Electrical Vehicle vs Renewable Energy

Electrical Vehicle vs Renewable Energy
Penggunaan Listrik dari Panel Surya untuk Sepeda Listrik di UNAIR (Sumber: Dokumen Pribadi)

Era smart society 5.0 mengintegrasikan teknologi digital dan sistem cerdas untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Teknologi digital dan sistem cerdas seperti IoT, AI, Electric Vehicle (EV), dan Renewable Energy (RE), pasti butuh listrik yang cukup kan. Tahu ga si kalo energi listrik di Indonesia sendiri masih bergantung pada energi fosil loh dalam produksinya. Wah kenapa tuh? bahaya banget, energi fosil bisa merusak bumi!

Apalagi jumlah manusia semakin meningkat, pasti butuh alat transportasi buat menunjang hidup kita, seperti pergi ke kampus, atau perpustakaan gitu. Waduh, kalo misal kita pakai kendaraan bermotor malah tambah bikin banyak menghasilkan gas emisi juga. Tambah bikin rusak bumi aja nih. Eits mimin punya solusi nih supaya kita tetap dapat energi listrik yang cukup tapi ramah lingkungan. Kita integrasikan aja renewable energy dengan electric vehicle.

Emang bisa min? Bisa dong first of all kita memerlukan sumber energy dari (RE) yang bener-bener ramah lingkungan yaitu panel surya. Kenapa harus panel surya? Karena panel surya itu sumber energi terbarukan yang murah, efektif, dan cocok banget buat negara tropis kayak Indonesia. Panel surya pakai energi matahari, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bisa ngurangin ketergantungan kita pada sumber energi fosil.

Bacaan Lainnya

Walaupun biaya awal instalasi panel surya tergolong mehong, tapi biaya pemeliharaannya relatif murah loh. Matahari tuh nyinarin kita dari pagi sampe sore, tapi paling efektif bikin listrik tuh jam 12 siang. Soalnya, pas itu posisinya lagi tegak lurus sama bumi. Lanjut kita move ke (EV) ya.

Upaya transisi transportasi konvensional menuju (EV) sekaraang lagi dilakuin nih, bahkan pemerintah aja sampe ngasih subsidi loh. (EV) adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor listrik dan menggunakan energi dari baterai yang bisa diisi ulang. EV jadi populer banget karena lebih ramah lingkungan dibanding kendaraan berbahan bakar fosil.

(EV) nawarin banyak banget keuntungan pertama ramah lingkungan kedua biaya operasional yang lebih rendah terus juga perawatannya mudah. Disisi lain, Electric vehicle efisien, hening, dan jadi pilihan transportasi yang worth it banget untuk masa depan.

Selain nol emisi gas buang, EV juga hemat energi dan perawatannya relatif lebih simpel. Contohnya ada mobil listrik, motor listrik, sampai sepeda listrik. Tapi ya, tantangan utamanya di Indonesia masih soal harga, infrastruktur pengisian daya (charging station), dan ketersediaan pasokan listrik yang stabil.

Terus gimana nih integrasinya min? First of all, Panel surya dipasang di stasiun pengisian daya untuk mengumpulkan energi matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Panel surya menangkap sinar matahari dan langsung ngubahnya jadi listrik DC (arus searah) pakai teknologi fotovoltaik. Listrik DC ini nggak bisa langsung dipakai sama kendaraan listrik, jadi harus diubah dulu jadi listrik AC (arus bolak-balik) pakai inverter.

Nah, listrik yang udah jadi ini bisa langsung disalurin ke EV buat ngecas atau disimpen dulu di baterai cadangan kalau lagi nggak kepake, misalnya buat malam hari atau pas mendung.

Tentunya melalui proses yang kompleks banget secara teknikal yah frenz. Integrasi energi hijau antara panel surya dengan kendaraan listrik secara signifikan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara, sekaligus menciptakan peluang ekonomi melalui lapangan kerja baru di sektor teknologi hijau.

Selain itu, mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil memperkuat kemandirian energi dan mendorong pengembangan teknologi penyimpanan energi yang lebih efisien. Solusi ini menjadi penting untuk membangun ekosistem energi yang berkelanjutan seperti Indonesia.

Beberapa negara kayak Jerman, Amerika Serikat, dan Jepang udah pernah tuh mengintegrasikan sistem energi surya dengan kendaraan listrik. Proyek Solar Carports di Jerman, memiliki atap panel surya untuk tempat parkir kendaraan listrik. Dan Tesla di Amerika Serikat, udah ngembangin sistem integrasi PV untuk mengisi daya kendaraan listrik dengan produk atap surya mereka.

nah tapiiii di Indonesia sendiri masih belum mumpuni buat nyediain infrastuktur untuk inovasi integrasi ini. Apalagi kayak stasiun pengisian daya EV yang masih jarang banget, apalagi di daerah-daerah yang agak terpencil. Tapi bisa aja dimulai dari pemerintah supaya bisa menyediakan sumber daya agar integrasi panel surya dan electric vehicle bisa bersinergi secara optimal untuk mendukung produktivitas manusia.

Terus, harga awal instalasi panel surya sama sistem penyimpanan energi juga lumayan mahal, jadi orang-orang masih agak mikir-mikir buat ngadopsinya.

Juga panel surya masih kureng dalam pencadangan energi, karena dari pagi hingga petang energi matahari akan diserap secara optimal ketika hanya jam 12 siang hari saja, tapi kita bisa kok mengatasinya dengan menambahkan komponen battery sebagai alat untuk pencadangan energi untuk waktu malam hari atau ketika penyerapan matahari tidak begitu optimal.

Integrasi teknologi digital dan sistem cerdas sangat penting untuk mendukung kehidupan manusia di era Smart Society 5.0. Indonesia memiliki tantangan untuk menurunkan ketergantungan pada energi fosil.

Dengan memanfaatkan energi matahari yang melimpah di Indonesia, panel surya dapat menjadi sumber energi bersih yang mendukung pengisian daya kendaraan listrik secara efisien. Selain ramah lingkungan dan mengurangi emisi karbon, integrasi ini juga memperkuat kemandirian energi, meningkatkan kualitas udara, dan membuka peluang ekonomi di sektor teknologi hijau.

Meskipun tantangan seperti biaya awal yang tinggi, infrastruktur yang belum memadai, dan keterbatasan pencadangan energi masih ada, hal ini dapat diatasi melalui dukungan pemerintah, pengembangan teknologi penyimpanan energi, dan peningkatan infrastruktur.

Dengan demikian, mimin tu berharap banget kalo integrasi RE dan (EV) bisa mendukung keberlangsungan hidup umat manusia. Ide ini itu bisa banget buat mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan efisiensi kinerja.

 

Penulis: Fikarul Mujtahida
Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Airlangga 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses