Maraknya fenomena hijrah yang diartikan sebagai perpindahan dari keburukan menuju kebaikan. Hijrah memiliki banyak makna dan ibrah yang dapat dipetik. Makna ibrah yang dapat diambil mulai dari ketaatan menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam sejarahnya, hijrah merujuk pada suatu peristiwa sejarah dalam islam dimana Nabi Muhammad SAW berpindah dari kota asalnya Makkah ke Madinah.
Hijrah adalah gerakan dan loncatan besar manusia. Hijrah meniupkan rasa semangat perubahan dalam pandangan masyarakat.
Dalam konteks hijrah memiliki makna yang merujuk pada kontekstualisasi Al-Quran, menunjukan makna yang tidak lagi terkait dengan dunia, namun lebih berarti pada pengertian hijrah dari satu titik ke titik yang lain, yaitu tekat yang tidak mengenal menyerah dalam perjuangan menegakan kebenaran.
Kata hijrah (هِجْرَةٌ) berasal dari akar kata hajara (هَجَرَ) yang berarti berpindah (tempat, keadaan, atau sifat), atau memutuskan, yakni memutuskan hubungan antara dirinya dengan pihak lain, atau panas menyengat, yang memaksa pekerja meninggalkan pekerjaannya.
Dalam pengertian syar’iy, hijrah berarti, “perpindahan Rasulullah saw. bersama sahabat-sahabatnya dari Mekkah menuju Madinah, kira-kira tahun ke-13 dari masa kenabiannya”. Atau “perpindahan dalam rangka meninggalkan kampung kemusyrikan menuju suatu kampung keimanan, dalam rangka melakukan pembinaan dan pendirian masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Atau meninggalkan tempat, keadaan, atau sifat yang tidak baik, menuju yang baik di sisi Allah dan Rasul-Nya (kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam).
Fenomena hijrah menjadi fenomena sosial yang menandai adanya fase krisis dalam diri manusia, khususnya di kalangan kaum muda.
Dalam fase tersebut, seseorang memerlukan jawaban yang kemudian bertransformasi melakukan perubahan, dalam hal ini ia merubah sesuatu yang ada pada dirinya dari aspek keagamaan.
Konsep hijrah paling populer menjadi perjalanan spiritual menuju kesalehan sejati. Maka dari itu, hijrah dianggap sebagai salah satu proses untuk mentransfomasikan perubahan religiusitas seseorang.
Transformasi hijrah secara makaniyah dideskripsikan sebagai upaya berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik, dari kebatilan menuju kebenaran.
Masifnya gerakan hijrah pada generasi muda hari ini merupakan fenomena baru yang berkembang baru-baru ini sebagai gerakan keagamaan di Indonesia.
Paradigma gerakan hijrah ini, pada dasarnya dimaknai sebagai sebuah ritus yang sifatnya personal sudah mulai bergeser menjadi gerakan yang dilakukan secara komunal.
Hijrah menjadi sebuah trend perubahan sosial bagi generasi milenial, sehingga menjadi sebuah gerakan atau loncatan besar manusia, dalam menumbuhkan semangat reformasi dalam konteks sosial-kemasyarakatan yang beragama.
Euforia hijrah menjadi gambaran bahwa hadirnya gerakan sosial ini dapat menjadi aspek perubahan sosial dengan menjadikan simbol agama sebagai sesuatu yang menarik bagi kalangan generasi muslim milenial.
Penyebaran gerakan hijrah ini secara luas menjadi gerakan yang banyak dilakukan oleh generasi muda, didukung dengan kemudahan teknologi informasi di era digital, sehingga penyebaran hijrah lebih meluas.
Gerakan hijrah yang terjadi pada para pengikut komunitas pemuda hijrah (Shift) di Bandung, pada awalnya didirikan pada tahun 2015.
Komunitas Shift atau Pemuda Hijrah, di Masjid Al Lathief Bandung ini menyasar kaum muda sebagai ladang dakwah.
Gerakan muslim milenial tersebut memliki tujuan menjadikan anak muda dekat dengan Al-Quran, shalat tepat waktu, giat mencari ilmu agama dan menebarkan syiar Islam. Agama menjadi sistem keyakinan yang dapat melahirkan tindakan kolektif berupa gerakan sosial sebagai cara untuk mengajak individu untuk mentransformasikan dirinya menjadi pribadi yang religius.
Dalam aktivitasnya, pengiat Shift akan menjamah anak muda dengan beragam golongan, mereka ikut bersama dengan komunitas motor, skuter, skateboarder di sekitar Kota Bandung.
Meskipun terdiri dari berbagai kalangan, para generasi muda yang tergabung dalam Shift ini tetap mempertahankan identitasnya sebagai skateboarder, seniman, hingga tampilannya yang gondrong maupun bertato. Namun, hal menariknya saat adzan berkumandang, mereka bergegas mengambil air wudhu untuk kemudian shalat. Tentu hal ini memberikan paradigma baru bahwa dengan adanya gerakan hijrah menjadi sebuah gerakan sosial yang menarik perhatian semua kalangan generasi muslim milenial.
Gerakan hijrah memberikan dampak tersendiri bagi kaum milenial, mengingat mereka sebagai pengguna media sosial aktif. Beberapa alasan mereka melakukan hijrah yang pertama adalah ekspresi yang timbul adalah ekspresi kuat dalam perkembangan hijrah islami di Indonesia. Kedua adalah para milenial yang memiliki pola pikir lebih kritis dan terbuka dalam memahami, melaksanakan, mengikuti segala perintah dalam ajaran agama Islam. Ketiga Hijrah islami para milenial adalah menempatkan individu-individu yang hijrah islami ke arah tujuan hidup yang lebih baik dan terarah.
Gerakan hijrah telah melahirkan gerakan keagaamaan secara komunal, gerakan ini berhasil membangun identitas baru yakni sebagai umat yang taat pada aturan Islam. Selain itu, gerakan ini juga memiliki misi yakni menjadikan anak muda dekat dengan Al-Quran, shalat tepat pada waktunya.
Tim Penulis: Damar Maulana Basmallah, Kresno Aji Priambodo & Muhammad Saddam
Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Daftar Pustaka:
Prof. Dr. H. Mardan (2020) Hijrah sebagai awal kebangkitan islam dan komunitas Muslim