Kudus — Pernah terpikirkan bagaimana mimpi yang kandas justru bisa membuka jalan menuju kesuksesan? Sunarto (55) mengalaminya langsung.
Cita-cita menjadi guru yang tak kesampaian mengantarkannya pada profesi yang tak pernah dibayangkan yaitu pemilik UD.
Sinar Jaya, usaha beton cetak di Desa Hadiwarno, Kudus.
“Sebenarnya dulu saya ingin kuliah di pendidikan, pengen jadi guru,” tuturnya saat ditemui di tempat produksinya di Desa Hadiwarno, Kabupaten Kudus, Minggu (15/6/2025). “Tapi karena kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan, akhirnya saya memilih bekerja.”
Baca juga: Apa itu Alat Berat? Pengertian, Jenis, dan Fungsinya dalam Teknik Sipil
Pilihan untuk bekerja justru membawanya pada jalan hidup yang tak terduga.
Tahun 2000, ia mendirikan usaha kecil-kecilan di halaman rumah, memproduksi beton cetak seperti paving block dan loster.
Modal awalnya terbatas, tapi kebutuhan masyarakat akan material infrastruktur jadi peluang emas.
Kini, UD. Sinar Jaya menjadi satu-satunya produsen beton cetak di desanya dan mampu menyerap 11 tenaga kerja tetap.
Produk-produknya bahkan menembus pasar luar daerah seperti Pati, Blora, dan sekitarnya.
Baca juga: Menolak Bencana: Para Kaum Elit Berlomba-lomba Bangun Bunker Anti-Kiamat
Salah satu pencapaian tertingginya, penjualan paving block segi enam pernah mencapai 500 meter persegi dalam sehari.
Produk yang dijual pun beragam, mulai dari paving block, loster beton, beton press, hingga woven. Kualitasnya dikenal unggul halus, presisi, tahan lama, dan tetap terjaga meskipun diproduksi secara rumahan.
Bahkan tak sedikit pabrik beton cetak lain yang membeli produk dari UD. Sinar Jaya untuk dijual kembali.
Promosi hanya dilakukan lewat Facebook, WhatsApp, dan dari mulut ke mulut. Namun itu tak menjadi hambatan. Dalam sehari, penjualan paving block bisa mencapai 500 meter persegi.
Sunarto tak hanya mengandalkan alat produksi lokal seperti cetakan dari kayu dan fiber, mesin manual, hingga ayakan pasir.
Bahan baku seperti pasir kuarsa ia datangkan dari Blora dan Muntilan, sementara semen menggunakan merek lokal.
“Kami tetap jaga takaran dan kualitas bahan supaya hasilnya nggak kalah sama pabrikan”.
Ia pun menjamin pengiriman gratis hingga garansi penggantian jika ada produk yang rusak.
Tak hanya itu, lingkungan kerja yang nyaman dan gaji karyawan yang selalu dibayar tepat waktu membuat banyak pekerja betah dan loyal.
“Karyawan saya rata-rata sudah lama bekerja di sini. Jadi hasil produknya pun stabil, karena dibuat oleh tangan-tangan yang sudah terbiasa,” ucap Sunarto.
UD. Sinar Jaya juga melakukan strategi unik untuk memperluas jenis produk. Mereka menjalin kerjasama dengan pabrik lain lewat sistem barter produk saling tukar hasil produksi tanpa perlu membeli alat baru, dan sama-sama mendapat untung.
Baca juga: Pengaruh Sosial di Medsos: Saat Validasi Mengatur Cara Kita Hidup
Usaha ini telah mengantongi SIUP, sehingga pembeli tak perlu ragu dengan legalitasnya. Semua dijalankan dengan kesungguhan dari proses produksi hingga pengiriman.
Kini, meski tak pernah mengajar di ruang kelas, Sunarto tetap memberi pelajaran berharga.
Bahwa dari keterbatasan, bisa lahir kesempatan. Dan dari desa, bisa tumbuh usaha yang menginspirasi.
Penulis: Nabila Salma Aliyya
Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik, Universitas Negeri Semarang
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News