Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara politik dijalankan. Teknologi digital seperti media sosial, platform berbasis AI dan big data telah merevolusi proses politik, dari kampanye hingga partisipasi publik. Namun, fenomena ini memiliki sisi positif dan negatif yang harus dipahami secara seimbang.
Sisi Positif Digitalisasi Politik
Meningkatkan Partisipasi Publik
Media sosial memungkinkan masyarakat untuk terlibat secara langsung dalam diskusi politik, memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi dan memobilisasi dukungan untuk isu-isu tertentu.
Efisiensi Kampanye Politik
Teknologi digital membuat kampanye lebih hemat biaya dan mampu menjangkau khalayak lebih luas. Kandidat dapat menggunakan platform online untuk berinteraksi langsung dengan pemilih.
Transparansi dan Akuntabilitas
Penggunaan teknologi seperti blockchain dalam pengelolaan pemilu dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap hasil pemilu. Selain itu, data terbuka memungkinkan warga memantau kinerja pemerintah.
Baca Juga:Â Politik di Kota Jayapura: Tantangan dan Perkembangan
Sisi Negatif Digitalisasi Politik
Polarisasi dan Disinformasi
Algoritma media sosial cenderung menciptakan “echo chamber”, di mana orang hanya terekspos pada pandangan yang mendukung keyakinan mereka. Hal ini memperburuk polarisasi politik dan penyebaran berita palsu yang sulit dikendalikan.
Manipulasi Data dan Privasi
Penggunaan data pribadi untuk mempengaruhi opini publik, seperti dalam kasus Cambridge Analytica, menunjukkan risiko besar terkait privasi dan manipulasi politik.
Ancaman Keamanan Siber
Serangan siber yang ditujukan pada sistem pemilu atau akun pejabat politik dapat merusak integritas proses politik dan kepercayaan publik terhadap demokrasi.
Kesimpulan
Digitalisasi politik adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia membawa peluang besar untuk meningkatkan demokrasi dan efisiensi, tetapi disisi lain, menghadirkan tantangan serius yang dapat mengancam stabilitas politik. Oleh karena itu, regulasi yang ketat dan edukasi digital masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi dampak negatifnya.
Â
Penulis: Ribka Cynthia Waani
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Kristen Satya WacanaÂ
Referensi
Barokah, F., & Hertanto, H. (2022). Disrupsi Politik: Peluang dan Tantangan Partai Politik Baru Jelang Pemilu 2024. Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 21(01), 1-13.
Asparill, T. A. (2022). Pemerintahan Daerah dan Fasilitas Pendidikan Politik: Peluang dan Tantangan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat. Jurnal Mengkaji Indonesia, 1(2), 147-171.
Lukman, J. P., & Sakir, A. R. (2024). Transformasi Digital dalam Administrasi Publik: Peluang dan Tantangan. MULTIPLE: Journal of Global and Multidisciplinary, 2(1), 1042-1049.
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News