Hubungan antara Impulsive Buying dengan FOMO pada Mahasiswa di Jabodetabek

Impulsive Buying dengan FOMO
Ilustrasi Online Shopping (Sumber: Penulis)

Abstrak

Belanja teratur untuk kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, dan lain-lainnya. Hiburan, menghilangkan kebosanan, dan tujuan pribadi adalah alasan umum belanja. Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.

Sampel yang diambil secara acak menggunakan metode cluster random sampling, Memiliki 2 alat ukur yaitu The Impulsive Buying Tendency Scale oleh (Verplanken & Herabadi, 2001) dan Fear of Missing Out Scale (FoMO Scale)  oleh (Mazlum & Atalay, 2022). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pembelian impulsif dan ketakutan akan kehilangan sesuatu pada mahasiswa di Jabodetabek.

Kata Kunci: Impulsive buying, Fear of missing out, Mahasiswa Jabodetabek.

 

Bacaan Lainnya

Abstract

Regular shopping for basic needs such as food, clothing, household appliances, etc. Entertainment, relieving boredom, and personal goals are common reasons for shopping. The method used is quantitative, and the data collection instrument used is a questionnaire.

The sample was taken randomly using the cluster random sampling method, Has 2 measuring instruments, namely The Impulsive Buying Tendency Scale by (Verplanken & Herabadi, 2001) and the Fear of Missing Out Scale (FoMO Scale) by (Mazlum & Atalay, 2022).

The purpose of this study was to determine the relationship between impulsive buying and fear of missing out on something in students in Jabodetabek.

Keywords: Impulsive buying, Fear of missing out, Jabodetabek university students.

 

Latar Belakang

Menurut (Syandana, 2024) belanja teratur untuk kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, dan lain-lainnya. Hiburan, menghilangkan kebosanan, dan tujuan pribadi adalah alasan umum belanja.

Konsumen Indonesia secara bertahap beralih dari belanja konvensional ke belanja online sebagai hasil dari kemajuan teknologi dan peningkatan jumlah pengguna internet. E-commerce mengubah pasar tradisional dengan memungkinkan berbagai pilihan yang menguntungkan, seperti kemudahan berbelanja.

FoMO dalam hal berbelanja masyarakat, ini disebabkan oleh banyaknya barang baru yang dijual di e-commerce dan tren yang berkembang saat ini. Tidak hanya menimbulkan rasa ingin tahu, tetapi juga menimbulkan kecemasan bahwa suatu trend akan berdampak pada keputusan pembelian masyarakat.

Saat flash sale, e-commerce sering mengadakan harga yang sangat rendah, yang menghasilkan FoMO yang besar, terutama untuk pelanggan wanita. Oleh karena itu, keputusan pembelian dapat ditingkatkan (Ningtyas & Fauzi, 2023).

 

Tinjuan Pustaka 

Impulsive Buying

Impulsive buying yaitu dorongan emosi yang kuat dan pertimbangan rasional yang lemah terjadi secara tidak sengaja dan tidak direncanakan pada seseorang. Perilaku ini sering dikaitkan dengan konflik antara aspek afektif dan kognitif, di mana keinginan sesaat mengalahkan kontrol diri dan pertimbangan logis.

Penyediaan produk yang menarik secara real-time semakin mendorong pembelian impulsif dalam lingkungan digital, seperti e-commerce dan media sosial. Ini menunjukkan bahwa lingkungan digital dapat meningkatkan kondisi emosional pelanggan dan meningkatkan kemungkinan pembelian impulsif (Salsabila Putri Azzahra, 2023).

 

Fear of Missing Out

Fear of Missing Out (FoMO) didefinisikan sebagai seseorang merasa khawatir karena tidak mengetahui bagaimana orang lain menggunakan media sosial.

Individu juga merasa perlu untuk selalu terhubung ke internet untuk melihat notifikasi di ponsel mereka, bahkan jika informasi yang dikirim tidak terlalu penting mereka juga takut dan cemas jika mereka tidak tahu aktivitas media sosial orang lain dan mereka juga merasa terpanggil untuk terkoneksi sehingga mereka dapat segera merespon notifikasi di ponsel mereka, meskipun informasi yang dikirim tidak terlalu penting (Syandana, 2024).

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Sampel yang diambil secara acak menggunakan metode cluster random sampling memungkinkan responden memberikan jawaban secara cepat dan fleksibel.

Memiliki dua alat untuk mengukur yaitu The impulsive Buying Tendency Scale oleh (Verplanken & Herabadi, 2001) dan Fear of Missing Out Scale (FoMO Scale) oleh (Mazlum & Atalay, 2022).

Baca juga: Kecenderungan Impulsive Buying pada Pengguna Mobile Banking

 

Hasil dan Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pembelian impulsif dan ketakutan akan kehilangan sesuatu pada mahasiswa di jabodetabek. Data penelitian mengumpulkan 40 mahasiswa di seluruh jabodetabek dan diolah menggunakan IBM SPSS Statistic 20.

Peneliti melakukan analisis data melalui uji asumsi dan korelasi Nilai koefisien korelasi sebesar 0,658 dan tingkat signifikansi p sebesar 0,000 ditemukan dalam uji Pearson Product Moment (p < 0,05). Dengan kata lain, ketakutan akan kehilangan tren atau momen dapat menyebabkan seseorang membeli sesuatu tanpa rencana sebelumnya.

Uji asumsi termasuk uji normalitas. Hasilnya menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dengan nilai signifikansi sebesar 0,996 (p > 0,05). Ini menunjukkan bahwa data penelitian sesuai dengan asumsi normalitas dan linearitas 0,641 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi linearitas.

 

Simpulan

Mahasiswa, terutama mahasiswa yang tinggal di jabodetabek, harus lebih berhati-hati saat berbelanja, terutama menggunakan aplikasi e-commerce. Menghindari membeli sesuatu tanpa alasan yang jelas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang tinggal di jabodetabek memiliki kecenderungan untuk membeli sesuatu dan juga memiliki ketakutan kehilangan sesuatu (FoMO). Oleh karena itu, hipotesis mengatakan ada korelasi positif antara impulsif membeli sesuatu dan ketakutan kehilangan sesuatu (FoMO).

 

Penulis:

  1. Erlina Darawati
  2. Siti Nurhayati
  3. Asteria Dwima Nurhermaya
  4. Alvin Eryandra

Mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

 

Referensi

Mazlum, M. M., & Atalay, A. (2022). Developing the fear of missing out (FoMO) scale for university students: The validity and reliability study. Journal of Pedagogical Research, 6(4), 20–34. https://doi.org/10.33902/JPR.202215485

Ningtyas, Y. P., & Fauzi, R. U. A. (2023). Pengaruh Promosi, Motivasi Hedonis, Fomo, dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pengguna Shopee di Kota Madiun. Simba, 5(September), 1–12.

Salsabila Putri Azzahra,  et al. (2023). HUBUNGAN FEAR OF MISSING OUT (FoMO) DENGAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING PADA PENGGUNA LIVE SHOPPING TIKTOK. Vol 12. https://doi.org/10.6734/LIBEROSIS.V2I2.3027

Syandana,  at. a. (2024). HUBUNGAN ANTARA FEAR OF MISSING OUT (FoMO) DANGAYA HIDUP HEDONIS DENGAN IMPULSIVE BUYINGPADAMAHASISWA PENGGUNA E-COMMERCE. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, Dan Akuntansi), Vol. 8 No.

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying tendency: Feeling and no thinking. European Journal of Personality, 15(1 SUPPL.), 71–83. https://doi.org/10.1002/per.423

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses