Ibnu Rusyd: Menggali Kearifan Filosofis Abad Keemasan Islam

Filosofis Abad Keemasan Islam
Ilustrasi Sejarah Islam (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Jika kita membahas mengenai sejarah kemajuan dan perkembangan pemikiran Islam, tentunya tidak akan lepas dengan nama-nama besar para tokoh agama, ilmuwan, dan budayawan pada masa tersebut.

Salah satu Ilmuan muslim yang banyak berpengaruh pemikiran-pemikirannya terhadap filsafat adalah Ibnu Rusyd, Ia adalah filsuf Islam terbesar yang terkenal dibelahan barat dunia di Eropa pada zaman pertengahan dengan sebutan “Averrois”

A. Biografi Ibnu Rusyd

Memiliki nama asli Abdul Walid Muhammad bin Ahmad Ibnu Rusyd. Ibnu Rusyd lahir di Cordova pada tahun 520 H/1126 M, ia berasal dari kalangan keluarga besar yang terkenal mempunyai kedudukan yang tinggi di Andalusia (Spanyol).

Keluarganya terkenal keilmuannya sejak kakeknya bernama Abu Al Walid Muhammad menjadi tokoh keilmuan kala itu, kakeknya menjabat sebagai qadhi di cordova dan meninggalkan karya-karya ilmiah yang berpengaruh di spanyol, maka Ibnu Rusyd kecil tumbuh dikeluarga yang peduli dengan Ilmu.

Bacaan Lainnya

Ia mempelajari kitab Qanun karya Ibnu Sina tentang kedokteran dan filsafat di kota kelahirannya sendiri dan belajar fiqh dari ayahnya yang mengajarkan kitab almuwattha karya imam malik yang paling terkenal.

Selain faktor keluarga yang peduli akan ilmu, Ibnu Rusyd sendiri memiliki ketajaman berfikir dan kejeniusan otaknya. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika ia mewariskan kemampuan intelektual keluarganya dan berhasil menjadi sarjana yang menguasai berbagai keilmuan seperti hukum, filsafat, kedokteran, astronomi, sastra arab dan lainnya.

B. Pengaruh Avveroisme di Eropa

Apa sih yang membuat Ibnu Rusyd terkenal dikalangan eropa? Pemikiran Ibnu Rusyd masuk ke barat melalui gerakan penerjemahan karya-karyanya. Ia begitu berpengaruh bagi orang-orang kristen di Eropa karena itu ia dikenal sebagai “Komentator Aristoteles” yang membawa semangat rasional dan pencerahan bagi mereka.

Tokoh yang terkenal avveroisme adalah Siger de Brabant (1235-1282) dan diikuti oleh murid-muridnya seperti Boethius de Decie, Berner van Nijvel, Antonius van Parma. Para mahasiswa tersebut mempelajari, meneliti dan menelaah karya-karya ulasan Ibnu Rusyd terhadap filsafat aristoteles.

C. Karya-Karya Ibnu Rusyd

Di dunia barat, Ibnu Rusyd juga mendapat julukan sang penafsir karena menulis dan menafsirkan hampir semua karya-karya Aristoteles. Ibnu Rusyd membagi tafsirannya kedalam 3 tipe:

  1. Tipe pendek yang berisi (ringkasan Doktrin Aristoteles)
  2. Tipe menengah (uraian untuk memperjelas dan menyederhanakan bahasa dalam buku-buku Aristoteles)
  3. Tipe Panjang (berisi tentang pemikiran-pemikiran Ibnu Rusyd)

Sebagai Ilmuan yang cerdas, Ibnu Rusyd sudah mengeluarkan 87 buku. Berikut karya-karyanya yang paling terkenal:

  1. Bidayat Al Mujtahid (Kitab Ilmu Fiqh)
  2. Kulliyat at Tib (Buku Kedokteran)
  3. Fasl Al Maqal fi Ma Bain Al Hikmat wa Assyari’at (perihal perkataan-perkataan dalam hal kebijaksanaan dan syariat)
  4. Tahafut al tahafut (Filsafat)

D. Pemikiran Ibn Rushd tentang Agama dan Filsafat

Apakah bisa mengharmonisasikan kedua hal tersebut? Tentu diantara keduanya tidak terdapat dua kebenaran yang Kontradiktif, namun Ibnu Rusyd adalah tokoh yang ingin mengharmonisasikan hubungan antara agama dan filsafat, sebuah kebenaran tunggal yang dihadirkan dalam bentuk agama, dan melalui takwil, menghasilkan pengetahuan Filsafat.

Menurut Ibnu Rusyd, Agama dan filsafat tidaklah bertentangan bahkan orang islam sekurang-kurangnya dianjurkan untuk mempelajarinya.

Tugas filsafat diantara lain adalah memikirkan siapa yang menciptakan dan siapa yang mengatur alam semesta ini, sebagaimana didalam Alquran terdapat ayat-ayat yang mengandung kalimat menyuruh manusia untu berpikir kritis terhadap Ciptaan Allah, dengan demikian Alquran menyuruh manusia untuk berfilsafat.

E. Konsep Pendidikan Fiqih

Ibnu Rusyd tidak mengemukakan konsep pendidikan fiqh secara langsung, namun konsep-konsep fiqh tersebut bisa ditemukan dengan cara melihat pemikiran-pemikiran filsafat Ibnu Rusyd.

Menurutnya Filsafat adalah mempelajari dan merenungi hal-hal yang ada (mawjud) pada akhirnya pengetahuan terhadap hal yang mawjud inilah yang mengantarkan seseorang kepada pengetahuan tentang adanya pencipta, maka semakin sempurna pengetahuan seseorang terhadap hal yang mawjud semakin sempurna juga pengetahuannya terhadap sang pencipta.

Dari definisi tersebut terdapat tiga unsur pokok yang menjadi kata kunci, yaitu logika (mempelajari dan merenungi), fisika (mawjud), meta fisika (pencipta mawjudat). Secara metodologis Ibnu Rusyd mengungkapkan bahwa ilmu filsafat terbagi menjadi dua bagian yaitu konsep (tasawwur) dan pembuktian (tasdiq).

Keduanya saling berkaitan, sejatinya setiap pembuktian selalu didahului oleh dua konsep, tanpa dua konsep maka seseorang tidak akan benar dalam mengetahui sesuatu.sama halnya tentang fiqh terdapat dua bagian keilmuan, tasawwur dan tasdiq

F. Wafatnya Ibnu Rusyd

Ibnu Rusyd meninggal pada tahun 1198 Masehi diMarrakech, Maroko. Meninggalnya terjadi setelah periode dimana pemikiran-pemikirannya sering kali ditolak oleh beberapa kelompok keagamaan.

Meskipun peran dan pengaruhnya mengalami penurunan setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Akan tetapi, pemikiran-pemikirannya tetap relavan dalam sejarah filsafat dan pengembangan ilmu pengetahuan.

 

Penulis: Derajat Ghiyats Syafiqyatziz
Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses