Dampak Al-Quran dalam Menjaga Kesehatan Mental Umat Manusia

kesehatan mental

Pendahuluan

Sumber kedua umat Islam setelah Al-Qur’an adalah Hadis. Di dalam hadis terdapat penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an yang sangat tersirat dan bahkan hadis juga menyimpulkan hal yang sangat universal di Al-Qur’an.

Kehidupan era sekarang sudah disebut dengan era globalisasi yang dilatarbelakangi dengan perkembangan teknologi yang sangat luar biasa, sehingga memunculkan berbagai macam jenis penyakit yang terkadang tidak ada obatnya, salah satunya ialah penyakit psikologi.

Hingga saat ini kesehatan mental menjadi salah satu bidang perkerjaan kesehatan yang sangat dikagumi karena tempat dan pengerjaan yang lebih terlihat bersih, tidak bercampur darah, dan tidak ada alat medis yang tampak di sekitaran ruangan nya.

Bacaan Lainnya
DONASI

Islam lahir dengan berbagai penyelesaian masalah umat. Jauh sebelum dikenalnya profesi psikologi, Islam sudah mengobati seluruh muslim dengan Al-Qur’an

Kehadiran Al-Qur’an menjadi pedoman umat muslim dalam menjaga agama, akal, jasmani, harta dan keturunan.

Semua dirangkum di dalam Al-Qur’an. Islam begitu peduli dengan umatnya sehingga aspek kesehatan mental pun sangat dijaga.

Dalam sebuah penelitain di Amerika Utara pada 1984, Al-Qur’an dapat mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang medengarkannya.

Sebuah penelitian yang luar biasa dan dapat membuktikan keindahan islam dari berbagai aspek, sehingga membuat kemilau cahaya yang sangat menyilaukan, membuat dunia takjub dengan keindahan Islam.

Pembahasan

Kesehatan mental adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan measayarakat serta lingkungannya.

Kemampuan menyesuaikan diri diharapkan akan menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan hidup. Sedangkan menurut Marie Jahoda, “kesehatan mental tidak hanya menyangkut terhindarnya gangguan kejiwaan, akan tetapi orang yang sehat memiliki bebebarpa ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Dapat mengenali diri sendiri secara baikdan mampu menepatkan nya di kehidupan bermsayarakat
  2. Pertumbuhan perkembangan dan perwujudan diri yang baik dan sesuai ekpektasi
  3. Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan dan tahan terhadap tekanan-tekanan yang terjadi
  4. Mampu memebadakan sikap yang layak dimasyakat maupun tidak
  5. Memilki empati social dan kepekaan social

Terjadinya perbedaan pandangan anatara sains dan Islam dalam menjabarkan penyakit mental yang terjadi dikalangan umat manusia.

1. Sains

  • Fobia adalah rasa takut yang tidak rasional dan tidak realitas, yang mengalami gejala tersebut menyadarinya dan tidak mampu dalam mengendalikan dirinya dari hal tersebut;
  • Obsesi adalah corak pikiran yang sifatnya terpaku dan berulangkali muncul. Yang berkaitan sangat tau akan kekuranan nya namun ia tek mampu mengendalikan hal tersebut;
  • Kompulsi adalah suatu pola tindakan atau perbuatan yang di ulang –ulang, perbuatan mengulang-ngulang sesuatu secara cepat dan banyak adalah suatu hal yang tidak normalterjadi pada manusia

2. Sementara dalam pandangan umat islam

  • Riya: mengandung tipuan, ia memberi tahu kepada orang lain perihal yang ia lakuakan namun tidak ada sama sekali yang ia lakukan;
  • Hasad: suatu penyakit yang timbul saat melihat orang lain mendapat kabahagiaan nya dan dia berharap kebahagiaan nya itu pindah ke diri dia;
  • Rakus: keinginan untuk yang berlebihan;
  • Was-was: akibat dari bisikan hati, dita-cita dan angan-angan dalam nafsunya dan keleezatan.

Agama sepertinya tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan berlangsung di dunia, namun rasa itu sangatlah sukar untuk disembunyikan karena secara tidak langsung umat manusia sering sekali tunduk dengan hal gaib.

Hal ini terjadi karana sifat bawaan asli dari manusia itu sendiri, ketika manusia mulai meniaadakan rasa ketuhanan di dalam dirinya sendiri, maka itu adalah suatu kerugian yang amat besar yang terjadi pada manusia.

Dari banyak hal yang terjadi, Islam mengajarkan banyak hal dalam mencapai ketenangan mental, dimulai dari sholat, puasa zakat dll. Semua ditujukan untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Membaca Al-Qur’an bukan saja untuk bias menenangkan hati saja namun juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit namun itu semua dengan izin dan rahmat Allah.

Pengobatan tersebut bernama ruqyah syariah, secara umum masyarakat memandang itu adalah penyakit yang terjadi akibat dari gangguan dari makhluk lain.

Paradigma di atas sangatlah tidak sesuai karena Al-Qur’an diturunkan untuk memberikan pembelajaran kepada umat manusia agar mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Membaca Al-Qur’an dengan mentadabburinya akan membawa diri agar ikhlas beramal dan tawadhu dalam bersikap sesuai dengan yang ia pelajari.

Al-Qur’an dan sunnah memiliki ciri khas dalam menghadapi berbagai macam penyakit manusia, dengan dilengkapi dengan model nyata dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjadi sebuah pedoman bagi umat muslim. Hal ini berbeda dengan sains yang lebih bersifat teoritis karena tidak disertai model merealisasikannya, tujuan itu semua untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta dan keturuanan.   

Semua hal di atas didukung dengan hadis dari Abu Daud No 1243, sebagai berikut:

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْالْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّىاللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِتَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْالسَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُفِيمَنْ عِنْدَهُ

Telah menceritakan kepada Kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada Kami Abu Mu’awiyah dari Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Tidaklah sebuah kaum berkumpul di dalam rumah diantara rumah-rumah Allah ta’ala, membaca kitab Allah, dan saling mempelajarinya diantara mereka melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, mereka diliputi rahmat, serta dikelilingi malaikat, dan Allah menyebut-nyebut mereka diantara malaikat yang ada di sisiNya.”

1. Urutan Sanad

Abdur Rahman bin Shakhr – Dzakwan – Sulaiman bin Mihran – Muhammad bin khazim – Utsman bin Muhammad bin Ibrahim bin utsman

2. Kualitas perawi

a. Utsman bin Muhammad bin Ibrahim bin Utsman
Berasal dari kalangan Tabi’ul atba (kalangan tua), dengan kuniyah Abu al hasan, wafat pada: 239 H

ULAMAKOMENTAR
Adz dzahabihafizh
Yahya bin ma’intsiqah
Ibnu hibbanatstsiqat
Ibnu hajarTsiqah hafid

b. Muhammad bin Khazim
Berasal dari kalangan Tabi’ul atba (kalangan tua), dengan kuniyah abu muawiyah dan wafat pada: 195 H

ULAMAKOMENTAR
An NasaiTsiqah
Ibnu Kharasyshaduq
Ibnu hibbanDisebutkan dalam ‘ats tsiqaat
Ibnu sa’dTsiqah                  
Al ajliTsiqah

c. Sulaiman bin Mihran
Berasal dari kalangan Tabi’in(kalangan biasa), dengan kuniyah Abu Muhammad dan wafat pada 147 H

ULAMAKOMENTAR
Al ‘AjliTsiqah tsabat
An nasaiTsiqah tsabat
Yahya bin Ma’inTsiqah
Ibnu hibbanDisebutkan dalam ‘ats tsiqat
Ibnu Hajar al ‘AsqalaniTsiqah hafiz
Abu Hatim Ar rozyTsiqah hadistnya dijadikan hujjah

d. Dzakwan
Berasal dari kalangan Tabi’in (kalangan pertengahan), dengan kuniyah Abu Shalih, wafat pada: 101 H

ULAMAKOMENTAR
Adz Zur’ahMustaqiimul hadsit
Muhhamad bin Sa’adTsiqah banyak hadisnya
As saajiTsiqah Shaduuq
Al ‘AjliTsiqah
Ibnu hibbanDisebutkan dalam ats tsiqaat
Ibnu hajar al’asqalaniTsiqah tsabat
Adz DzahabiTermasuk dari imam-imam tsiqah

e.  Abdur Rahman bin shakhr
Bberasal dari kalangan sahabat, dengan kuniyah abu hurairah dan wafat pada 57 H

ULAMAKOMENTAR
Ibnu hajar al ‘asqalaniSahabat

3. Sumber

  • Sumber: Abu Daud
  • Kitab: sholat
  • Bab: pahala membaca Al-Qur’an
  • No Hadist: 1243

Dari paparan hadis di atas, penulis mengunakan metode al jarh wa ta’dil, al jarh wa ta’dil adalah : ilmu yang menerangkan tentang kualitas para perawi dan kualitas hadis. Metode ini sangat bermanfaat untuk mengetahui biografi si perawi, apakah hadis tersebut layak diterima atau tidak.

Dengan demikian sudah menjadi bukti kuat bahwasanya Al-Quran memiliki beragam mukjizat yang sangant berdampak postif kepada manusia. Karena hadis diatas turun temurun dari orang-orang yang terjaga hati dan fikirannya.

Penutup

Penyakit mental bukan lah hal yang bias diaggap remeh karena hati adalah panglima tubuh apabila ia rusak maka rusak lah semua, dengan demikian Islam hadir dengan berbagai solusi dari problematika manusia.

Hadis di atas sudah menjadi bukti kuat bahawasanya Islam itu sangat indah, karena hadis di atas dijaga dengan orang-orang yang terjaga hati dan fikirannya. Mereka begitu hati-hati dan sangat begitu peduli dengan umat Islam.

Penulis: Habib Al Qorni
Mahasiswa Jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI