinggi protein. Protein dapat diperoleh dari telur, olahan daging, dan kacang-kacangan.

Selain itu, bidan juga harus menggali informasi dan mengedukasi lebih dalam mengenai ibu, seperti menanyai ibu apakah hendak berpuasa atau tidak, melakukan pemeriksaan secara komprehensif, dan lebih baik lagi jika membuat susunan menu dan pola susunan aktivitas ibu selama puasa.

Penulis: Zahra Azizah Amalia
Mahasiswi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Referensi

theAsianparent – Your Guide to Pregnancy, Baby & Raising Kids. 2022. A Guide To Fasting During Pregnancy | theAsianparent. [online] Available at: <https://sg.theasianparent.com/fasting-during-pregnancy> [Accessed 18 April 2022].

Hossain, N., Samuel, M., Mughal, S. and Shafique, K., 2021. Ramadan Fasting: Perception and maternal outcomes during Pregnancy. Pakistan Journal of Medical Sciences, 37(5), 1262–1267. https://doi.org/10.12669/pjms.37.5.4109

Bidan Kita. 2022. Puasa saat Hamil? Apa Resikonya? [online] Available at: <https://www.bidankita.com/puasa-saat-hamil-apa-resikonya/3/> [Accessed 18 April 2022].

Ugeskriftet.dk. 2022. Ramadhan, puasa og gravidit. [online] Tersedia di: <https://ugeskriftet.dk/videnskab/ramadan-faste-og-graviditet> [Diakses 18 April 2022].

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses