Komunikasi dengan Pasangan Buruk? Simak Penjelasannya melalui Pemahaman Teori Psikologi Sosial

Psikologi
Ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar.

Seringkali komunikasi juga tidak memiliki jalan yang mulus dalam penyampaian pesan. Bahkan komunikasi dapat memburuk apabila individu satu dan lainnya tidak memiliki intensitas untuk bersama-sama dalam melakukan kegiatan komunikasi.

Kita mungkin pernah menemui pasangan kekasih yang mengalami pertengkaran akibat adanya kesalahpahaman akibat komunikasi yang buruk. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki angka perceraian yang meningkat tiap tahunnya.

Salah satu faktornya adalah memburuknya komunikasi antar pasangan. Hal ini mungkin saja dapat terjadi akibat tidak adanya pola-pola komunikatif antar satu sama lain dalam proses komunikasi. Dalam hal ini hubungan pasangan yang mengalami komunikasi buruk dapat dipahami melalui melalui teori social exchange dalam psikologi sosial.

Bacaan Lainnya
DONASI

Apa itu teori penguatan sosial dalam psikologi sosial?

Teori ini menjelaskan bagaimana suatu hubungan komunikasi dua orang terjadi seperti transaksi jual beli. Lebih jauh lagi pendapat George Homans, mengatakan bahwa kedua pihak yang saling berinteraksi akan saling menentukan kualitas penentuan harga sehingga menimbulkan penentuan keuntungan bagi kedua pihak dalam proses komunikasi yang terjadi.

Interaksi ini tidak lain bertujuan untuk memberikan efek positif guna pemaksimalan keuntungan di kedua belah pihak.

Beberapa faktor yang mempengaruhi buruknya komunikasi pasangan

Reward (imbalan)

Dalam hubungan pasangan terjadi interaksi sosial yang mana haruslah memiliki imbalan antar kedua belah pihak. Berdasarkan perspektif teori ini hubungan komunikasi secara psikologi sosial haruslah memperolah hal yang dikorbankan dari kedua belah pihak.

Nantinya hal ini dianggap sebagai imbalan satu sama lain. Jika hal ini tidak terjadi, maka dapat menyebabkan defisit terhadap kualitas komunikasi terhadap pasangan. Yang mana pasangan tidak merasakan imbalan yang diberikan oleh lawan interaksinya.

Cost (pengorbanan)

Pengorbanan sebagai dasar yang melahirkan suatu imbalan nantinya. Dalam mempertahankan suatu komunikasi yang baik dengan pasangan haruslah ada pengorbanan entah itu waktu atau pun materi sebagai pemberian yang dapat tergolong sebagai reward.

Hal ini akan mempengaruhi tingkat penguatan komunikasi terhadap pasangan jika, pengorbanan tidak terjadi dalam proses komunikasi terhadap pasangan yang akan memburuk komunikasi.

Profit (keuntungan)

Dalam unsur ini komunikasi pasangan dapat mengalami surplus apabila kedua belah pihak merasakan keuntungan. Keuntungan yang didapatkan bisa jadi adalah reward yang dikurangi oleh pengorbanan.

Maksudnya adalah jika kita memberikan imbalan kepada pasangan haruslah tanpa adanya unsur pengorbanan sebagaimana dapat menggiring perspektif pasangan terhadap keuntungan yang diperolah dari imbalan yang diberikan.

Seharusnya demikian dalam perspektif teori ini, sebaliknya dapat mempengaruhi kualitas hubungan komunikasi terhadap pasangan yang dapat menyebabkan penurunan intenstias akibat tidak adanya keuntungan yang didapatkan.

Memperbaiki komunikasi dengan pasangan

Hal yang utama untuk dilakukan adalah adanya rasa saling menghargai (respect). Dengan adanya pemberian rasa hormat terhadap pasangan, kita dapat melaksanakan komunikasi dengan nyaman tanpa adanya perasaan buruk terhadap pasangan.

Kedua, yang terpenting selain rasa saling mengargai adalah adanya pemahaman mengenai internal masing-masing pasangan. Yang dimaksud internal pasangan di sini adalah kondisi kejiwaan pasangan. Mungkin saja pasangan kita sedang mengalami kelelahan yang tidak memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi dengan nyaman.

Selanjutnya, yang ketiga adalah memiliki sifat yang terbuka juga mampu memberikan efek yang baik dalam membangun komunikasi dengan pasangan.

Selain itu perlu dipertimbangkan beberap unsur yang ada dalam teori Social Exchange Theory yakni, Reward, Cost, dan Profit.

Tulisan ini diharapkan mampu memberikan efek peningkatan terhadap komunikasi pasangan. Hal yang perlu diperhatikan lebih jauh adalah mengenai pemahaman teori tanpa adanya praktik dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang kita pahami bahwa berdoa tanpa pengamalan dalam kehidupan tidak akan memberikan efek perubahan dalam kehidupan. Sama halnya dengan apa yang ada dalam teori ini. Pengamalan dalam teori ini sangatlah besar dalam perubahan komunikasi terhadap pasangan ke arah komunikasi yang lebih baik.

Penulis: 

Annisa Putri, S.Pd.
Mahasiswa Interdiciplinary Islamic Studies Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI