Memasuki dunia perkuliahan adalah momen transisi yang krusial bagi banyak siswa, terutama bagi Generasi Z (Gen Z) yang kini semakin mendominasi lingkungan kampus.
Dengan harapan akan awal yang baru dan peluang tak terbatas, banyak yang tidak menyadari bahwa transisi ini juga dapat membawa stres yang signifikan.
Artikel ini akan membahas tentang kesehatan mental yang dihadapi Gen Z di dunia perkuliahan dan mengapa mereka harus lebih waspada.
Tantangan yang Dihadapi Gen Z di Kampus
Seperti yang kita ketahui, Gen Z tumbuh dalam era teknologi dan informasi yang cepat, yang membuat mereka lebih peka terhadap isu-isu sosial dan kesehatan mental.
Namun, transisi dari sekolah menengah ke perguruan tinggi sering kali menjadi sumber tekanan. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:
Kemandirian dan Tanggung Jawab
Perguruan tinggi sering kali menuntut mahasiswa untuk menjadi lebih mandiri.
Mengelola waktu, tanggung jawab akademis, dan kebutuhan sehari-hari bisa menjadi beban yang berat.
Banyak yang merasa terjebak antara harapan untuk sukses dan ketidakmampuan untuk mengatur segalanya sendiri.
Tuntutan Akademis
Dengan standar akademis yang tinggi dan kompetisi yang ketat, mahasiswa sering kali merasa tertekan untuk meraih nilai yang baik.
Penelitian menunjukkan bahwa kecemasan akademis adalah salah satu masalah paling umum di kalangan mahasiswa.
Menurut laporan dari American Psychological Association (2020), lebih dari 61% mahasiswa melaporkan mengalami kecemasan terkait studi mereka.
Isolasi Sosial
Meskipun teknologi memudahkan komunikasi, banyak mahasiswa Gen Z yang sering kali merasa kesepian.
Perubahan lingkungan sosial ketika berpindah ke kampus baru dapat membuat mereka merasa terasing.
Situasi ini dapat memperburuk kesehatan mental dan menyebabkan masalah seperti depresi.
Pentingnya Kesehatan Mental
Kesehatan mental yang baik sangat penting untuk keberhasilan akademis dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Kesehatan mental yang buruk dapat mengganggu kemampuan belajar, mengurangi motivasi, dan berdampak negatif pada hubungan sosial.
Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa Gen Z untuk mengetahui beberapa hal berikut:
Mengenali Tanda-Tanda Stress
Mengetahui kapan merasa terbebani dan tidak nyaman adalah langkah pertama dalam menjaga kesehatan mental.
Mencari Dukungan
Banyak kampus menyediakan layanan kesehatan mental, termasuk konseling dan kelompok dukungan. Memanfaatkan sumber daya ini bisa sangat membantu.
Menjaga Keseimbangan
Mengatur waktu untuk belajar, istirahat, dan bersosialisasi dapat membantu meringankan stress. Aktivitas fisik dan hobi juga penting untuk menjaga keseimbangan mental.
Strategi Mengelola Stres
Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh mahasiswa Gen Z untuk mengelola stress di dunia perkuliahan, yaitu:
Mindfulness dan Meditasi
Praktik mindfulness dapat membantu mahasiswa tetap fokus dan mengurangi kecemasan. Meditasi selama beberapa menit setiap hari dapat memberikan ketenangan pikiran.
Olahraga Teratur
Aktivitas fisik terbukti dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
Membangun Jaringan Sosial
Menciptakan hubungan baik dengan teman-teman dan dosen dapat memberikan dukungan emosional yang diperlukan saat menghadapi kesulitan.
Mengatur Tujuan Realistis
Menetapkan tujuan yang dapat dicapai membantu mahasiswa tetap termotivasi tanpa merasa tertekan. Pecah tugas besar menjadi bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.
Di dunia perkuliahan, Gen Z memiliki banyak kesempatan untuk berkembang, tetapi mereka juga harus waspada terhadap kesehatan mental mereka.
Dengan mengenali tantangan yang ada dan menerapkan strategi untuk menjaga keseimbangan mental, mahasiswa dapat mengubah pengalaman mereka dari “fresh stress” menjadi “fresh start” yang positif.
Penting untuk mencari bantuan ketika diperlukan, karena kesehatan mental adalah kunci untuk kesuksesan di masa depan.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai tantangan kesehatan mental, Gen Z dapat lebih siap menghadapi dunia perkuliahan dengan percaya diri dan sehat secara mental.
Penulis: Asyifatul Ludfi Amaliya
Mahasiswa Prodi Farmasi, Universitas Islam Indonesia
Rujukan
American Psychological Association. (2020). Stress in America: A national mental health crisis. Diambil dari APA website.
Twenge, J. M. (2019). iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy—And Completely Unprepared for Adulthood. Atria Books.
Keles, B., McCrae, N., & Grealish, A. (2020). A systematic review: The impact of social media on mental health among young people. Journal of Adolescence, 79, 30-34.
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News