Mekanisasi Drone untuk Pertanian Tebu Berkelanjutan

Tanaman Tebu
Dokumentasi Petani (Sumber: Penulis)

Berbincang mengenai tebu, tebu itu sendiri adalah tanaman penting dalam sektor pertanian, terutama untuk produksi gula dan bioenergi.

Dalam konteks pertanian berkelanjutan, tebu memiliki peran signifikan karena mampu memberikan kontribusi ekonomi, sosial, dan lingkungan yang seimbang jika dikelola dengan benar.

Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah penulis, yakni di Kabupaten Kecamatan Kauman, Tulungagung, dikarenakan memiliki iklim tropis yang cukup bagus dan juga sumber daya yang sangat potensial untuk mengembangkan usaha pertanian ini.

Perlu kita ketahui bahwasanya tanaman ini ditanam ketika pertengahan hingga akhir tahun, pada masa itulah biasanya akan terjadi perubahan musim dari kemarau mengambil menuju penghujan. Mengamati akan beberapa petani tebu tersebut.

Bacaan Lainnya

Pada dasarnya teknik pertanian mereka masih menggunakan teknologi konvensional atau dengan peralatan seadanya, sehingga kurang bisa untuk memaksimalkan waktu pengerjaan untuk hasil yang lebih baik.

Metode tradisional kadang tidak cukup efektif untuk mengatasi serangan hama atau penyakit tanaman secara masif.

Baca Juga: Penggunaan Drone dalam Bidang Pertanian untuk Tanaman Padi

Pertanian tebu dikatakan menjanjikan karena tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang begitu intensif dibandingkan tanaman komoditas perkebunan lainnya.

Maka dengan penggunaan teknologi terkini, seperti penggunaan drone dalam pertanian tebu, adalah inovasi yang semakin populer untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Drone dapat digunakan untuk berbagai aktivitas dalam budidaya tebu, seperti pemantauan tanaman, pemupukan, penyemprotan pestisida, hingga analisis lahan.

Pemanfaatan Drone

Pemanfaatan dari teknologi drone dalam pertanian tebu, yakni:

Pemantauan Tanaman dalam Mengidentifikasi

Masalah tanaman, seperti serangan hama, penyakit, atau kekurangan nutrisi, mendeteksi tingkat kelembaban tanah menggunakan sensor tertentu, serta memetakan area lahan dengan tingkat pertumbuhan yang tidak merata.

Sumber: Pinterest

Penyemprotan pupuk cair atau pestisida yang dilakukan secara merata dengan menggunakan drone di lahan tebu dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual, bahan kimia berlebih, dan menghemat waktu.

Baca Juga: Penerapan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) pada Pertanian Terasering di Kota Batu

Hal ini dikarenakan lebih sedikit bahan kimia yang terbuang dan lahan dapat dikelola dengan lebih efektif.

Dalam analisis lahan, penggunaan drone sangat penting. Dengan bantuan teknologi GIS (Geographic Information System), drone dapat memetakan topografi lahan untuk memastikan drainase yang baik.

Tanaman tebu ini tidak dapat hidup dan berkembang secara optimal apabila terdapat banyak air di area lahan, serta mengidentifikasi area yang membutuhkan pemupukan atau pengendalian hama.

Oleh karena itu, drone dengan kamera inframerah atau multispektral dapat mendeteksi stres tanaman akibat kekurangan air, nutrisi, atau serangan hama sebelum tanda-tanda visual muncul.

Yang tidak kalah penting, yakni pengukuran luas lahan secara akurat sangat berpengaruh dalam perencanaan serta pengalokasian biaya produksi tanaman tebu agar tepat sasaran.

Tantangan Mekanisasi Drone

Seperti yang kita ketahui, terdapat tantangan tersendiri dalam mekanisasi drone di pertanian tebu, yakni:

Biaya Awal yang Tinggi

Untuk membeli drone dan perangkat lunaknya bisa mahal, yang menjadi kendala terutama bagi petani kecil disertai dengan keterbatasan pengetahuan dan pelatihan, sehingga petani mungkin memerlukan pelatihan khusus untuk mengoperasikan drone dan memanfaatkan data yang dihasilkan secara efektif.

Baca Juga: Pertanian Organik: Bisakah Benar-Benar Terealisasi?

Batasan teknis dalam beberapa drone memiliki kapasitas beban yang terbatas, sehingga kurang efisien untuk lahan tebu yang sangat luas atau penyemprotan dalam volume besar.

Pada kendala regulasi dalam penggunaan terdapat peraturan terkait penerbangan drone, seperti ketinggian maksimum dan larangan terbang di area tertentu, bisa membatasi fleksibilitas penggunaannya ketika di lahan pertanian tersebut.

Serta pemeliharaan dan keandalan dari teknologi drone ini membutuhkan perawatan berkala, dan ada risiko kerusakan akibat cuaca atau medan yang tidak ramah, seperti angin kencang, area penuh pepohonan, atau populasi burung, yang sangat tinggi menimbulkan tantangan tersendiri dalam pemanfaatannya.

Pada kesimpulannya, penggunaan teknologi drone dalam pertanian tebu sangat menjanjikan karena dapat mengurangi tenaga operasional untuk pemantauan dan penyemprotan.

Serta jangkauan drone yang luas sebagai salah satu upaya dalam menjangkau area luas dalam waktu singkat dibandingkan metode konvensional.

Jika tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi, mekanisasi drone memiliki potensi besar untuk merevolusi pengelolaan pertanian tebu.

Baca Juga: Potensi Bagasse Tebu sebagai Media Tumbuh Jamur Tiram Putih di Indonesia

Teknologi ini dapat diintegrasikan dengan Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan analisis prediktif yang lebih akurat.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan teknologi, dan petani dapat membantu menurunkan biaya dan meningkatkan aksesibilitas teknologi ini.

Dibandingkan dengan metode modern, hasil panen tebu secara tradisional cenderung lebih rendah karena kurangnya efisiensi dan teknologi.

Secara keseluruhan, mekanisasi drone adalah langkah maju yang signifikan dalam pertanian tebu, terutama dalam mendukung pertanian modern yang lebih efisien, berkelanjutan, dan berbasis data.

Pertanian tebu dengan teknik tradisional tetap relevan di beberapa wilayah, terutama jika diselaraskan dengan praktik yang ramah lingkungan dan kebutuhan lokal.

Akan tetapi, untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan, petani dapat mengintegrasikan teknik tradisional dengan elemen modern, seperti penggunaan varietas unggul, pengelolaan air yang lebih baik, atau penerapan teknologi sederhana yang sesuai dengan anggaran.

Kombinasi ini dapat menjaga kearifan lokal sekaligus meningkatkan hasil panen dan pendapatan.

Baca Juga: Kecerdasan Buatan untuk Pertanian: Prediksi Cuaca dan Hama Lebih Akurat

Hal demikianlah yang dapat diimplementasikan apabila mungkin beberapa tantangan dari mekanisasi penggunaan teknologi drone dalam pertanian tebu belum dapat terselesaikan secara keseluruhan.

 

Muchammad Choirul Anwar

Penulis: Muchammad Choirul Anwar
Mahasiswa Prodi Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses