Cocote Tonggo ke Malang: Kayak Bukan di Bioskop, Lagi di Teras Rumah Warga

Film Cocote Tonggo
Film Cocote Tonggo (Sumber: Penulis)

PENAYANGAN film baru garapan Bayu Skak mengundang antusias Masyarakat. Terutama arek-arek Malang pas tau Film Cocote Tonggo cinema visit ke beberapa bioskop di Kota Malang.

Suasana Mopic agak berubah dari biasanya malam itu, karena ada yang spesial: Cinema Visit bareng para pemain film Cocote Tonggo. Film komedi ini menyentil banyak cerita yang selaras dengan kehidupan-kehidupan di kampung, tapi juga nyentil penonton – yang pasti punya aneka ragam jenis tetangga.

Sebagai penonton yang setia nonton karya Bayu Skak dari Yowis Ben 1, jelas momen ini yang harus dicatat dikalender, menikmati kembali karya Bayu Skak yang guyonan-nya selalu basah, nggak pernah garing hahaha. Awal datang, nggak mengantongi ekspektasi besar, karena ternyata… trailer nggak semenarik isi film. Film ini ngasih cerita yang luas dan diluar dugaan.

Cocote Tonggo mebawa cerita tentang sepasang suami-istri, Luki dan Murni, yang meneruskan usaha jamu kesuburan turun temurun peninggalan keluarga Murni. Eh, tapi yang jualan jamu kesuburan justru belum kunjung punya anak.

Bacaan Lainnya

Dari situ, bertebaran komentar negatif di kampungnya bahkan di media sosial tentang Luki dan Murni. Pastinya suntuk, gosip itu keluar masuk telinga, sampai ada satu kejadian yang membuat mereka ngaku-ngaku punya anak demi meredam gosip dan menarik kembali kepercayaan pembeli jamu.

Baca juga: Film Romance Comedy Lawas, tapi Ngebahas tentang Diskriminasi Gender Juga? Review Film She’s the Man (2006)

Tentu yang bikin cerita menarik itu adalah kedekatan cerita dengan realitas, khususnya wong jowo. Nonton film ini jelas merasakan kesederhanaan dan kedekatan yang mirip dengan kehidupan nyata.

Rasanya, semua orang pasti pernah ngalami atau dengar cerita yang serupa, tetangga yang terlalu menggedor pintu orang lain, nenteng-nenteng pertanyaan sensitif. Semua bisa jadi bahan obrolan tanpa manfaat.

Lebih gong-nya lagi, bahasa jawa yang digunakan itu relate dan kadang kedengarannya jadi terkesan sangat lucu. Justru guyonan dengan Bahasa jawa ini membawa penonton film Cocote Tonggo merasa otentik dan akrab. Kagetnya, malah ngerasa ini lagi nongkrong di teras rumah bareng warga, bukan di bioskop. Berarti? Film ini kasih suasana berbeda dan nyaman.

Satu studio nggak berhenti ketawa, jadi berasa nonton dan kumpul warga karena banyak yang relate. Pemilihan obrolan lucu dalam film ini terlalu fresh, kayak daging potong siap kirim ke supermarket. Di sela-sela itu, ada rasa nyelekit, karena kenyataannya, tekanan sosial itu nyata.

Nggak punya anak, belum nikah, belum kerja mapan — semua bisa jadi alasan orang lain buat komentar. Sebagai penonton, aku merasakan kalau penonton nggak dikasih jeda untuk sedih, langsung ditembak peluru-peluru komedi. Film ini cerdas menyampaikan kritik sosial lewat komedi yang jujur dan nggak menggurui. Malah bikin penonton enjoy dan lebih gampang melekat pesannya.

Ketemu langsung sama para pemainnya juga jadi bonus menarik. Ningkatin sensasi kebersamaan sama para cast di bioskop Mopic Malang malam itu.

Menikmati momen kebersamaan yang bikin film ini lebih dari sekadar Cuma nonton biasa, tapi dateng ke promo film kayak gini lebih mencetak memori dan Kesan tersendiri tentang filmnya. Lebih lagi kalau filmnya beneran layak tonton.

Kalau kamu pernah jadi korban omongan tetangga, atau sekadar pengen ketawa buat healing sejenak, Cocote Tonggo adalah film yang wajib kamu tonton. Karena kadang, yang bikin hidup ribet bukan masalah kita sendiri — tapi komentar orang yang nggak tahu apa-apa.

Dari kecepatan pepindahan suasana sedih tiba-tiba langsung ditembak untuk ketawa, jadi bikin paham kalau sedih jangan dijalani lama-lama, setelah sedih pasti ada sesuatu yang indah menyusul. Seperti pesan yang tersembunyi dalam secangkir kopi, film ini menyimpan pesan yang wajib kamu temukan. Hanya di Bioskop!

 

Penulis: Andinar Yaufa Maulana
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses