Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi banyak negara di seluruh dunia. Berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 2,2 miliar orang masih kekurangan akses terhadap air minum yang aman, sementara lebih dari 4,2 miliar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang layak.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 6 bertujuan untuk mengatasi masalah ini dan memastikan akses air bersih serta sanitasi yang layak bagi semua orang. Dalam hal ini, teknologi sains data memiliki peran krusial dalam menciptakan solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Pemanfaatan Teknologi Sains Data untuk Pemantauan dan Pengelolaan Air
Sains data, yang menggabungkan analisis statistik, machine learning, dan teknologi sensor, menawarkan potensi besar dalam meningkatkan manajemen air. Dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT), sensor pintar dapat mengumpulkan data secara real-time mengenai kualitas air, suhu, dan kadar polutan. Data ini kemudian dianalisis untuk memberikan informasi yang lebih tepat dalam pengelolaan sumber daya air.
Salah satu contoh nyata adalah penggunaan teknologi machine learning untuk memprediksi kualitas air di sungai atau reservoir. Misalnya, dengan menganalisis pola curah hujan, suhu, dan tingkat polusi sebelumnya, algoritma dapat memproyeksikan kapan dan dimana potensi pencemaran air akan terjadi. Ini memungkinkan pihak berwenang untuk mengambil tindakan pencegahan sebelum masalah berkembang lebih besar.
Baca Juga:Â Mendorong Air Bersih dan Sanitasi Layak dengan Microgrid Bertenaga AI
Contoh Studi Kasus: HydroIQ di Kenya
Di Kenya, teknologi sains data telah digunakan oleh startup HydroIQ untuk mengoptimalkan manajemen air. Mereka menggunakan sensor IoT untuk memantau jaringan distribusi air di kota, mendeteksi kebocoran secara otomatis, dan memitigasi pemborosan air.
Pendekatan ini telah menghemat sekitar 30% sumber daya air, yang sebelumnya hilang akibat kebocoran yang tidak terdeteksi. Teknologi ini juga memungkinkan pengelolaan air yang lebih efisien di wilayah dengan sumber daya terbatas.
Peningkatan Akses Sanitasi dengan Analisis Data
Tidak hanya kualitas air, tetapi teknologi sains data juga dapat meningkatkan akses terhadap fasilitas sanitasi. Dengan menggunakan data geografis dan analisis spasial, pemerintah dapat merencanakan pembangunan fasilitas sanitasi yang lebih tepat dan efektif. Hal ini penting, terutama di daerah padat penduduk atau daerah terpencil yang tidak memiliki akses mudah ke infrastruktur sanitasi.
Sistem pemantauan berbasis data ini dapat mengidentifikasi lokasi-lokasi yang paling membutuhkan perhatian segera. Misalnya, data kepadatan penduduk dan pola perilaku dapat membantu merancang sistem saluran pembuangan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, analisis ini juga memungkinkan pemantauan kondisi fasilitas sanitasi secara berkelanjutan untuk memastikan kualitas dan keberlanjutannya.
Baca Juga:Â Water Supply System: Inovasi Sukses Meningkatkan Akses Air Bersih di Desa Saliki
Tantangan dan Potensi ke Depan
Meskipun teknologi ini menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur di banyak negara berkembang, yang dapat menghambat penerapan teknologi sains data secara luas.
Selain itu, masalah keamanan data dan privasi juga perlu mendapatkan perhatian serius, karena data yang dikumpulkan terkait dengan air dan sanitasi seringkali sangat sensitif. Namun, dengan kemajuan teknologi dan kerjasama antara sektor publik dan swasta, penggunaan sains data untuk meningkatkan sanitasi dan akses air bersih akan semakin berkembang dan memberikan solusi yang lebih berkelanjutan.
Kesimpulan
Teknologi sains data membuka peluang besar untuk mencapai tujuan SDG 6 dengan cara yang lebih efisien dan terukur. Melalui pemantauan kualitas air secara langsung, prediksi potensi pencemaran, dan pengelolaan jaringan sanitasi yang lebih baik, kita dapat menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan inklusif untuk masalah air dan sanitasi global.
Penulis: Permata Nabila Balqis
Mahasiswa Jurusan Teknologi Sains Data, Universitas Airlangga
Referensi
HydroIQ – The World’s first Virtual water Network Operator. (n.d.). HydroIQ. https://www.hydroiq.africa/
Water and Sanitation – United Nations Sustainable Development. (n.d.). the United Nations. https://www.un.org/sustainabledevelopment/water-and-sanitation/Â
Water Supply and Sanitation Global Solutions Group. (2023, July 25). World Bank. https://www.worldbank.org/en/news/infographic/2023/07/25/water-supply-and-sanitation-global-solutions-group
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News