Maraknya kasus bullying pada anak di Indonesia ini mengancam kesehatan mental anak di Indonesia. Informasi yang saya dapat adalah terdapat korban bullying pada salah satu sekolah dasar yang menyebabkan korban mempunyai trauma yang berjangka panjang, yang di mana para ahli menyatakan bahwa bullying dapat menyebabkan berbagai dampak pada kesehatan mental maupun kesehatan fisik korban.
Faktanya kasus bullying di Indonesia sebanyak 2.355 kasus bullying pada tahun 2023, karena maraknya kasus bullying di lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar seharusnya orang yang lebih dewasa atau orang tua lebih memperhatikan tingkah laku anaknya baik.
Di masa pertumbuhan anak perlu mendapatkan perlakuan khusus agar ketika dia melakukan hal yang salah, orang tua atau orang yang lebih dewasa bisa menegurnya secara langsung.
Diungkap oleh pafibaritoselatankab.org bahwa kesehatan korban bullying itu perlu mendapatkan perhatian lebih, karena dapat mempengaruhi kesehatan mental secara signifikan di mana ketika kesehatan mental bullying tidak diperhatikan maka dapat memperparah keadaan korban dan ada beberapa masalah kesehatan akibat bullying, seperti: depresi, kecemasan, rendah diri, stres pasca trauma, masalah tidur, di mana ketika kesehatan korban tidak diperhatikan maka dapat membahayakan korban itu sendiri akibat trauma yang didapatkan.
Baca juga:Â Edukasi Dini: Gerakan Anti Bullying untuk Lingkungan Sekolah yang Kondusif
Maka dari itu, harus sangat memperhatikan kesehatan mental dari korban bullying dan memberikan perhatian khusus serta dukungan bagi korban bullying. Dukungan untuk para korban sangat penting bagi proses penyembuhan korban, dukungan bisa diberikan dari pihak keluarga agar korban dapat mendapatkan semangat untuk sembuh dan dapat beraktivitas seperti sedia kala.
Selain memberikan dukungan dan konseling pada korban, pihak sekolah juga harus menindak lanjuti kasus bullying agar tidak memakan korban lagi dan tidak ada lagi tindakan bullying di lingkungan sekolah.
Korban bullying yang mengalami depresi sering mengalami rasa sedih yang berlebihan dan kehilangan minat untuk beraktivitas seperti biasanya, korban bullying juga sering mengalami rasa cemas yang berlebihan.
Adapun cara untuk menangani korban bullying untuk pulih dari rasa trauma yaitu dengan memberikan dukungan secara emosional, memberikan waktu konseling pada korban, memberikan edukasi pada korban, membantu melaporkan pelaku dan intervensi. Semakin banyak dukungan positif yang diberikan, maka dapat juga mempengaruhi kecepatan kesembuhan korban.
Langkah yang pertama dilakukan adalah memberikan konseling pada korban agar dia juga mengetahui kesehatan mentalnya sendiri. Dampak sosial korban bullying adalah ketika dia keluar rumah dia juga masih diikuti rasa takut di mana dapat membuat dia mengingat kejadian yang pernah dialami.
Korban merasa trust issue terhadap lingkungan sekitar, orang sekitarnya, dan membuat dia masih merasa takut untuk keluar rumah sehingga dia memilih untuk menarik dirinya dari lingkungan sekitarnya.
Perbedaan karakter korban bullying sebelum dan sesudah terjadinya pembullyan terhadap dirinya yaitu karakter korban bullying sebelum mendapatkan perlakuan bullying dia lebih cenderung ceria, aktif, dan lebih percaya diri.
Ketika dia keluar rumah ataupun berkumpul dengan banyak orang, namun ketika dia sudah mendapatkan perlakuan bullying perubahan karakter pada dia sangat amat berubah drastis di mana dia merasa dikucilkan, merasa bahwa dirinya sangatlah kurang, merasa takut untuk keluar rumah dan bertemu orang banyak karena rasa takut akan mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang sekitar maupun lingkungan sekitar.
Hal tersebut, menjadikan korban untuk lebih memilih menarik dirinya dari lingkungan sekitar, berdiam diri di dalam rumah dengan trauma-trauma yang masih dia ingat dan rasa takut yang masih menghantui dirinya.
Tujuan dilakukannya konseling kepada korban bullying adalah untuk menghilangkan perilaku yang bermasalah untuk digantikan dengan tingkah laku yang baru, sesuai dengan keinginan korban agar mempercepat pemulihan korban. Konselor dan klien dapat melakukan kerjasama yang baik dalam menetapkan rumusan masalah atau tujuan khusus dalam proses konseling yang sedang berlangsung.
Menurut teori interaksionisme simbolik di mana teori yang digunakan untuk menganalisis fenomena bullying yang ada di lingkungan sekolah, dalam teori ini menjelaskan bahwa bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan sekelompok orang yang dilakukan berulang kali yang bertujuan mencelakai atau membuat mental seseorang down dan merasa bahwa dia dalam kondisi tidak nyaman.
Dalam teori ini juga menjelaskan bahwa korban bullying bisa mengalami depresi, gangguan kecemasan, dan post-traumatic atau yang biasa disebut PTSD, akan muncul rasa tidak memiliki teman serta tidak memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan rumahnya.
Pelaku bullying biasanya memiliki sifat kurang empati terhadap orang maupun lingkungan sekitarnya yang di mana perilaku itu bisa termasuk pada perilaku abnormal, hiperaktif, dan prososial.
Selain teori interaksionisme, simbolik bullying juga berkaitan dengan teori behavioristik atau yang biasa disebut dengan teori behavior di mana teori ini digunakan dalam konseling untuk mengatasi kasus bullying, dan memprediksi serta mengendalikan perilaku manusia yang tampak.
Dalam penerapan teori behavior ada langkah-langkah yang harus dilalui, sebagai berikut:
- Assessment untuk mengidentifikasi teknik mana yang akan digunakan untuk melakukan konseling,
- Goal setting bertujuan untuk merumuskan tujuan terjadinya konseling yang dilakukan,
- Teknik implementasi digunakan untuk menentukan teknik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan konseling yang telah dilakukan,
- Evaluation termination yang bertujuan melakukan penilaian terhadap kegiatan konseling yang dilakukan telah mengarah dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan adanya dilakukan konseling, dan
- Memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas proses konseling.
Penulis:Â Aleksa Shinka Ardyanti
Mahasiswa Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News