Memilih untuk menempuh pendidikan tinggi bukanlah keputusan yang mudah bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Namun, bagi Gilang Indra Setiawan, keterbatasan bukanlah penghalang untuk terus berkembang.
Mahasiswa berusia 21 tahun yang saat ini menempuh Pendidikan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Dengan tekad yang kuat, ia ingin mengasah pola pikirnya agar mampu melihat dan menganalisis berbagai persoalan dari sudut pandang yang luas.
Bagi gilang, kuliah bukan hanya tentang mendapatkan gelar akademik, tetapi juga tentang membentuk pola pikir kritis dan memahami berbagai sudut pandang dalam melihat persoalan sosial.
Dengan memilih jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, ia berharap bisa berkontribusi dalam menciptakan sistem sosial yang lebih inklusif bagi semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik, “Tujuan saya kuliah adalah ingin mengasah nalar yang kritis, memperbaiki pola pikir, dan bisa menilai masalah tidak hanya menggunakan satu sudut pandang,” ungkap Gilang.
Baca juga: Kisah Inspiratif Aktivis Penyandang Disabilitas dalam Mengubah Stigma Negatif
Perjalanan seseorang dalam menempuh Pendidikan tentu tidak terlepas dari dukungan orang-orang di sekitarnya. Beruntung bagi Gilang, keluarganya sangat mendukung keputusannya untuk melanjutkan kuliah.
Mereka percaya bahwa Pendidikan adalah kunci utama untuk membuka lebih banyak peluang dalam hidup, termasuk bagi orang difabel, “Lingkungan atau bahkan keluarga saya sendiri sangat mendukung jika saya ingin menempuh perkuliahan,” tuturnya. Selain itu, Gilang juga memiliki sosok yang sangat menginspirasinya dalam menuntut ilmu, yaitu dr. Rio Hasan.
Menurutnya, dokter Rio adalah seorang figure yang mampu membahas suatu permasalahan dengan sangat kritis dan selalu membuka sudut pandang baru dalam melihat sebuah isu, “Saya terinspirasi sama Dokter Rio Hasan karena beliau seringnya jika membahas persoalan menggunakan beberapa sudut pandang, atau membuka sudut pandang yang baru,” jelasnya.
Meskipun mendapat dukungan penuh dari keluarga dan memiliki semangat belajar tinggi, perjalanan kuliah gilang tentu tidak selalu mulus. Sebagai mahasiswa difabel, ia menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal aksesibilitas materi kuliah dan sistem pembelajaran yang belum sepenuhnya inklusif atau menyeluruh.
Namun, gilang tidak menyerah begitu saja. Setiap menghadapi kendala, ia selalu berusaha mencari solusi dengan cara berkomunikasi langsung dengan teman atau dosen.
Jika ada tugas atau materi yang dirasa kurang aksesibel baginya, ia tidak ragu untuk menyampaikan hal tersebut agar mendapatkan penyesuaian yang lebih inklusif, “Biasanya dalam mengatasi kesulitan dalam perkuliahan saya berusaha untuk komunikasi sama teman atau dosen jika perkuliahan itu kurang akses atau tidak akses bagi saya. Misalnya tugas kelompok tentang visual, atau apapun itu yang menurut saya tidak akses,” jelasnya.
Berbicara mengenai dukungan dari pihak kampus, gilang mengakui bahwa Uin Sunan Kalijaga telah berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan lingkungan yang inklusif bagi mahasiswa difabel.
Para dosen pun cukup memahami kebutuhan mahasiswa dengan disabilitas dan berusaha memberikan dukungan dalam proses pembelajaran. Namun, tentu masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, salah satu kendala yang cukup mengganggu adalah sistem akademik kampus yang sering mengalami error.
Selain itu, ia juga berharap agar kampus terus meningkatkan fasilitas yang lebih ramah bagi mahasiswa difabel, termasuk dalam hal aksesibilitas bangunan dan layanan akademik. “Untuk dosen dan kampus saya rasa sudah berusaha mendukung dengan maksimal, meskipun dalam beberapa hal masih ada yang perlu dievaluasi. Salah satunya situs akademiknya error, sehingga sangat mengganggu sekali difabel dalam mengakses,” ungkapnya.
Setelah menyelesaikan studinya, gilang berencana untuk melanjutkan Pendidikan dalam bidang Ilmu Kesejahteraan Sosial. Ia ingin lebih mendalami bagaimana sistem sosial bekerja serta bagaimana ia bisa berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi semua orang. Dengan pengalaman yang ia miliki sebagai mahasiswa difabel, ia ingin menjadi bagian dari perubahan menuju sistem sosial yang lebih adil dan merata.
Bagi gilang, perjuangan dalam dunia akademik bukan hanya tentang menyelesaikan perkuliahan dan mendapatkan gelar, tetapi juga tentang membuka jalan bagi mahasiswa difabel lainnya agar memiliki kesempatan yang sama dalam meraih Pendidikan tinggi. Ia ingin membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat.
Gilang memiliki pesan khusus untuk teman-teman difabel yang masih ragu untuk kuliah. “Jangan ragu untuk melangkah, bahwa sesungguhnya kemampuan kita tak terbatas, ada banyak dukungan tersedia, kuliah menawarkan pertumbuhan pribadi dan jaringan,” pesannya.
Kisah Gilang Indra Setiawan adalah bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Dengan tekad yang kuat dan dukungan dari lingkungan sekitar, ia mampu menembus batas dan menginspirasi banyak orang.
Lampiran
Daftar Pertanyaan Wawancara
- Bisa ceritakan sedikit tentang diri Anda? (Nama, usia, jurusan, universitas)
- Apa yang memotivasi Anda untuk melanjutkan kuliah?
- Bagaimana reaksi keluarga dan lingkungan sekitar saat Anda memutuskan untuk kuliah?
- Apakah ada sosok atau pengalaman yang menginspirasi Anda untuk terus belajar?
- Apa tantangan terbesar yang Anda hadapi selama kuliah?
- Bagaimana Anda mengatasi hambatan dalam sistem perkuliahan (misalnya aksesibilitas, materi kuliah, atau interaksi dengan dosen/teman)?
- Pernahkah Anda merasa putus asa dalam perjalanan kuliah ini? Bagaimana cara Anda bangkit kembali?
- Bagaimana dosen dan pihak kampus mendukung Anda dalam belajar?
- Apa rencana Anda setelah lulus nanti?
- Apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada teman-teman difabel yang ingin kuliah tapi masih ragu?
Penulis: Ahmad Khiznun Yuslih
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Yogyakarta
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News