Literasi Digital sebagai Penguat dan Tantangan Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Belajar
Ilustrasi Literasi Digital. Foto: freepik.com.

Indonesia sejak masa kemerdekaan hingga kini, telah mengalami banyak perubahan dan perombakan di bidang pendidikan demi menciptakan sistem pendidikan yang bermutu. Pemerintah bersinergi dengan satuan pendidikan merancang sistem dan komponen pendidikan untuk membentuk generasi yang berdaya pikir, selaras dengan kemajuan zaman tanpa mengesampingkan budaya bangsa.

Kurikulum yang disebut-sebut sebagai jantung pendidikan tidak lepas dari perubahan yang diciptakan para pemimpin negara. Perjalanan kurikulum Indonesia dari tahun 1947 sampai kurikulum terbaru tahun 2022, terjadi sebanyak 12 kali perubahan. Wajah baru kurikulum yang saat ini hangat diperbincangkan adalah Kurikulum Merdeka Belajar.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter peserta didik dan kebebasan pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Guru diberi kebebasan mengembangkan media pembelajaran untuk membentuk sebuah proses pembelajaran yang bermakna.

Bacaan Lainnya
DONASI

Karakteristik dari Kurikulum Merdeka ini adalah adanya program pengembangan potensi dan karakter dalam proses belajar peserta didik yang dikenal dengan sebutan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kurikulum Merdeka yang berakar dari masalah rendahnya tingkat literasi dan numerasi Indonesia, serta diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 lalu, diharapkan menjadi sebuah kurikulum baru yang lebih sederhana untuk mengejar ketertinggalan atau learning loss yang dihadapi oleh bangsa.

Implementasi kurikulum baru ini tentu bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa problematika yang harus dihadapi, terutama bagi seorang guru sebagai pemeran utama dalam lingkup pendidikan.

Teknologi & Kurikulum Merdeka

Sebelum membahas apa yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, perlu diketahui bahwa teknologi yang setiap tahunnya berkembang pesat memiliki peran penting dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Apa sebenarnya urgensi penggunaan teknologi dalam Kurikulum Merdeka?

Teknologi memainkan peran penting dalam menumbuhkan kreativitas dan keterampilan, menyediakan berbagai macam sumber belajar dan informasi, serta menciptakan suasana belajar yang kolaboratif dan interaktif antara siswa dengan guru.

Berbicara tentang literasi dan numerasi yang menjadi target Kurikulum Merdeka, serta teknologi yang turut serta dalam pelaksanaan kurikulum tersebut, salah satu kesiapan yang harus dimiliki oleh guru dan siswa adalah keterampilan literasi digital.

Literasi Digital

Literasi digital adalah keterampilan pemahaman penggunaan teknologi digital, penyerapan informasi dengan nalar yang kritis, hingga pengetahuan akan etika berselancar di dunia digital. Literasi digital akan membantu guru dalam menyediakan materi belajar dengan metode pembelajaran yang bervariasi secara digital dan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya secara profesional.

Bagi siswa, keterampilan ini akan menumbuhkan sisi kemandirian dan kreativitas, hingga memperluas wawasan dan pengetahuan dari berbagai macam bahan pembelajaran yang sesuai kebutuhannya. Integrasi keterampilan literasi digital ke dalam Kurikulum Merdeka ini akan mempersiapkan para guru dan siswa sebagai generasi yang siap menghadapi kemajuan zaman.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah mengupayakan penguatan literasi digital untuk para pendidik guna memantapkan konsep Kurikulum Merdeka.

Berbagai macam program literasi digital digalakkan agar keterampilan ini dapat dikuasai oleh seluruh lapisan masyarakat. Semangat kreativitas ditumbuhkan melalui platform pendidikan yang menyediakan bahan-bahan ajar secara digital sehingga mendukung pengoptimalan Kurikulum Merdeka.

Tantangan Baru

Dengan adanya upaya tersebut, konsep Kurikulum Merdeka akan semakin kuat, guru dan siswa bersama-sama menuju ke arah yang lebih maju dan modern. Namun di sisi lain, bukankah muncul pertanyaan baru terkait penggunaan teknologi dalam literasi digital ini?

Misalnya, bagaimana dengan daerah pelosok yang belum terjangkau teknologi? Bagaimana mempersiapkan guru dan siswa agar dapat menguasai keterampilan ini?

Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan kerja sama yang baik antara pihak-pihak terkait dalam menyediakan akses yang lebih meluas sehingga teknologi dapat berkembang secara masif hingga menyentuh daerah pelosok.

Penting pula perluasan pengetahuan akan teknologi digital melalui pendekatan pendidikan inklusif maupun pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada tenaga pendidik dan siswa agar mampu menguasai keterampilan literasi digital.

Literasi digital yang menjadi penguat pelaksanaan konsep Kurikulum Merdeka, juga memunculkan tantangan baru dalam implementasinya.

Tetapi, kita perlu mengetahui bahwa setiap problematika yang dihadapi di dunia pendidikan, pasti ada solusi yang menuntut semua pihak yang bergerak di bidang pendidikan untuk bekerja sama guna menciptakan kurikulum pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

Sebagai generasi muda, semangat dan antusias yang tinggi menyambut pembaruan kurikulum dan mendukung upaya pemerintah penting dilakukan demi mewujudkan pendidikan Indonesia yang maju, bermutu, dan berkualitas.

Semangat antusias, wujudkan negeri berpendidikan dan berintegritas!

Penulis: Natasalwa Valencya
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Surabaya

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI