Bukan Cuma Bimbingan, Komunikasi yang Baik Akan Memperlancar Penyelesaian Skripsi

Bukan Cuma Bimbingan, Komunikasi yang Baik Akan Memperlancar Penyelesaian Skripsi
Sumber: pixabay.com

Proses penyusunan skripsi seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Selain perlunya materi yang baik dan metode penelitian yang tepat, hambatan lain yang kerap ditemui adalah kurang efektifnya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen pembimbing.

Komunikasi interpersonal antara dosen pembimbing dan mahasiswa menjadi faktor penentu kelancaran dan keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi. Proses bimbingan yang baik, yang didukung oleh komunikasi yang efektif, dapat mempermudah mahasiswa untuk menghadapi berbagai kesulitan dan mencapai hasil yang maksimal. Padahal, komunikasi yang baik adalah kunci utama dalam menyelesaikan skripsi dengan lancar dan tepat waktu.

Bayangan sebuah skripsi sebagai bangunan yang kokoh. Dimana dosen pembimbing di artikan sebagai arsitek berpengalaman yang akan memandu pembangunannya, sementara mahasiswa sebagai tukang bangunan yang akan mewujudkan desain tersebut.

Tanpa komunikasi yang efektif, keduanya akan kesulitan untuk bekerja sama dengan baik. Jika arsitek tidak menyampaikan desain dengan jelas, tukang bangunan akan kebingungan. Sebaliknya, jika tukang bangunan tidak memberikan umpan balik (feedback) mengenai kendala yang dihadapi, maka arsitek tidak akan dapat memberikan solusi yang tepat.

Bacaan Lainnya

Komunikasi yang baik akan memastikan bahwa mahasiwa dan dosen memiliki pemahaman yang sama mengenai tujuan penelitian, metodologi yang digunakan, serta harapan yang ingin dicapai. Hal ini akan meminimalisir terjadinya miskomunikasi dan kesalahan interpretasi.

Ketika menghadapi kendala atau kesulitan dalam penelitian, mahasiswa dapat dengan mudah menyampaikannya kepada dosen pembimbing. Dengan begitu, dosen dapat memberikan solusi yang tepat dan membantu mahasiswa mengatasi masalah yang dihadapi.

Baca Juga: Dukung Generasi Muda Produktif, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPNVJT Berikan Sosialisasi di Bidang Penulisan Ilmiah

Bukan hanya itu, komunikasi yang baik juga berperan penting dalam memberikan motivasi kepada mahasiswa. Pujian, dukungan, dan umpan balik yang konstruktif dari dosen pembimbing akan membuat mahasiswa merasa lebih percaya diri dan terdorong untuk terus berusaha. Sebaliknya, kurangnya komunikasi atau umpan balik yang negatif dapat membuat mahasiswa merasa frustasi dan kehilangan motivasi.

Komunikasi efektif diukur oleh kemampuan untuk mencapai perubahan sikap selama proses komunikasi, memudahkan pemahaman pesan, dan menciptakan keseimbangan dalam pengiriman informasi dan umpan balik.

Salah satu aspek terpenting dari komunikasi yang efektif adalah adanya saling pengertian mengenai harapan kedua belah pihak. Mahasiswa perlu memahami apa yang diinginkan oleh dosen dalam setiap tahapan skripsi, sementara dosen juga perlu mengetahui sejauh mana pemahaman dan kemampuan mahasiswa terkait tugas yang diberikan.

Dalam konteks pendidikan, komunikasi yang efektif sangat di tekanka, mengingat peran dari komunikasi itu dalam bentuk hubungan yang baik antara dosen dan mahasiswa. Komunikasi yang jelas dan terarah akan menghindarkan adanya kebingungannya yang bisa memperlambat proses bimbingan.

Misalnya, jika ada instruksi yang kurang jelas atau membingungkan, mahasiswa sebaiknya segera mengajukan klarifikasi untuk memastikan mereka berada di jalur yang benar. Komunikasi yang baik ibarat pupuk yang menyuburkan pertumbuhan tanaman.

Dengan komunikasi yang efektif, mahasiswa akan merasa lebih percaya diri, termotivasi, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang topik penelitiannya. Sebaliknya, komunikasi yang buruk dapat menyebabkan kebingungan, frustasi, bahkan kegagalan dalam menyelesaikan skripsi.

Baca Juga: Penawaran Opsi Skripsi Jalur Artikel

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kenyataannya, berbagai hambatan seringkali muncul dalam komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Salah satu hambatan yang cukup sering ditemui adalah perbedaan gaya komunikasi.

Beberapa dosen mungkin lebih suka memberikan instruksi secara langsung dan tegas, sementara yang lain lebih suka memberi bimbingan secara bertahap dan memberi ruang bagi mahasiswa untuk berkembang secara mandiri. Jika gaya komunikasi ini tidak sesuai dengan ekspektasi atau kenyamanan mahasiswa, bisa timbul ketegangan atau kebingungan.

Oleh karena itu, penting bagi keduanya untuk saling menyesuaikan diri dan menciptakan komunikasi yang bisa dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak.

Selain itu, keterbatasan waktu sering kali menjadi tantangan besar dalam komunikasi yang efektif. Dosen yang mungkin juga memiliki jadwal mengajar dan bimbingan dengan banyak mahasiswa lain, serta mahasiswa yang harus membagi waktu antara penulisan skripsi, kuliah, dan kegiatan lain, sering kali mengalami kesulitan untuk menemukan waktu yang tepat untuk bertemu.

Walaupun pertemuan secara daring atau komunikasi melalui email bisa menjadi solusi, namun interaksi langsung tetap dibutuhkan untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam.

Dalam hal ini, teknologi dapat menjadi alat yang sangat membantu dalam memperlancar komunikasi. Dengan berbagai platform daring seperti Google Meet, Zoom, atau WhatsApp, memungkinkan mahasiswa dan dosen bisa tetap berkomunikasi meskipun tidak bisa bertemu secara langsung.

Namun, penggunaan teknologi ini juga memerlukan perhatian khusus terhadap kejelasan pesan. Pesan yang disampaikan melalui media digital harus benar-benar jelas dan terstruktur agar tidak terjadi miskomunikasi.

Baca Juga: Sayangnya Skripsi Gak Cukup Dengan “Rebahan” di Rumah Saja

Keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi tidak hanya ditentukan oleh komunikasi yang efektif, tetapi juga oleh hubungan yang positif antara dosen dan mahasiswa. Kepercayaan adalah elemen penting dalam hubungan ini.

Mahasiswa harus merasa bahwa mereka bisa mengandalkan dosen untuk memberikan bimbingan yang tepat dan bijaksana, sementara dosen harus yakin bahwa mahasiswa mampu bekerja dengan mandiri dan serius dalam menyelesaikan tugas mereka.

Ketika komunikasi berlangsung dengan penuh pengertian dan rasa saling menghargai, hubungan antara dosen dan mahasiswa akan lebih produktif. Dosen yang merasa dihargai atas pengorbanan waktunya akan lebih semangat dalam memberikan bimbingan. Begitu pula dengan mahasiswa yang merasa didukung akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras dan menyelesaikan skripsinya dengan hasil terbaik.

Bagaimanapun, komunikasi yang baik tidak hanya menguntungkan mahasiswa, tetapi juga dosen. Ketika komunikasi berjalan lancar, dosen bisa lebih mudah memberikan umpan balik yang konstruktif, sementara mahasiswa dapat menyelesaikan skripsi dengan lebih percaya diri dan tepat waktu.

Selain itu, hubungan yang baik antara dosen dan mahasiswa akan tercipta, yang tentu saja akan memberikan pengalaman akademik yang lebih memuaskan. Komunikasi yang terbuka dan efektif juga memungkinkan tercapainya pemahaman bersama mengenai progres skripsi, sehingga dosen dan mahasiswa bisa lebih fokus pada pencapaian tujuan akhir, yaitu menyelesaikan skripsi dengan kualitas yang baik.

Agar komunikasi bisa berjalan dengan baik, mahasiswa dan dosen perlu mengembangkan beberapa strategi untuk memastikan kelancaran proses bimbingan. Salah satu strategi penting adalah mengadakan pertemuan secara teratur.

Pertemuan rutin, baik secara langsung maupun daring, sangat penting untuk menjaga kelancaran komunikasi dan mempercepat penyelesaian skripsi. Dengan pertemuan yang terjadwal, mahasiswa bisa lebih mudah mengajukan pertanyaan dan mendapatkan arahan yang jelas dari dosen.

Selain itu, penting juga untuk mengelola ekspektasi secara realistis. Mahasiswa dan dosen perlu sepakat mengenai tenggat waktu dan kualitas yang diharapkan dalam setiap tahapan skripsi. Komunikasi yang jelas mengenai waktu, sumber daya, dan tujuan akan membantu mencegah terjadinya kebingungannya yang bisa menghambat kemajuan.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik tentang Dr. Azam: Dosen UMY yang Datangi Mahasiswanya di RS untuk Bimbingan Skripsi

Pentingnya komunikasi interpersonal dalam bimbingan skripsi tidak bisa dianggap remeh. Sebuah hubungan bimbingan yang berjalan lancar, yang dilandasi oleh komunikasi yang efektif, akan mempermudah mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi mereka dengan lebih baik, lebih cepat, dan dengan kualitas yang memadai. Sebaliknya, komunikasi yang buruk dapat memperlambat proses, meningkatkan kebingungan, dan bahkan menghambat penyelesaian skripsi itu sendiri.

Melalui komunikasi yang baik, dosen dan mahasiswa tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik semata, tetapi juga membangun hubungan profesional yang saling mendukung.

Skripsi bukan hanya soal menyelesaikan tugas akhir, tetapi juga tentang bagaimana kedua pihak berkolaborasi untuk menghasilkan karya yang berkualitas. Oleh karena itu, membangun komunikasi interpersonal yang baik adalah langkah pertama menuju penyelesaian skripsi yang sukses dan memuaskan.

 

Penulis: Bonifasia Kristy Utami Juita
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses