Laporan Observasi Lapangan pada UMKM Mekar Buah di Gunungkidul Yogyakarta

Gunungkidul Yogyakarta.
Laporan Observasi Lapangan pada UMKM Mekar Buah di Gunungkidul Yogyakarta.

Pendahuluan

A. Latar Belakang

1. Profil Perusahaan

Nama UMKM: Mekar Buah

Jenis Usaha: Buah-buahan

Lokasi: jalan playen Dlingo, ngunut lo, rt 16/01, Ngunut, Playen, Gunungkidul

Tahun berdiri: 2017

Bacaan Lainnya

Jumlah karyawan: 7 karyawan

Nama Pemilik: Intan Nurwindasari

2. Sejarah Mekar Buah

UMKM Mekar Buah didirikan sebagai bentuk inisiatif untuk mengembangkan potensi pertanian lokal khususnya dalam bidang budidaya dan distribusi buah-buahan seperti semangka, melon, dan pepaya. Dalam operasionalnya, Mekar Buah tidak hanya berfokus pada penjualan, namun juga mengembangkan model kemitraan dengan petani lokal melalui sistem bagi hasil dan penyewaan lahan pertanian.

UMKM ini dikenal karena model kerjanya yang berbasis pemberdayaan, di mana pekerja yang berhasil mencapai target panen mendapatkan bonus atau insentif dari pemilik. Selain fokus pada produktivitas, UMKM Mekar Buah juga menerapkan sistem keuangan mandiri yang kuat dengan pengelolaan pembukuan kios harian dan perputaran modal usaha yang efisien

Sebagai bentuk sinergi antara aktivitas ekonomi dan nilai spiritual, UMKM ini kemudian menginisiasi program Petani Bersholawat, yakni kegiatan keagamaan berupa pembacaan sholawat, doa bersama, dan tausiyah yang melibatkan para petani, pekerja, serta masyarakat sekitar. Program ini menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus bentuk rasa syukur atas hasil panen dan rezeki yang diperoleh.

Melalui Mekar Buah & Petani Bersholawat, UMKM ini berharap mampu menjadi pionir UMKM yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada kemanfaatan sosial dan spiritual masyarakat.

Baca Juga: Pengembangan Industri Berkelanjutan pada Buah Belimbing untuk Meningkatkan Produk Unggulan UMKM di Kota Depok

Pembahasan

A. Manajemen SDM

1. Bagaimana menetapkan jumlah, kompetensi, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan UMKM?

Penetapan jumlah tenaga kerja di UMKM dilakukan berdasarkan skala operasional dan volume kegiatan usaha. Dalam hal ini, UMKM seperti Mekar Buah akan memperhitungkan jumlah kios, banyaknya produk yang dijual, serta kebutuhan dalam sektor produksi seperti pertanian. Untuk kompetensi, pemilik UMKM cenderung merekrut tenaga kerja yang memiliki pengalaman atau keterampilan dasar dalam bidang penjualan atau pertanian. Penempatan tenaga kerja dilakukan dengan menyesuaikan keahlian masing-masing individu, seperti menempatkan orang yang cekatan dan komunikatif di bagian penjualan, serta yang telaten dan kuat fisik di bidang pertanian. Hal ini dilakukan agar efisiensi kerja meningkat dan produktivitas tetap terjaga.

2. Job Description (pembagian tugas dan tanggung jawab)

Pembagian tugas dalam UMKM cenderung fleksibel namun tetap jelas. Misalnya, di kios buah, satu orang bertanggung jawab atas penataan dan kebersihan lapak, satu orang mengatur stok dan transaksi, serta satu lagi berinteraksi langsung dengan pelanggan. Di sektor pertanian, ada pembagian yang mencakup pemupukan, penyiraman, panen, dan pengepakan hasil. Setiap pekerja mengetahui batas tanggung jawabnya, meskipun dalam praktiknya, sering terjadi saling membantu agar pekerjaan selesai tepat waktu.

3. Job Specification (spesifikasi pekerjaan)

Spesifikasi pekerjaan biasanya tidak terlalu formal seperti di perusahaan besar, namun UMKM tetap mempertimbangkan kemampuan dasar seperti kemampuan berkomunikasi bagi penjual, kekuatan fisik dan ketahanan cuaca bagi pekerja kebun, serta kejujuran dan kedisiplinan sebagai karakter utama yang diharapkan dari semua karyawan. Keahlian seperti mengoperasikan timbangan digital, mencatat transaksi, atau memahami kualitas buah yang layak jual juga menjadi nilai tambah dalam spesifikasi pekerjaan.

4. Job Recruitment (syarat pekerjaan)

Syarat pekerjaan di UMKM cenderung sederhana, misalnya minimal lulusan SMP atau SMA, memiliki semangat kerja, bersedia bekerja di bawah tekanan, dan dapat bekerja sama dalam tim. Proses rekrutmen dilakukan secara informal, bisa melalui rekomendasi dari karyawan lain, iklan lowongan di sekitar kios, atau dari kenalan pemilik usaha. Wawancara singkat dan uji coba kerja biasanya menjadi proses seleksi utama.

5. Job Evaluation (evaluasi pekerjaan)

Evaluasi pekerjaan dilakukan secara berkala, bisa mingguan atau bulanan, tergantung kondisi usaha. Pemilik UMKM seperti Mekar Buah akan melihat pencapaian target penjualan, ketepatan waktu kerja, serta kedisiplinan karyawan sebagai indikator kinerja. Jika ada karyawan yang menunjukkan kinerja luar biasa, maka biasanya akan diberikan bonus atau tambahan tanggung jawab. Sebaliknya, jika ada yang sering lalai, pemilik dapat memberikan teguran hingga mempertimbangkan penggantian.

6. Bagaimana proses rekrutmen dan seleksi karyawan?

Rekrutmen di UMKM umumnya tidak menggunakan prosedur administrasi formal. Pemilik akan mencari kandidat dari lingkungan sekitar, merekrut saudara atau kenalan, atau menerima lamaran langsung. Seleksi dilakukan melalui percakapan singkat untuk menggali motivasi kerja, pengalaman sebelumnya, serta kesesuaian karakter dengan budaya kerja UMKM. Kadang-kadang diberikan masa percobaan kerja selama beberapa hari untuk melihat apakah kandidat cocok.

7. Bagaimana menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian karyawan?

Program kesejahteraan di UMKM bisa berupa pemberian bonus jika target penjualan tercapai, pemberian makan siang, atau bantuan keuangan saat kondisi darurat. Untuk pengembangan, pelatihan dilakukan secara langsung oleh pemilik atau karyawan senior. Promosi biasanya diberikan berdasarkan loyalitas dan kemampuan kerja, misalnya dari karyawan biasa menjadi kepala kios. Pemberhentian dilakukan jika karyawan tidak menunjukkan perbaikan setelah diberi peringatan, atau jika terjadi pelanggaran serius seperti ketidakhadiran tanpa izin atau pencurian.

8. Bagaimana meramalkan kebutuhan SDM di masa yang akan datang?

Perkiraan kebutuhan SDM dilakukan berdasarkan rencana pengembangan usaha. Jika pemilik berniat membuka kios baru atau memperluas area pertanian, maka otomatis akan membutuhkan tambahan tenaga kerja. Mekar Buah misalnya, ketika menambah kios atau memperluas lahan tanam, maka mereka akan mempekerjakan lebih banyak orang, terutama dari kalangan masyarakat sekitar yang membutuhkan pekerjaan.

9. Bagaimana pelatihan dan pengembangan produktivitas karyawan?

Pelatihan dilakukan secara langsung di lapangan. Karyawan baru biasanya diajarkan oleh karyawan lama atau pemilik usaha tentang bagaimana cara melayani pelanggan, merawat buah agar tetap segar, atau menanam dan merawat tanaman buah. Pengembangan produktivitas dilakukan dengan evaluasi kinerja dan pemberian motivasi, misalnya berupa bonus, atau pujian atas kerja baik. UMKM umumnya tidak mengadakan pelatihan formal, namun belajar langsung dari praktik kerja sehari-hari.

10. Bagaimana mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal?

Mutasi vertikal di UMKM dilakukan jika ada karyawan yang menunjukkan prestasi, misalnya dari penjaga kios menjadi kepala kios. Sementara mutasi horizontal terjadi saat ada kebutuhan di cabang atau kios lain, karyawan bisa dipindahkan untuk membantu. Pemilik biasanya mempertimbangkan kemampuan adaptasi dan kepercayaan dalam melakukan mutasi ini.

11. Bagaimana mengatur pensiun dan pesangon?

UMKM biasanya belum memiliki sistem pensiun formal. Namun jika karyawan sudah lama bekerja dan ingin berhenti karena usia atau alasan pribadi, pemilik usaha dapat memberikan uang pesangon secara sukarela sebagai bentuk penghargaan. Besaran pesangon disesuaikan dengan lamanya masa kerja dan kemampuan keuangan usaha.

12. Masalah apa yang sering terjadi dalam manajemen SDM?

Masalah yang sering terjadi antara lain adalah karyawan tidak disiplin, sering datang terlambat, tidak jujur dalam mencatat transaksi, atau tidak bertanggung jawab dalam menjaga barang dagangan. Selain itu, ada juga kendala seperti kesulitan mencari tenaga kerja yang bersedia bekerja di sektor pertanian, terutama yang membutuhkan tenaga fisik dan bekerja di bawah terik matahari. Keterbatasan pelatihan juga membuat produktivitas karyawan sulit meningkat dengan cepat.

Baca Juga: Mahasiswa UMRI Melakukan Kunjungan UMKM untuk Penerapan Akuntansi dalam Sebuah Usaha

B. Manajemen Pemasaran

1. Bagaimana karakteristik produk atau layanan yang dihasilkan oleh UMKM tersebut?

Produk yang dihasilkan UMKM seperti Mekar Buah adalah buah-buahan segar hasil pertanian sendiri, yang memiliki karakteristik alami, segar, dan tanpa pengawet. Produk ini dipilih langsung dari kebun dan dijual dalam kondisi matang konsumsi, sehingga pelanggan bisa langsung menikmati tanpa harus menyimpan lama. Keunggulan lainnya adalah harga yang kompetitif, serta layanan yang ramah dari para penjual kios, yang menciptakan pengalaman belanja yang lebih personal bagi konsumen.

2. Bagaimana UMKM melakukan riset pemasaran dan menetapkan target pasar?

UMKM biasanya melakukan riset pemasaran secara sederhana dan tidak formal. Mekar Buah misalnya, mengamati pola pembelian konsumen di sekitar lokasi kios, memperhatikan produk mana yang cepat laku, serta mendengarkan langsung masukan dari pelanggan. Target pasar ditetapkan berdasarkan lokasi, seperti konsumen harian di sekitar kios, ibu rumah tangga, penjual jus, hingga pedagang eceran. Penyesuaian dilakukan juga berdasarkan musim buah, misalnya saat musim mangga, maka pasokan dan promosi difokuskan pada produk tersebut.

3. Bagaimana sistem distribusi produk UMKM?

Distribusi produk dilakukan secara langsung dari kebun ke kios. Mekar Buah tidak menggunakan distributor pihak ketiga, sehingga mereka dapat mengontrol kesegaran dan kualitas produk yang sampai ke tangan pelanggan. Buah-buahan dipanen di pagi hari, lalu langsung dikirim ke beberapa kios yang tersebar di wilayah strategis, biasanya menggunakan kendaraan roda dua atau mobil kecil. Sistem distribusi ini meminimalkan waktu penyimpanan dan menjaga kesegaran produk.

4. Bagaimana strategi promosi UMKM dalam memasarkan produknya?

Strategi promosi yang digunakan oleh UMKM bersifat sederhana namun efektif. Mereka memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp dan Instagram untuk menginformasikan ketersediaan stok atau promo harian. Selain itu, promosi juga dilakukan melalui spanduk di kios, penawaran diskon untuk pembelian dalam jumlah besar, serta promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) dari pelanggan tetap. Pelayanan yang ramah juga menjadi bagian dari strategi promosi tidak langsung, karena pelanggan merasa nyaman dan akan merekomendasikan kepada orang lain.

5. Bagaimana strategi pricing decision (penetapan harga)?

Penetapan harga dilakukan dengan memperhatikan harga pasar, biaya produksi, dan margin keuntungan yang wajar. Mekar Buah berusaha menjaga harga agar tetap bersaing namun tetap memberikan keuntungan. Harga juga bisa disesuaikan tergantung pada kualitas buah Misalnya buah yang benar-benar matang dan premium dijual dengan harga sedikit lebih tinggi. Selain itu, UMKM sering menggunakan strategi harga bundling atau potongan harga untuk pembelian grosir.

6. Bagaimana cara mengelola dan menindaklanjuti keluhan serta umpan balik pelanggan?

UMKM sangat terbuka terhadap masukan pelanggan. Jika ada keluhan mengenai kualitas buah, mereka biasanya langsung mengganti produk atau memberikan potongan harga sebagai bentuk tanggung jawab. Pelanggan juga dapat memberikan umpan balik secara langsung kepada penjual kios atau melalui pesan di media sosial. Masukan tersebut kemudian dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki produk atau pelayanan di kemudian hari.

7. Masalah apa yang sering dihadapi dalam pemasaran?

Masalah utama dalam pemasaran UMKM adalah keterbatasan jangkauan promosi dan media. Karena keterbatasan dana, mereka tidak bisa melakukan promosi berskala besar seperti iklan di media cetak atau televisi. Persaingan dengan pedagang buah lain di area yang sama juga menjadi tantangan, terutama dalam hal harga. Selain itu, perubahan cuaca yang ekstrim bisa memengaruhi pasokan buah, sehingga mempengaruhi kontinuitas pemasaran.

Baca Juga: Foam-Mat Drying: Teknologi Cerdas Ubah Jus Kecapi Jadi Bubuk Minuman Instan Berkualitas Buah Tropis Lokal yang Terlupakan

C. Manajemen Keuangan

1. Bagaimana melakukan perencanaan keuangan

Dalam melakukan perencanaan keuangan, pemilik usaha mekar buah selalu membuat rekapan antara uang masuk serta uang keluar yang akan digunakan untuk pembelanjaan barang di setiap kiosnya, sehingga dengan hal tersebut pemilik usaha mekar buah dapat mengetahui apakah target keuangannya dapat tercapai ataukah tidak.

2. Bagaimana menentukan Komposisi Modal dan bagi hasil

Pada komposisi modal dan bagi hasil, usaha mekar buah dikelola oleh pemiliknya sendiri, akan tetapi untuk usahanya mekar buah memiliki sistem pertanian dimana mereka bekerja sama ataupun menyewa seseorang untuk menanam dengan perjanjian dan target yang sudah ditentukan. Apabila bila orang tersebut dapat mencapai target hasil panennya maka, sistem bagi hasil mekar buah yaitu sebanyak 5% untuk seseorang tersebut dan 95% untuk mekar buah, karena murni seseorang tersebut hanya pekerja. Apabila pekerja tersebut dapat menghasilkan buah diatas target maka pemilik mekar buah akan memberikan bonus, karena Mekar buah lebih sering mempekerjakan orang dibandingkan dengan bagi hasil.

3. Bagaimana cara melakukan kontrol Keuangan

Mekar buah dalam mengontrol keuangan usahanya adalah dengan cara membuat membuat target di setiap kiosnya, dimana target tersebut dapat dilihat apakah dapat mencapai target ataukah tidak setiap satu sampai dua minggunya. Setiap kiosnya mekar buah selalu ada pembukuan setiap harinya, dengan pembukuan tersebut pemilik mekar buah dapat mengetahui berapakah uang masuk serta pengeluaran disetiap kiosnya. Selain itu mekar buah dalam melakukan kontrol keuangannya juga dengan cara meminimalisir pengeluaran. Mekar buah selalu mengusahakan dalam perputaran uang, dimana mekar buah selalu melakukan pembukuan untuk mengetahui berapakah omset yang diperoleh setiap kiosnya. Omset yang diperoleh kemudian dikurangi untuk gaji karyawan dan keperluan lainnya, sisa dari omset tersebut tidak dapat digunakan selama satu sampai dua minggu, karena sisa tersebut yang akan digunakan untuk perputaran uang mereka, di mana sisa uang tersebut akan digunakan untuk pembelanjaan. 

4. Bagaimana mengelola laba usaha

Mekar buah dalam mengelola Laba usahanya adalah dengan cara menambah kios, stok barang dan dengan menyewa lahan pertanian untuk menambah hasil panennya. 

5. Bagaimana proses Investasi yang dilakukan

Mekar buah melakukan investasi di lahan pertanian, tambah kios dan di stok barang, apabila terdapat laba lebih mekar buah akan menggunakan laba tersebut untuk pertanian, sehingga mereka akan mempekerjakan orang orang yang kurang lapangan pekerjaan untuk di bagian pertanian, seperti pada bagian penanaman buah semangka, melon, dan pepaya. Selain itu mekar buah juga akan investasi dengan melakukan penambahan kios untuk sehingga buah yang ada dapat di stok di tempat tersebut, sehingga mereka dapat menambah cabangnya. 

6. Masalah apa yang sering terjadi

Masalah yang sering dialami oleh pemilik usaha mekar buah adalah sering terjadinya utang pelanggan yang belum dibayarkan pas jatuh tempo, sehingga dapat menghambat pendanaan untuk pembelanjaan barang.

D. Manajemen Produksi

1. Bagaimana perencanaan desain produksi yang dilakukan oleh UMKM?

Perencanaan produksi dilakukan berdasarkan permintaan pasar dan musim panen buah. Mekar Buah akan menyesuaikan jenis buah yang ditanam dan dipanen dengan musim yang sedang berlangsung. Desain produksi diatur agar hasil panen maksimal bisa dijual dalam keadaan segar. Selain itu, perencanaan juga mencakup pengaturan jadwal panen, pengemasan, serta pengiriman ke kios. UMKM ini fokus pada hasil pertanian dan tidak melakukan pengolahan pasca panen secara besar-besaran, sehingga desain produksinya lebih sederhana dan berorientasi pada kecepatan distribusi.

2. Bagaimana sistem pengendalian produksi?

Pengendalian produksi dilakukan secara langsung oleh pemilik dan pekerja pertanian. Mereka memantau secara rutin kondisi tanaman, termasuk pemupukan, penyiraman, dan pengendalian hama. Setelah panen, buah disortir dan dipilih yang berkualitas baik untuk dijual. Jika ada hasil panen yang kurang layak jual, maka disisihkan atau dijual dengan harga lebih rendah. Mekanisme kontrol dilakukan untuk memastikan tidak ada produk busuk atau cacat yang sampai ke kios, karena hal ini dapat menurunkan kepercayaan pelanggan.

3. Bagaimana pengawasan terhadap kualitas hasil produksi?

Kualitas hasil produksi diawasi dari mulai tahap penanaman hingga penjualan. Pemeriksaan dilakukan terhadap ukuran, warna, dan tingkat kematangan buah. Pengawasan juga dilakukan saat pengepakan dan pengangkutan untuk menghindari kerusakan fisik. Mekar Buah memastikan bahwa buah yang dijual di kios dalam kondisi segar dan menarik, sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Jika ditemukan buah yang mulai membusuk di kios, maka segera dipisahkan dan tidak ditawarkan kepada pelanggan.

4. Masalah apa yang sering dihadapi dalam manajemen produksi?

Masalah yang sering muncul adalah banyaknya buah yang membusuk karena tidak terjual tepat waktu, terutama pada musim buah berlimpah. Hal ini menyebabkan kerugian karena produk tidak dapat disimpan lama. Selain itu, ketergantungan pada kondisi cuaca juga menjadi kendala besar—musim hujan atau kemarau panjang bisa mengganggu produksi di kebun. Terbatasnya tenaga kerja yang ahli di bidang pertanian juga menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga kualitas hasil panen.

Baca Juga: Buah Kering Rendah Gula: Inovasi Cemilan dari Teknologi Pengeringan Vakum

Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa UMKM seperti Mekar Buah telah menerapkan prinsip manajemen sumber daya manusia, pemasaran, dan produksi secara sederhana namun efektif. Pengelolaan SDM dilakukan secara informal namun mengutamakan kejujuran dan keterampilan dasar, sementara strategi pemasaran mengandalkan pendekatan personal, media sosial, dan harga kompetitif untuk menarik pelanggan. Dalam hal produksi, perencanaan dan pengawasan kualitas dilakukan langsung oleh pemilik guna menjaga kesegaran produk, meskipun masih menghadapi tantangan seperti pembusukan buah dan perubahan cuaca. Secara keseluruhan, UMKM ini menunjukkan ketahanan dan kemampuan adaptasi yang baik, serta memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh dengan dukungan pelatihan dan akses pasar yang lebih luas.

Penulis: 

1. Novi Puspitasari 2020008303
2. Nia Ramadani 2022008112
3. Randi Alfi Sahri 2022008087
4. Mateus A Genaro Tena 2022008118

Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Dosen Pengampu: Dika Prawita, S.Sos., M.M.

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

 

Ikuti berita terbaru di Google News

Poin Poin Artikel

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses