“Kemenangan yang Mematikan” dalam Cerpen The Lottery: Akhir yang Tidak Terduga

The Lottery
Sampul novel “The Lottery” (Sumber: Penulis)

Cerpen The Lottery karya Shirley Jackson merupakan salah satu karya sastra Amerika yang berhasil mengejutkan banyak pembaca dengan akhir ceritanya yang tidak terduga.

Awalnya, cerita ini tampak sederhana, tetapi di balik itu tersimpan kegelapan yang membuat siapa saja yang membacanya terdiam dalam ketakutan. Cerita ini memperlihatkan bagaimana kebiasaan dan tradisi yang tampak biasa, bisa berujung pada tindakan yang mengerikan dan brutal.

Sebagai mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Andalas, saya, Rossa Fadilatunnissa, teringat dengan cerpen ini saat harus menulis tugas artikel untuk mata kuliah Introduction to American Literature. Saya pertama kali mengenal The Lottery di semester dua saat mengikuti kelas English Poetry.

Bacaan Lainnya

Pada awalnya, saya tidak menyangka bahwa cerpen ini akan memberikan dampak yang begitu besar. Di balik alurnya yang tampak tenang dan normal, ada kejutan yang sangat mencengangkan di akhir cerita. Sejujurnya, saya tidak mengira bahwa cerpen ini akan membawa pengalaman membaca yang begitu mendalam dan mengganggu pikiran.

Ketika mulai membaca The Lottery, saya merasa ini seperti cerita masyarakat desa biasa yang penuh dengan keramahan. Namun, semakin mendalami cerita, petunjuk-petunjuk mulai muncul tentang hal-hal yang tidak beres.

Suasana yang awalnya tampak damai perlahan berubah menjadi mencekam. Pembaca dibiarkan menebak-nebak apa yang akan terjadi, tetapi sangat sulit untuk menebak bahwa akhir dari cerita ini adalah sesuatu yang sangat mengerikan.

Saya juga mewawancarai beberapa teman mahasiswa untuk mengetahui pendapat mereka tentang cerpen ini. Salah satu narasumber, Aisyah Nahril Ilmi, juga mahasiswa Universitas Andalas, mengungkapkan bahwa cerpen ini benar-benar menampilkan sisi kelam yang tidak terlihat di awal cerita.

Cerita ini bagus karena mampu menunjukkan kegelapan yang tidak disangka-sangka. Pada awalnya, kita disuguhi komunitas yang tampak bersahabat, namun lambat laun kita dibawa ke dalam rahasia mengerikan yang disembunyikan oleh masyarakat tersebut,” ungkap Aisyah.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Alyssa Calista Harahap, yang mengatakan bahwa cerita ini sangat sulit diprediksi hingga pembaca benar-benar sampai di akhir cerita. Menurutnya, Shirley Jackson berhasil menulis cerita yang menyeramkan dan menyedihkan dalam waktu bersamaan.

Saya suka dengan cara penulis menyisipkan elemen-elemen yang menambah ketegangan di akhir cerita. Rasanya sangat menyeramkan, tetapi sekaligus sedih melihat bagaimana sebuah tradisi yang tidak masuk akal bisa menghancurkan hidup seseorang,” kata Alyssa.

Tidak hanya itu, Aisyah Zikri Al-Salih, mahasiswa lainnya, juga berpendapat bahwa cerpen ini memiliki akhir yang sangat ironi. “Saat pemenang undian diumumkan, alih-alih gembira, orang tersebut malah panik. Reaksi ini membuat saya semakin penasaran. Dan setelah membaca akhir cerita, saya sangat mengerti mengapa dia bereaksi demikian. Ini bukan kemenangan yang menyenangkan, tapi kemenangan yang membawa malapetaka,” ujar Aisyah.

Ia menambahkan, cerita ini menggambarkan tradisi kuno yang seharusnya sudah ditinggalkan. “Saya merasa bahwa Shirley Jackson sedang mengkritik masyarakat yang terus memegang tradisi usang yang tidak lagi relevan. Ada pesan kuat bahwa kita harus berani mempertanyakan dan mengubah tradisi jika memang tidak lagi bermanfaat, atau bahkan berbahaya,” tambah Aisyah.

Setelah membaca cerpen ini, saya sendiri setuju bahwa The Lottery adalah cerita yang menantang pemikiran kita tentang tradisi, kebiasaan, dan pengorbanan. Kekuatan cerpen ini terletak pada cara Jackson menyamarkan kekejaman di balik kesederhanaan.

Pembaca mungkin tidak menyadari bahwa cerita yang tampaknya tentang kebersamaan dan persatuan masyarakat, pada akhirnya menjadi kritik terhadap kepatuhan buta terhadap tradisi yang merugikan.

Di akhir cerita, pembaca baru menyadari bahwa “pemenang” lotere bukanlah orang yang beruntung. Sebaliknya, dia adalah korban dari sistem brutal yang telah diterima begitu saja oleh masyarakat.

Kebanyakan orang di desa dalam cerita tersebut tidak mempertanyakan apa yang mereka lakukan; mereka hanya menjalankan upacara yang telah ada sejak lama. Ini mencerminkan bagaimana dalam kehidupan nyata, kita sering kali mengikuti aturan dan tradisi tanpa bertanya apakah itu masih relevan atau tidak.

The Lottery menyajikan kritik sosial yang mendalam, terutama tentang bagaimana masyarakat sering kali tidak menyadari kebrutalan yang tersembunyi di balik kebiasaan mereka. Shirley Jackson dengan brilian menunjukkan bagaimana kekerasan dan ketidakadilan bisa terjadi di mana saja, bahkan di dalam masyarakat yang tampaknya harmonis.

Akhir dari The Lottery memberi pelajaran penting bahwa tidak semua yang dianggap tradisi adalah sesuatu yang baik atau patut dipertahankan. Justru, terkadang tradisi tersebut perlu dipertanyakan dan, jika perlu, diakhiri.

Dengan cerita ini, Jackson mengajak pembaca untuk berpikir kritis dan tidak begitu saja menerima apa yang dianggap sebagai kebiasaan atau tradisi. Karena, seperti yang ditunjukkan dalam cerita ini, kemenangan yang mematikan bisa saja tersembunyi di balik undian yang terlihat tak berbahaya.

 

Penulis: Rossa Fadilatunnissa
Mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Andalas

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI