Perkembangan dunia yang semakin canggih ini bisa membuat apa-apa serba digital, contohnya muncul beberapa marketplace. Kalian pasti sudah sering mendengar tentang marketplace.
Marketplace merupakan situs pihak ketiga yang menyediakan berbagai kategori produk dari beberapa penjual. Contoh dari marketplace meliputi Shopee, Tokopedia, Lazada dan masih banyak lagi.
Dalam marketplace kita bisa berbelanja dan melakukan pembayaran secara online, tentunya ini mempermudah pagi pembeli. Namun, kemudahan inilah yang dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya perilaku impulsive buying.
Apa itu Impulsive Buying?
Impulsive buying atau biasa dikenal dengan pembelian spontan merupakan perilaku dalam membeli suatu barang atau jasa tidak terkontrol dengan keputusan tidak terencana.
Artinya, seseorang ini membeli barang atau jasa hanya ketika mereka merasa bosan, jenuh dan stres. Dengan pembelian tidak terkontrol ini banyak dari mereka merasakan kepuasan tersendiri.
Karena pada saat perilaku impulsive buying ini tumbuh, seseorang akan membeli barang yang mereka inginkan bukan barang yang benar-benar dibutuhkan.
Faktor apa yang Mempengaruhi Impulsive Buying di Marketplace?
Faktor yang mempengaruhi impulsive buying pada marketplace yaitu shopping lifestyle, diskon, gratis ongkos kirim dan cashback.
1. Shopping Lifestyle
Shopping lifestyle merupakan sebuah kegiatan individu yang memanfaatkan waktu dan uang untuk mereka habiskan.
Dengan terus mengikuti trend yang cepat berganti maka seseorang akan sering melakukan pembelian dan ini yang berakibat timbulnya perilaku impulsive buying.
2. Diskon
Diskon merupakan penurunan sebuah harga dari harga aslinya yang bertujuan untuk menarik minat pembeli. Ini membuat pembeli akan cepat melakukan transaksi dengan memborong produk yang sedang diskon.
3. Gratis Ongkos Kirim
Biasanya dalam marketplace terdapat banyak voucher gratis ongkos kirim dengan minimal pembelian tertentu.
Jadi, jika barang yang dibeli belum memenuhi minimal pembelian maka secara otomatis akan menambah satu atau dua barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.
4. Cashback
Setiap hari di marketplace tersedia voucher yang bisa di klaim salah satunya yaitu voucher cashback. Dengan pembelian banyak otomatis cashback yang diterima semakin banyak, ini juga akan memacu pembelian secara spontan.
Dampak Negatif Impulsive Buying pada Perilaku Konsumen
Kebiasaan perilaku impulsive buying sangat tidak baik jika dibiarkan terus-menerus, terlebih lagi jika kita sendiri yang terkena perilaku tersebut. Adapun dampak negatif dari belanja spontan, yakni:
- Memicu stress karena takut ketinggalan trend
Belanja impulsif dilatarbelakangi oleh kondisi ini dan apabila dibiarkan dapat memicu stres. - Perencanaan keuangan berantakan
Kebiasaan belanja impulsif dapat mempersulit kita dalam merencanakan keuangan yang berakibat kesehatan finansial sulit terkontrol. - Semakin banyak barang tidak terpakai
Karena dipacu oleh adanya diskon, gratis ongkos kirim, cashback tentunya akan membuat seseorang memborong barang atau jasa secara spontan. Dan perilaku ini membuat barang semakin banyak yang tidak terpakai. - Boros yang berkepanjangan
Kebiasaan belanja impulsif akan membuat menghamburkan uang hanya untuk memenuhi keinginan bukan kebutuhan.
Tips Mencegah Terjadinya Impulsive Buying
- Memastikan barang yang ingin dibeli, dilihat kembali dua minggu ke depan
Dengan melakukan cara ini maka kita dapat memastikan apakah barang tersebut memang diperlukan dibeli atau hanya keinginan sesaat. - Batasi membuka marketplace
Jika kita sering bahkan setiap hari membuka, maka akan ada tampilan menarik dengan memunculkan rekomendasi produk-produk beserta diskonnya. Ini membuat perilaku itu timbul. - Mengingat tujuan keuangan
Jika kita memiliki tujuan menabung jangka panjang dan pendek, maka ini tips yang cocok untuk mengontrol keuangan. - Membuat skala prioritas yang akan dibeli
Dengan mengetahui prioritas barang yang akan dibeli, maka belanja impulsif dengan memborong suatu barang akan teratasi.
Penulis: Eka Ajeng Parwanti
Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah, Universitas Ahmad Dahlan
Editor: Imamah Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi