Dalam dunia pendidikan, guru menjadi peranan penting sebagai fasilitator peserta didik. Seperti yang terkandung pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, disebutkan bahwa, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan tertentu“.
Menjadi seorang guru yang profesional harus mampu mengikuti era yang terus berkembang dan berubah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Guru yang profesional mampu mengelola waktu, mampu memahami karakter peserta didik, dan mempunyai keterampilan dalam memotivasi peserta didiknya.
Seperti yang kita ketahui, pada era revolusi industri 4.0 teknologi internet menjadi tokoh utama dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan era globalisasi ini membuat kita harus menghadapi perubahan yang terjadi, terutama di dunia pendidikan.
Baca Juga: Peran Guru Konselor dalam Mensukseskan Program Merdeka Belajar
Guru sebagai acuan mengajar pastinya mendapat tantangan dengan berubahnya zaman konvesional menjadi milenial, salah satunya yaitu teknologi. Dengan banyaknya platfrom pendididikan dari teknologi (internet) guru bukanlah satu-satunya sumber informasi saat ini.
Karena generasi milenial saat ini berkaitan erat dengan adanya kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Oleh karena itu, peran guru dalam menjalankan proses belajar mengajar harus mengikuti alur pembelajaran yang inovatif dalam mencapai tujuan belajar.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di kelas untuk generasi milenial sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Terbimbing
Salah satu karakter pada generasi ini ketidaksukaannya terhadap pembelajaran yang difokuskan hanya membaca dan menyimak (metode ceramah).
Generasi ini lebih tertarik kepada pengamatan dan pembelajaran langsung (praktik) dan mereka memiliki kemampuan yang cepat dalam mengakses informasi atau materi pembelajaran, namun ada sisi kelemahan yang harus diperhatikan generasi ini kurang dalam menganalisis validasi sebuah informasi makanya guru perlu memberikan bimbingan ataupun arahan mengenai informasi yang mereka temukan. Dalam hal ini berarti guru harus menjadi fasilitator bagi para siswanya.
2. Pembelajaran Berbasis Visual dan Menyenangkan
Generasi ini memiliki struktur otak yang lebih mengedepankan pada perkembangan aspek visual, maka dari itu pembelajaran harus disajikan dalam bentuk visual. Hal ini dilakukan karena generasi ini sangat mudah memahami segala sesuatu yang disajikan dalam bentuk gambar.
Metode pembelajaran berbasis visual merupakan penggunaan metode edutainment di kelas. Metode ini merupakan metode yang memangkas teknik mengajar konfensional seperti ceramah, catat, dan sebagainya.
Metode ini menggabungkan antara materi pembelajaran secara visual, bersifat narasi, pembelajaran dengan permainan dan pengajaran menggunakan gaya informal.
3. Mengoptimalkan Pembelajaran dengan Aplikasi dan Media Sosial
Generasi milenial merupakan generasi yang tidak bisa lepas dari media sosial yang hampir semua aplikasi ada pada gadget-nya. Melihat tingginya interaksi generasi ini terhadap media sosial tidak ada salahnya kita sebagai guru mencoba memanfaatkan dan memaksimalkan media sosial sebagai media dalam pembelajaran.
Banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan, ada Google Classroom, e-Learning, Zoom Cloud Meeting, Learnign Management Sistem (LMS), ini semua merupakan media sosial yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran daring atau online.
Baca Juga: Pendidikan di Masa Pandemi
4. Pembelajaran Berorientasi pada Entrepreneurship dan Kreatifitas
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tentang karakter generasi milenial ini yakni jiwa entrepreneurship dan kreativitasnya.
Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sing dan Dangmei menyebutkan generasi ini bersifat Entrepreneur, dapat dipercaya, generasi yang realistis terhadap menyikapi permasalahan, dan generasi yang optimis untuk menatap masa depan.
Tidak dapat dipungkiri jika peserta didik memiliki keterampilan di luar aktivitas belajar seperti desain grafis, content creator, youtuber, dan lain-lainnya.
5. Mengoptimalkan Pembelajaran dalam Kelompok
Mintasih mengatakan generasi ini cenderung senang bekerjasama dengan rekan sejawatnya karena mereka punya rasa percaya diri yang tinggi, ini menjadi modal utama bagi mereka untuk unjuk diri menyalurkan ide dan gagasannya kepada teman sejawatnya.
Kerja kelompok ini tidak hanya dalam situasi yang nyata tetapi juga pada dunia maya artinya generasi ini menyukai kerja sama dengan fasilitas teknologi seperti Video Conference dan media lainnya. Generasi ini menyenangi kerja kelompok dengan sistem kolaborasi.
6. Menerapkan Sistem Blanded Learning
Sistem pembelajaran ini merupakan kombinasi antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran daring (online). Artinya pembelajaran dalam satu semester dapat direncanakan dengan dua jenis: pertemuan konvensional dan daring dengan penggabungan, ini diharapkan dapat mengenai sasaran pembelajaran untuk generasi ini.
Blanded Learning erat kaitannya dengan pembelajaran berbasis teknologi, maka perlunya guru untuk memanfaatkan dan meng-upgrade pengetahuannya sesuai dengan perkembangan zaman yakni tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contohnya dalam pembelajaran guru dapat memanfaatkan Whats App Group, guru tinggal membagikan link materi atau tugas yang dapat diakses oleh siswa untuk dipelajari.
Baca Juga: Rendahnya Mutu Pendidikan, Rendahnya Kesejahteraan Guru
Terkait dengan hal tersebut, pemerintah juga telah memfasilitasi beberapa rangkaian pelatihan bagi calon guru/ guru di era revolusi pendidikan ini salah satunya yaitu program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang berguna untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 87 Tahun 2013 mengemukakan bahwa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/DIV non kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik.
Dengan menerapkan beberapa strategi tersebut, guru dapat meningkatkan semangat belajar pada siswa serta terbentuknya sistem pembelajaran yang optimal pada perkembangan saat ini. Oleh karena itu guru harus mampu menguasai sistem teknologi internet dengan mengembangkan kreatifitas dan menarik agar senantiasa tidak tertinggal dengan kemampuannya mengelola pembelajaran.
Penulis: Thalia Virginia Yussy Mitia
Mahasiswa Jurusan S1 Pendidikan Tata Niaga Universitas Negeri Malang
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi